Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan UGM baru saja menerima kunjungan asesor ASIIN secara daring pada 23-25 Maret 2021. ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik) merupakan lembaga akreditasi internasional yang berpusat di Jerman dan berdiri sejak Juli 1999. Lembaga akreditasi ini menilai beberapa bidang ilmu seperti pertanian, biologi, ilmu rekayasa, matematika, dan sains.
Selain Prodi Kehutanan, Fakultas Pertanian UGM mengikutsertakan pula tiga prodinya, yakni: Prodi Teknologi Hasil Perikanan, Prodi Proteksi Tanaman, serta Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Secara bersamaan, keempat prodi tersebut dinilai oleh 7 asesor ASIIN, yaitu: Prof. Dr. Peter Spathelf (Eberswalde University for Sustainable Development), Prof. Dr. Wolfgang Kath-Petersen, (University of Applied Sciences Köln), Prof. Dr. Mochammad Riyanto (Bogor Agricultural University), Dipl.-Ing. Arthur Reinelt (Administration Bavarian Forest National Park), Almansyah N. Sinatrya (R&D Manager Universal PT Tempu Rejo), Risaldi Wajo (Universitas Hasanuddin), serta Christin Habermann, M.A. (ASIIN).
Pertemuan dan diskusi selama kunjungan ASIIN dilakukan dalam beberapa sesi tanya jawab. Pada hari pertama, ASIIN bertemu pihak rektorat UGM dan pengelola empat program studi. Perwakilan dosen dan mahasiswa berkesempatan berbincang-bincang di hari kedua. Sementara itu, pertemuan bersama perwakilan alumni dan peninjauan fasilitas kampus secara daring dilakukan pada hari ketiga atau hari terakhir kunjungan akreditasi.
Sebagai universitas terbesar di Indonesia, UGM senantiasa berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng. mengharapkan melalui akreditasi ASIIN ini prodi-prodi di UGM dapat terus meningkatkan kualitasnya sesuai standar internasional, terutama dalam bidang akademik. Kerja sama dengan para pihak yang sudah terjalin selama ini, termasuk sektor swasta dan industri, mampu terus meningkat dalam rangka memperbaiki fasilitas pendukung dan infrastruktur pendidikan bagi mahasiswa.
“UGM senantiasa memperbaiki banyak aspek. Melalui akreditasi ASIIN, UGM mengecek program studi agar sesuai dengan standar terbaik. Kami selalu mengharapkan ruang guna pengembangan yang menjadikan UGM semakin sempurna dan terbaik. Akreditasi internasional merupakan bagian dari internasionalisasi UGM,” jelas Panut.
Dalam sesi diskusi terungkap pula bagaimana hasil pendidikan dan penelitian di UGM dihilirisasi ke dalam masyarakat. Berbagai upaya dilakukan oleh UGM seperti program kuliah kerja nyata, inovasi kanal pengetahuan berbasis artikel popular atau video, dan lain-lain.
“Kami menerjunkan sekitar 8.000 mahasiswa setiap tahun ke desa-desa di seluruh Indonesia. Upaya ini untuk mentransformasikan pendidikan ke dalam masyarakat,” ungkap Panut.
Menurut Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Budiadi, S.Hut., M.Agr.Sc, Prodi Kehutanan telah mendesain kurikulum serta mengembangkan pembelajaran dan sistem evaluasi berbasis dampak (Outcome-based Education). Sosialisasi dan pelatihan penggunaan aplikasi SIOBA beberapa kali dilakukan. Peraturan akademik, kebijakan akademik, dan standar akademik diperbaharui pula agar mengikuti implementasi OBE.
Sementara itu Kaprodi Kehutanan UGM, Dr. Emma Soraya, S.Hut., M.For. merasa senang karena proses akreditasi internasional ASIIN berjalan dengan sukses. Menurutnya perwakilan dosen, alumni dan mahasiswa berhasil tampil prima selama proses penilaian. Demikian pula pada saat peninjauan sarana dan prasarana di Fakultas Kehutanan secara daring.
“Matur nuwun sanget Ibu/Bapak atas performance kerennya. Semoga hasil akhir bisa maksimal,” harap Emma.
Beberapa masukan (room of improvement) disampaikan oleh asesor ASIIN, khususnya terkait penguatan upaya internasionalisasi. Prodi seyogyanya memperbanyak topik-topik internasional di dalam kurikulum, memudahkan mobilitas mahasiswa ke luar negeri dan mendatangkan lebih banyak mahasiswa luar negeri untuk berkuliah di Prodi Kehutanan UGM. Selain itu, hal lain yang perlu pencermatan antara lain tentang beban mahasiswa, kecukupan jumlah dan kemukhtahiran peralatan laboratorium, serta variasi mata kuliah pilihan dan modul pembelajaran dalam kaitannya dengan pengembangan karir mahasiswa. Soal lainnya mengenai transparansi nilai dan perijinan mahasiswa untuk mengikuti lomba di luar kelas praktikum, serta harapan agar mahasiswa dapat memulai skripsi lebih awal, magang lebih lama (1 semester), namun lulus kurang dari 4 tahun.