Penyediaan fasilitas pembelajaran bagi mahasiswa generasi millennial ditanggapi secara serius oleh Fakultas Kehutanan UGM. Dengan berbekal kerjasama dengan Frankfurt Zoological Society (FZS) yang telah ada sejak tahun 2017, pada hari Jum’at tanggal 2 November 2018 Dekan Fakultas Kehutanan, Dr. Budiadi, S.Hut., M.Agr.Sc. meresmikan ruang Wildlife Conservation Centre (WCC) di Laboratorium Satwa Liar. WCC merupakan fasilitas baru untuk sarana diskusi, seminar, dan ruang kerja mahasiswa yang merupakan hasil renovasi dari ruang perpustakaan Laboratorium Satwa Liar. Renovasi WCC hasil kerjasama antara Fakultas Kehutanan dengan Frankfurt Zoological Society (FZS) yang didukung oleh International Elephant Project (IEP) dan didukung pendanaan dari United State Fish and Wildlife Services (USFWS). Ruang WCC ini memang tergolong unik dan tidak seperti model ruangan di universitas pada umumnya, WCC didesain dengan suasana yang kasual layaknya café. Desain unik ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas civitas akademik, terutama mahasiswa Laboratorium Satwa Liar dalam berbagai kegiatan akademis.
Kegiatan yang dilakukan di sela-sela coffee break Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dalam Fakultas Kehutanan UGM, acara tersebut juga dilakukan penandatanganan kontrak kerja sama antara Fakultas Kehutanan dengan Birdpacker dan perjanjian kerja antara Laboratorium Satwa liar dengan Volunteers in Asia (VIA) Indonesia. Kerjasama dengan Birdpacker menunjukkan bahwa Fakultas Kehutanan berkomitmen untuk mendorong kemajuan citizen science di Indonesia. Birdpacker saat ini mengelola aplikasi Burungnesia yang menjadi wadah bagi para pengamat burung di seluruh Indonesia untuk mencatat hasil observasi mereka terhadap burung-burung di alam. Meskipun banyak kontributor yang bukan berasal dari institusi akademis, Burungnesia memiliki database terbesar dan terlengkap mengenai keberadaan burung-burung Indonesia di alam. Fakultas Kehutanan dan Birdpacker akan bersama-sama mengembangkan dan membina citizen science untuk mendukung upaya konservasi burung di Indonesia.
Laboratorium Satwa Liar juga bekerjasama dengan VIA Indonesia untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris di bidang sain dan konservasi. Penelitian dan konservasi satwa liar memerlukan kerjasama internasional, sehingga kemampuan menggunakan Bahasa Inggris sangat diperlukan oleh akademisi. Melalui VIA Indonesia, tiga orang relawan dari Amerika Serikat akan mengisi berbagai kegiatan seminar dan mentoring untuk membantu mahasiswa dan staf mengembangkan keterampilan menulis ilmiah dan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris.
Penanda-tanganan Memorandum of Understanding antara Fakultas Kehutanan dengan Birdpacker
Penanda-tanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Laboratorium Satwa Liar dengan VIA Indonesia