Strategi Jangka Benah merupakan konsep yang ditawarkan oleh Fakultas Kehutanan UGM bersama akademisi Universitas Jambi dan Universitas Palangka Raya. Program Strategi Jangka Benah ini merupakan hasil kerjasama antara Tim SJB dengan KEHATI-SPOS Indonesia sebagai upaya penyelesaian permasalahan keterlanjuran kebun sawit di dalam kawasan hutan. Keberadaan kebun sawit monokultur di dalam kawasan hutan merupakan permasalahan kompleks yang dihadapi oleh pemerintah, akademisi, dan praktisi kehutanan di Indonesia. Dalam rangka pengenalan skema penyelesaian permasalahan keterlanjuran sawit di dalam kawasan hutan wilayah Sumatera, Fakultas Kehutanan UGM mengadakan Sosialisasi Strategi Jangka Benah bersama Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) wilayah Sumatera dan Forest Programme II.
Kegiatan yang dilaksanakan secara luring dan daring di Yello Hotel Jambi ini dihadiri oleh hampir 150 orang melalui media online zoom meeting serta secara langsung di Ruang Seminar Yello Hotel Jambi. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan oleh Dr. Ir. Bambang Supriyatno, M.Sc. (Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan), Apri Dwi Sumarah, S.Hut., M.Sc., M. S. E. (Kepala BPSKL Wilayah Sumatera), Cornelis De Wolf (Chief Technical Advicer Forest Programme II), Ahmad Bestari, S.H., M.H. (Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi), dan Dr. Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc. (Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada). Acara sosialisasi SJB yang dilaksanakan selama 3 hari ini secara resmi dibuka oleh Kepala BPSKL Wilayah Sumatera pada tanggal 26 Oktober 2021. Selama kegiatan berlangsung, protocol kesehatan covid-19 diterapkan secara ketat oleh seluruh peserta.
Peserta kegiatan ini diantaranya adalah perwakilan Dinas Kehutanan, BPDASHL, KPH, LSM, kelompok tani, serta asosiasi lain yang bergerak di bidang kehutanan. Petani yang hadir dalam kegiatan ini berasal dari wilayah Sumatera dan Kalimantan Tengah. Petani sawit dari Kalimantan Tengah diwakili oleh petani binaan Strategi Jangka Benah yang berasal dari Desa Karangsari, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kelurahan Pangkut, Kabupaten Kotawaringin Barat. Kehadiran petani binaan SJB juga memberikan motivasi kepada petani-petani lain yang belum bergabung kedalam program Strategi Jangka Benah.
Narasumber yang hadir dalam kegiatan sosialisasi SJB terdiri dari akademisi Fakultas Kehutanan serta Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada dan Jurusan Kehutanan, Universitas Jambi. Kegiatan ini berlangsung secara interaktif di setiap sesinya. Pada setiap sesi diskusi, baik petani maupun peserta lainnya terlihat antusias untuk menggali informasi tentang SJB serta upaya yang dapat dilakukan di wilayahnya terkait implementasi SJB. “Bagaimana cara menentukan jenis tanaman campuran yang memiliki keuntungan secara ekonomis jika fluktuasi harga komoditas selalu terjadi?”, merupakan salah satu pertanyaan menarik dari peserta sosialisasi yang berprofesi sebagai pendamping KTH. Pada kesempatan ini juga, Dr. Eka Tarwaca sebagai salah satu narasumber dalam kegiatan ini menjelaskan bahwa penerapan agroteknologi merupakan hal yang penting untuk mendapatkan hasil maksimal, penentuan jenis tanaman pencampur dapat disesuaikan dengan karakteristik mikro setiap wilayah dan potensi pasar di sekitar. Pencampuran jenis bertujuan untuk mengurangi biaya pengelolaan yang tinggi apabila dibandingkan dengan monokultur, dan mensiasati harga komoditas yang tidak stabil pada pola pertanaman monokultur.
Menjelang akhir kegiatan sosialisasi, peserta juga diberikan kesempatan untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD) antar peserta sosialisasi SJB satu dengan lainnya. Pada sesi ini, peserta dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari beberapa peserta dengan berbagai latar belakang untuk mendiskusikan karakter wilayah, dangambaran rencana implementasi SJB di wilayahnya. Sesi FGD ini bertujuan untuk menyerap aspirasi peserta sosialisasi setelah mendapatkan penjelasan materi dari narasumber. Sebagai rangkaian akhir acara sosialisasi, terdapat sesi penyusunan rencana tindak lanjut untuk mengukuhkan keberlanjutan dari hasil kegiatan sosialisasi, serta menampung informasi dari peserta terkit usulan dan komitmen dalam implementasi program sosialisasi Strategi Jangka Benah.
Dalam penutupan acara sosialisasi, Apri Dwi Sumarah (Kepala BPSKL Wilayah Sumatera) mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu menambah informasi peserta terkait penyelesaian persoalan keterlanjuran kebun sawit di Kawasan hutan serta menjadi pioneer bagi petani-petani disekitar tempat tinggalnya, tidak berhenti pada akhir acara namun berlanjut pada kegiatan lanjutan yang menunjang implementasi jangka benah pada skala yang lebih luas. Ame Sangko sebagai peserta sosialisasi yang berlatar belakang sebagai petani juga berharap setelah mengikuti kegiatan ini, jangka benah mampu diterapkan secara lebih luas dan intensif lagi, membantu penyelesaian permasalahan keterlanjuran sawit yang memberikan manfaat pada aspek ekonomi serta ekologis.