Yogyakarta (28/06) Wildlife Conservation Centre (WCC), Laboratorium Satwa Liar, Fakultas Kehutanan UGM kembali menyelenggarakan pelatihan pada tanggal 28 Juni 2019. Kali ini WCC mengangkat tema “Radio Telemetry for Wildlife Study” yang bertujuan untuk mengenalkan teknologi radio telemetri dalam penelitian satwa liar. Dalam pelatihan ini, Dr. Marco Campera dari Oxford Brookes University-Inggris dan Dr. Michela Balestry dari Little Fireface Project diundang untuk menjadi instruktur. Pelatihan ini diikuti oleh 15 orang yang terdiri dari mahasiswa, institusi pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat. Tidak hanya dari Yogyakarta saja, para peserta juga datang dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Banten, Jambi, dan Bandar Lampung.
Pelatihan ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu pengumpulan data dan analisis. Pada awal kegiatan, peserta dikenalkan dengan peralatan-peralatan radio telemetri, yaitu pemancar gelombang radio (transmitter) dan alat penerima sinyal (receiver). Radio transmitter ini adalah alat yang dipasangkan pada satwa yang menjadi target, sedangkan alat penerima sinyal digunakan untuk mendeteksi keberadaan satwa. Setelah berkenalan dengan alat-alat yang digunakan, peserta dipandu untuk melakukan simulasi pengumpulan data dengan mencoba mencari beberapa alat pemancar yang telah disembunyikan di lokasi tertentu. Pada bagian pengolahan data, peserta diperkenalkan dengan beberapa teknik statistika dan sistem informasi geografis (SIG) untuk mengolah informasi yang diperoleh dari radio telemetri. Menggunakan metode tersebut, peneliti bisa memperkirakan luas daerah jelajah, perilaku, bahkan seleksi habitat yang dilakukan oleh satwa yang sedang diteliti.
Radio telemetri merupakan salah satu metode yang efisien untuk meneliti satwa liar. Karena menggunakan gelombang radio, peneliti bisa memantau pergerakan satwa yang menjadi target dari jarak jauh secara terus-menerus. Kemampuannya untuk mengukur penggunaan habitat oleh satwa liar membuat metode ini bisa digunakan untuk membuat perencanaan spasial pengelolaan biodiversitas. Diharapkan para peserta yang mengikuti pelatihan ini dapat menerapkan teknik-teknik radio telemetri dalam penelitian satwa liar dan konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.