Fakultas Kehutanan UGM mengirimkan mahasiswanya sebagai delegasi dalam kegiatan sidang 3 tahunan Forest Stewardship Council (FSC) pada tanggal 9-14 Oktober 2022 di Westin Resort, Nusa Dua, Bali. Delegasi Kehutanan UGM diwakili oleh Faiha Azka Azzahira, mahasiswa semester 5 yang saat ini berfokus pada bidang Manajemen Hutan, juga berangkat sebagai representatif dari the International Forestry Students Association Local Committee Universitas Gadjah Mada (IFSA LC UGM) Fakultas Kehutanan UGM dan IFSA Global.
Kegiatan GA melibatkan ratusan pemimpin global dan pengambil keputusan dari pemerintah, swasta, masyarakat adat, maupun pecinta lingkungan yang bertujuan untuk mendiskusikan dan menetapkan mosi-mosi terbaru terkait pengelolaan hutan dan lingkungan demi masa depan yang lebih baik. Selain kegiatan utama, acara ini juga terdiri atas berbagai rangkaian kegiatan lain, mulai dari diskursus chamber untuk memantapkan mosi (terdiri atas chamber Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial), side events, dan keynote sessions.
Pada kegiatan tersebut, Faiha bersama dengan rekannya, Wening Ila Idzatilangi dari Universitas Hassanudin, Makassar, berperan dalam mengadvokasi terkait kesetaraan gender pada bidang Kehutanan pada sesi “Mainstreaming Diversity & Gender Within FSC” dalam bentuk IFSA Open Letter yang dikemas sebagai poster IFSA dari Gender Sub-Commission. Kedua mahasiswa ditemani oleh mahasiswa representatif IFSA lainnya: Theresa Klara Loch (Denmark) dan Barbara Ollerer (Austria) secara virtual untuk memaparkan poster “Calling for Gender – Aware and Inclusive Practices in Forest Education – An Open Letter by IFSA”.
Open Letter merupakan surat terbuka dari IFSA yang menyuarakan terkait urgensi pengarusutamaan kesetaraan gender guna meningkatkan inklusivitas dan potensi-potensi solusi kritis dan esensial bagi Kehutanan. Secara singkat, terdapat 4 demand (permintaan) yang disuarakan oleh IFSA melalui Open Letter:
- Melawan diskriminasi struktural melalui pengintensifikasian kursus-kursus terkait kesetaraan gender dalam sektor Kehutanan,
- Menerapkan lingkungan belajar yang gender-aware,
- Memberikan kesempatan yang sama bagi mahasiswa kehutanan, baik laki-laki maupun perempuan, sebagai role model,
- Meningkatkan pengetahuan dan relasi untuk mendukung kesetaraan gender.
Selain itu, Faiha dan Wening turut aktif terlibat dalam diskursus bersama para pembicara dan stakeholders lainnya terkait bentuk pemberdayaan masyarakat yang dapat membantu meningkatkan pengarusutamaan gender. Melalui partisipasi kegiatan ini, kedua mahasiswa diharapkan dapat menjadi representasi dari generasi penerus yang inklusif dan profesional dalam bidangnya.(Faiha Azka Azzahira)