Yogyakarta, 4 Maret 2020.
PT Taspen (Persero) yang diwakili oleh Direktur Utamanya, A.N.S Kosasih menyerahkan bantuan senilai Rp290.500.000 secara simbolis kepada Rektor UGM Prof. Panut Mulyono, Rabu (4/3), dalam acara Seremoni Pembangunan Hutan Bambu Program Pelestarian Alam di Kawasan Hutan Tujuan Khusus (KHDTK) Wanagama, Kabupaten Gunung Kidul. Pemberian bantuan tersebut merupakan bagian dari kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Taspen dalam rangka menciptakan kelestarian alam yang berkelanjutan. Dalam acara ini, turut pula dihadiri oleh Dekanat Fakultas Kehutanan UGM, para eselon 3 Kementerian LHK, Bupati Gunung Kidul, beberapa Kepala Dinas pemerintah kabupaten, para Kepala Desa, mahasiswa dan masyarakat setempat. Turut hadir juga adalah para pimpinan dan anggota Saka Wana Bakti dan Saka Kalpataru gerakan Pramuka Gunungkidul. Dalam acara tersebut juga ditandai dengan penandatanganan prasasti pembangunan hutan bambu oleh Ketua Kwarda Gerakan Pramuka D.I. Yogyakarta, GKR Mangkubumi.
Kegiatan Pelestarian Hutan Bambu Wanagama awal mulanya digagas oleh Fakultas Kehutanan UGM sebagai bagian dari gerakan 1000 desa bambu yang menjadi rencana strategis KLHK dan Yayasan Bambu Lestari, khususnya klaster Yogyakarta. Bambu merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Selain mampu menyimpan air dalam jumlah yang besar juga menyimpan cadangan karbon yang baik untuk mitigasi perubahan iklim. Selain itu, bambu mempunyai manfaat ekonomis karena batangnya bisa menjadi material bangunan yang tangguh dan rebungnya bisa menjadi sumber pangan masyarakat. Untuk itu, selama 5 – 10 tahun ke depan diharapkan tumbuh industry pengolahan bamboo di pedesaan dan lembaga desa serta pemerintah daerah berkontribusi terhadap perluasan hutan bamboo di Yogyakarta. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini, UGM akan berupaya terus untuk mengembangkan teknologi yang mampu meningkatkan nilai ekonomi bambu.
Untuk mendukung kegiatan Pelestarian Hutan Bambu Wanagama yang berada di lokasi petak 7, 13 dan 16 ini, Taspen memberikan bantuan berupa bibit tanamam bambu petung total sebanyak 2300 bibit yang telah ditanam secara bertahap. Pada bulan Desember 2019, penanaman tahap 1 telah dilakukan sesuai target yaitu sebanyak 1100 bibit di atas lahan seluas 1 hektar yang lokasi tanamnya tidak jauh dari sungai sehingga diharapkan peluang hidup tanaman bambu menjadi lebih tinggi. Penanaman tahap berikutnya sebanyak 1100 bibit telah selesai dan sisanya 100 bibit digunakan untuk penyulaman. Selain itu, teknologi infus bambu juga diterapkan untuk mengantisipasi kekurangan air di musim kemarau.
Demplot hutan bambu Wanagama yang memiliki total luas 2 ha ini rencananya akan dikembangkan menjadi 10 ha dan dikelola secara intensif menjadi ekosistem bambu yang memiliki banyak manfaat yaitu rebungnya sebagai bahan pangan dan bambunya dapat diolah menjadi barang kerajinan. Selain itu, adanya ekosistem bambu ini, juga dapat mengurangi erosi tanah sehingga kesuburan lahan dapat terus terjaga. Keberhasilan pengelolaan Hutan Bambu Wanagama nantinya dapat menjadi referensi dan wisata edukasi bagi masyarakat pada umumnya.
Program Pelestarian Hutan Bambu Wanagama sesuai road map-nya akan dilakukan selama 10 tahun dengan empat fase yaitu, pertama, inisiasi unit percontohan (demplot) hutan tanaman bambu (produksi dan konservasi), kedua, perluasan klaster hutan Bambu Yogyakarta, ketiga, pembangunan industri pengolahan bambu, dan terakhir, monitoring tata kelola bambu dan integrasinya dengan industri hilir.
Harapan Taspen program penanaman bambu ini akan menjadi program yang berkelanjutan. Setelah 3 tahun, panen bambu dapat dilakukan dan disiapkan untuk produksi kerajinan yang melibatkan masyarakat sekitar. Masyarakat akan diberi pelatihan untuk menjadi pengrajin bambu dan dapat menjadi mitra binaan Taspen maupun BUMN lainnya yang memberikan bantuan permodalan dari program PKBL, diharapkan kedepan hasil hutan bambu Wanagama membawa manfaat dalam meningkatkan industri kreatif dan ekonomi rakyat, sehingga sehingga akan tumbuh UKM-UKM yang mandiri.