Fakultas Kehutanan UGM telah kembali mengadakan Seminar Nasional Research Update pada hari Kamis (22/10) secara luring. Tahun ini terasa berbeda karena semua sesi dilakukan secara luring, karena kondisi pandemik COVID-19 yang masih melanda. Seperti pada tahun sebelumnya, seminar nasional research update diadakan dalam dua sesi besar, pertama adalah sesi talkshow dan kedua adalah sesi presentasi oleh dosen Fakultas Kehutanan UGM dan presenter umum. Kegiatan seminar kali ini mengangkat tema “Dukungan Sektor Kehutanan untuk Kedaulatan Pangan Nasional”.
Seminar diawali dengan laporan Ketua Panitia Dies Natalis ke-57 FKT UGM, Widiyatno, S.Hut., M.Sc., Ph.D. dan sambutan oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Budiadi, S.Hut., M.Agr.Sc.. Dalam sambutannya, Bapak Budiadi menyampaikan dalam kondisi pandemi saat ini masalah ketahanan pangan perlu diperhatikan, selain masalah kesehatan. Pada awal pandemi banyak pertanyaan muncul mengenai peran sektor kehutanan dalam membantu menangani kondisi pandemi. Bersamaan dengan yang sama, pemerintah juga mencanangkan program ketahanan pangan nasional dengan program food estate. “Dan oleh sebab itu, kami menentukan tema ini (ketahanan pangan nasional) sebagai poin fokus atau prioritas, bagi kita webinar yang kita jalankan (diharapkan) memberikan resume yang baik untuk disampaikan kepada pemerintah,” tambah Budiadi.
Sesi talkshow diikuti oleh 290 peserta dan dimoderatori oleh Widiyatno, S.Hut., M.Sc., Ph.D.. Kemudian paparan pertama disampaikan oleh Dr. Sonya Dewi yang membahas mengenai “Peranan Agroforestri dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Lokal dan Global”. Beliau mengungkapkan permasalahan ketahanan pangan atau food security sebagai permasalahan lokal dan global. Secara global lebih dari 820 juta orang masih kelaparan sementara 2 miliar orang dewasa dan 40 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami kelebihan berat badan. “Berdasarkan Global Food Security Index, kita sudah naik terus tingkatannya, sekarang ada pada urutan ke-62 dari 113 negara (2019), dimana urutan ini sudah meningkat terus dari tahun-tahun sebelumnya’, tambah Sonya.
Selanjutnya, pemaparan kedua oleh Dr. Budiadi, dimana beliau saat ini juga sebagai Ketua Indonesia Network for Agroforestry Education (INAFE), mengenai “Hutan untuk Lumbung Pangan Nasional: Tantangan atau Ancaman?”. Beliau menyampaikan bahwa ada batasan dan redefinisi pangan dari hutan, seperti tidak identik dengan HHBK atau NTFP, tidak hanya pangan pokok/staple food, dan tentu saja dapat mencakup produk-produk pangan konsumsi, antara lian makanan pokok, suplemen, dan produk turunan). Bapak Budiadi juga memaparkan bahwa ada beberapa hal yang harus kita pahami mengenai hutan sebagai lumbung pangan, yaitu kepentingan produksi pangan jangan sampai mengalahkan tujuan peningkatan fungsi (ekologi) hutan, perlunya identifikasi sebagai sumbangan kepada kesejahteraan masyarakat lokal, dan perlu focus untuk pengembangan keilmuan budidaya produktif dan demplot yang beragam.
Terakhir, ada penyampaian arahan atau orasi oleh Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P., dimana beliau sangat mengapresiasi pemikiran Fakultas Kehutanan mengenai pangan ini. Jawa Tengah sendiri juga sudah pernah ada demplot mengenai tanaman pangan di area kehutanan, dimana antara sela-sela kayu (pohon) ada tanaman padi dan bagus (namun hanya percobaan). Fakultas Kehutanan ini memberi contoh bagaimana kita tidak harus berpikir linear untuk menghadapi masalah global. “Petani akan makmur jika memiliki lahan lebih dari dua hektar, maka sudah hipotesisnya tidak ada yang makmur. dan produktivitas disuruh tinggi, maka itu impossible,” tambah Ganjar. Bapak Ganjar mengakhiri arahan bahwa kita perlu mendigitalisasi seluruh (komposisi pangan) agar kita bisa berkata “Ya kita orang negara yang paling siap di seluruh dunia untuk mencukupi pangan”.
Ketersediaan pangan terbukti sangat penting karena pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Banyak contoh negara dengan sumber ekonomi memadai tetapi mengalami kehancuran karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya. Semoga kita bisa mandiri pangan dengan mencukupi kebutuhan pangan lokal.
Link materi/ ppt dari invited speakers:
https://drive.google.com/drive/folders/1CC8CTVbnJyGf6ylOWYq0JvaKc8quALjN?usp=sharing