Pemanfaatan kayu oleh manusia telah melewati sejarah yang panjang. Hal tersebut menegaskan kayu dengan keunggulan sifatnya menjadi salah satu bahan baku utama dalam kehidupan manusia. Demikian Prof. Dr. Ganis Lukmandaru, M.Agr., S.Hut mengawali pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar di Universitas Gadjah Mada dengan judul Kayu sebagai Penyedia Bahan Kimia Alami Ramah Lingkungan : Dulu, Sekarang, dan Masa Mendatang di Indonesia.
“Tema tersebut dilatarbelakangi dari bidang yang selama ini saya tekuni yaitu kimia kayu dengan fokus di kontribusi dan pemanfaatannya”, disampaikan Ganis Lukmandaru.
Lebih lanjut disampaikan bahwa mengingat sangat banyaknya produk kayu dari konversi termokimia, maka dalam kesempatan ini hanya dibatasi untuk yang telah diproduksi secara komersial di Indonesia beserta potensi ke depannya untuk beberapa produk-produk yang kuantitasnya masih minor.
Kayu merupakan bahan organik yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Kayu telah dimanfaatkan oleh manusia sejak ratusan tahun yang lalu dengan bukti ditemukannya fosil berusia 400.000 tahun di Schoningen, Jerman berupa enam buah tombak dengan ujung dan tongkat berbahan kayu. Melalui metabolisme primer maupun sekunder, terjadi proses pembentukan sel-sel kayu. Secara kimiawi sel-sel kayu bisa dibedakan antara komponen primer kayu yaitu penyusun dinding sel kayu dan komponen sekunder yaitu zat yang bukan penyusun dinding sel kayu.
Komponen primer kayu terdiri dari bahan lignoselulosa yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Saat ini, pemanfaatan bahan lignoselulosa antara lain pulp dan kertas, rayon viskosa, bioethanol, nanoselulosa, zat aditif, asap cair, dan bahan bakar. Sedangkan pemanfaatan komponen sekunder yang merupakan zat ekstraktif kayu yakni sebagai getah pinus dan karet beserta produk olahannya, dan minyak atsiri.
Di masa mendatang, bahan lignoselulosa dari kayu menjadi pilihan yang tepat sebagai alternatif sumberdaya terbarukan sebagai pengganti bahan fosil. Namun, perlu adanya langkah bijak dalam pemanfaatannya agar tidak merugikan lingkungan. Oleh karena itu, sebagai peneliti hendaknya cermat dalam melakukan riset yaitu ke arah yang lebih sustainable, ramah lingkungan, dan tidak mengandalkan zat kimia beracun.
Selain itu, konsep biorefining sedang berkembang sejalan dengan tren green chemicals di mana bahan lignoselulosa kayu bisa diolah menjadi berbagai macam bahan kimia yang bermanfaat. Di sisi lain, produk kertas, bioplastik, dan plastik daur ulang dapat menjadi produk olahan kayu yang ramah lingkungan pengganti plastik sintetis yang limbahnya mengganggu ekosistem dan mengancam kehidupan serta kesehatan manusia.
Mengakhiri pidato, Prof. Ganis Lukmandaru menyampaikan bahwa meskipun terdapat berbagai hambatan dalam pengubahan ekonomi industri kimia berbasis hidrokarbon menjadi ekonomi berbasis lignoselulosa, tantangan besar ke depan adalah menukar bahan baku dari yang tidak terbarukan menjadi terbarukan khususnya kayu untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Pengukuhan Prof. Dr. Ganis Lukmandaru, M.Agr., S.Hut. sebagai Guru Besar Fakultas Kehutanan dilakukan dalam Rapat Terbuka Dewan Guru Besar Universitas Gadjah Mada di Balai Senat Universitas Gadjah Mada pada hari Selasa tanggal 30 Maret 2021 secara terbatas dan memenuhi protocol kesehatan. Sebagai bentuk adaptasi di masa pandemic, pelaksanaan Rapat Terbuka tersebut tidak hanya dilaksanakan secara luring di balai senat, namun juga disiarkan secara daring melalui Youtube Kanal UGM https://youtu.be/3DSXyLd2ROs
Pengukuhan Prof. Dr. Ganis Lukmandaru, M.Agr., S.Hut sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Teknologi Hasil Hutan menambah daftar Guru Besar di Universitas Gadjah Mada yaitu sebagai Guru Besar aktif ke-339 dan ke-13 di Fakultas Kehutanan UGM.