Tantangan yang dihadapi oleh sektor kehutanan dari waktu ke waktu semakin berat. Hutan harus berkontribusi untuk mengatasi kemiskinan, pembangunan kawasan, green job, bioenergi terbarukan, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, konservasi tanah dan air, pembangunan berkelanjutan dan pengembangan wilayah. Sumberdaya manusia (SDM) bidang kehutanan dan institusi penyedia SDM kehutanan kini lebih dituntut berpikir cerdas dan bertindak cepat mengubah sistem pendidikan menuju paradigma baru dalam membangun hutan. Webinar seri kedua dalam rangka dies natalis Fakultas Kehutanan UGM ke-58 yang bertajuk Pendidikan Kehutanan untuk Profesi Rimbawan Unggul diselenggarakan sebagai sarana berdiskusi dan berbagi informasi untuk menjawab beragam tantangan tersebut.
Narasumber yang dihadirkan pada acara webinar ini berasal dari beberapa macam kalangan. Yang pertama berkesempatan memberikan paparan terkait Kualifikasi Rimbawan Unggul Siap Kerja dan Peluang-peluang Kerja Sama Pendidikan” adalah Purwadi Soeprihanto, S.Hut, MM yang saat ini menjabat selaku Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI). Beliau menekankan bahwa pengembagan Pendidikan haruslah berkontribusi pada pembangunan. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa ada empat skills yang diperlukan untuk menghadapi era saat ini yaitu: cognitive skills, socio-emotional skills, technical skills, dan digital skills. Keempat skill ini diharapkan menjadi kunci agar dunia Pendidikan kehutanan dapat berkontribusi terhadap tantangan pembangunan era saat ini.
Narasumber yang dihadirkan pada sesi selanjutnya adalah Ir. Nazir Foead, M.Sc. selaku Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) 2016-2020 yang menyampaikan presentasi berjudul Tantangan Global Kompetensi Rimbawan. Beliau memulai presentasinya dengan menampilkan kondisi terkini dan isu yang sedang berkembang terkait dunia kehutanan. Isu mengenai perubahan iklim yang menekankan pentingnya hutan saat ini merupakan isu yang sangat penting. Dari permasalahan tersebut beliau menekankan bahwa hutan berperan penting dalam menjaga sustainability. Untuk itu diperlukan skill kunci yaitu, networking, information dan communication.
Paparan yang ketiga disampaikan oleh perwakilan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu Ibu Novia Widyaningtyas, S.Hut, M.Sc. yang saat ini menjabat di Sekretariat Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim. Beliau menyampaikan mengenai peta jalan pemerintah dalam pembangunan ke depan, dimana sektor kehutanan dan lingkungan hidup memainkan peranan penting. Kelestarian hutan menjadi poin penting sebagai fundamental sistem penyangga kehidupan contohnya dalam mengendalikan perubahan iklim.
Pada sesi pamungkas, Ibu Aida Greenbury selaku penanggap diskusi memberikan refleksi terkini terkait dunia kehutanan. Ibu Aida Greenbury memiliki banyak pengalaman sebagai advisor pada bidang kelestarian di banyak perusahaan dan lembaga baik nasional dan internasional. Beliau menyampaikan mengenai konsep planetary boundary dimana Batasan planet saat ini banyak yang mulai terlewati dan aspek-aspek yang sudah terlewati tersebut bersinggungan dengan sektor kehutanan. Beliau juga menyampaikan isu terkini yaitu bioeconomy yang menekankan bahwa kehutanan dapat berperan penting dengan inovasi produk dan teknologi dalam menunjang ekonomi berbasis bio/ alami.
Webinar ini juga diwarnai sesi tanya jawab yang seru yang juga merefleksikan kepedulian para rimbawan terhadap relevansi Pendidikan kehutanan di era saat ini.
Materi webinar seri 2, dapat diunduh di http://ugm.id/MateriWebinarSeri2