Fakultas Kehutanan UGM berkerja sama dengan Japan International Research Center for Agricultural Sciences (JIRCAS), Jepang serta didukung oleh peneliti dari BRIN, KLHK, Perum Perhutani, PT Sari Bumi Kusuma, PT Kutai Timber Indonesia, Sumitomo Forestry, the University of Tsukuba, the Forestry and Forest Products Research Institute/FPPRI, the National Institute for Environmental Sciences, and Nagasaki University mendapatkan hibah penelitian dengan judul “Strengthening Tropical Forest Resilience Based on Management and Utilization of Genetic Resources Capable of Climate Change Adaptation” selama 5 tahun, yaitu tahun 2022-2026. Kegiatan ini didasarkan bahwa hutan hujan tropis Indonesia merupakan salah satu ekosistem terestrial yang kaya akan species. Banyak diantaranya merupakan spesies endemic yang mendukung lebih dari 10% keanekaragaman hayati tumbuhan di dunia. Tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi menjadi penyokong fungsi ekosistem, yang memberikan berbagai jasa ekosistem kepada manusia (misalnya pengaturan iklim, penyediaan sumber daya genetik, dan peluang pemanfaatan ekowisata). Namun demikian, Indonesia dihadapkan pada masalah degradasi hutan yang berdampak pada penurunan keanekaragaman hayati dan keragaman genetik tanaman, sehingga berakibat pada penurunan produksi kayu dari hutan alam (terutama produk kayu dipterokarpa) dan hutan monsun (terutama produk kayu jati). Untuk itu perlu adanya upaya peningkatan kualitas hutan produksi yang terdegradasi dengan menggunakan jenis unggulan dengan mendasarkan pada keragaman genetic sebagai dasar dalam memuliakan tanaman.
Keragaman genetik sangat penting dalam kaitannya dengan adaptasi ekologi jangka pendek dan evolusi jangka panjang serta kemampuan reproduksi suatu spesies, karena tanpa adanya keragaman genetik, suatu spesies akan menghadapi kesulitan untuk beradaptasi dengan fenomena perubahan lingkungan akut (yang direpresentasikan oleh perubahan iklim) sehingga lebih rentan terhadap kepunahan. Oleh sebab itu, menjaga keragaman genetik populasi tanaman dalam ekosistem hutan merupakan salah satu aspek terpenting untuk mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan yang lestari.
Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk (1) pengembangan individual tanaman unggul yang berdasarkan seleksi genetic dan perbanyakan vegetative; (2) menguji katahanan tanaman unggul terhadap perubahan iklim dan (3) mengevaluasi dampak pertanaman unggul terhadap aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Kegiatan penelitian ini meruapakan hasil dari peta jalan pengembangan tanaman unggul antara Fakultas Kehutanan Kehutanan dan juga mitra sebelumnya diantaranya adalah Perhutani (jati unggul); PT Sari Bumi Kusuma (meranti unggul dan KLHK untuk pengembangan sengon unggul.
Materi genetik unggul hasil seleksi pada program pemuliaan projek ini nantinya dapat meningkatkan produktivitas hutan secara signifikan. Teknologi inovatif dalam pemuliaan pohon ini diharapkan dapat diadopsi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia dan mitra strategis lainnya untuk untuk mendukung pertanaman jati dan dipterokarpa serta sengon skala besar di Indonesia.
Disisi lain, perubahan iklim dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas hutan karena adanya dampak ketidaksesuaian habitat untuk pertanaman, kehadiran serangan hama penyakit dan sebagainya. Dengan demikian, pengelolaan pertanaman komersial dengan mempertahankan keragaman genetik dan mengadopsi karakteristik genetik terhadap perubahan iklim (strategi adaptif) dan mitigasi perubahan iklim merupakan langkah yang efektif untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas hutan serta mencapai tujuan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan hutan tropis.
Beberapa kajian dan penelitian dalam proyek ini diharapkan akan menghasilkan klon-klon unggul dari beberapa spesies, yaitu Shorea leprosula, S. macrophylla, S. platyclados, Tectona grandis, dan Albizia falcataria, yang menunjukkan ketahanan terhadap perubahan lingkungan (misalnya aridifikasi dan peningkatan suhu). Upaýa penghijauan/aforestasi pada lingkungan yang sesuai di bawah proyeksi perubahan iklim diharapkan dapat menjadi panduan dalam pembangunan hutan tanaman jenis-jenis komersial di Indonesia. Hal ini akan menjadi indikator untuk lebih mempercepat kegiatan penanaman pohon, dan penyerapan gas rumah kaca, serta pemulihan keanekaragaman hayati, khususnya pada hutan alam dipterocarp Indonesia.
Keluaran utama dari proyek strategi adaptif ini adalah pemilihan individu yang memiliki ketahanan yang kuat terhadap perubahan iklim, proyeksi area penanaman yang sesuai dengan perubahan iklim, jasa ekologi adalah evaluasi mitigasi perubahan iklim akibat restorasi hutan dengan strategi adaptif terhadap perubahan iklim dan evaluasi manfaat sosial ekonomi restorasi hutan dengan strategi adaptif bagi masyarakat lokal, yang dapat diusulkan sebagai kriteria tambahan dalam sertifikasi hutan dan investasi ESG (Environment Social Governance) untuk secara finansial mendukung restorasi hutan untuk mengatasi krisis perubahan iklim.