Yogyakarta – 15 November 2023
Tiga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), yaitu Dr. Rini Pujiarti dan Dr. Muhammad Navis Rofii (Fakultas Kehutanan), serta Dr. Najmu Tsaqib Akhda (Fakultas Pertanian) melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada Tahun 2023 dengan skema Penerapan Teknologi Tepat Guna. Program berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Konservasi dan Teknologi Tepat Guna untuk Madu” menyasar pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lereng gunung Merapi, tepatnya di Dusun Kaliurang Timur, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sasaran spesifiknya adalah Kelompok Tani Hutan (KTH) Sedyo Makmur dan para pemuda desa pengelola Tankaman Natural Park (TNP).
Komoditas madu yang dikenalkan untuk dibudidayakan oleh masyarakat dalam program ini adalah jenis madu dari lebah klanceng Tetragonula sp. Sedikitnya terdapat lima alasan mengapa dipilih lebah klanceng dan madunya: (1) lebah yang mudah ditemukan di Indonesia, tidak menyengat, dan mudah dibudidayakan dibandingkan dengan spesies lebah lain; (2) madu bersifat antibakteri, antioksidan, antikanker dan antiinflamasi; (3) harga produknya cukup mahal; (4) memiliki fungsi konservasi lewat penyerbukan tanaman oleh lebah; (5) menghasilkan madu dalam waktu tiga bulan; dan (6) madu alami tidak bisa kadaluarsa.
Produk madu dapat menjadi komoditas andalan masyarakat Kaliurang Timur karena kawasan yang digarap KTH Sedyo Makmur berada di dekat lokasi wisata ‘Tankaman Natural Park’ (TNP). Baik KTH Sedyo Makmur maupun TNP adalah aset Padukuhan Kaliurang Timur, di mana KTH Sedyo Makmur diisi oleh petani senior, sedangkan TNP dikelola oleh para pemuda. Hadirnya TNP merupakan hasil inisiasi dari kelompok pemuda untuk memanfaatkan tebing yang menjadi gardu pandang alami ke arah puncak gunung Merapi. ‘Tankaman’, yang merupakan akronim dari ‘wetan pemakaman’ atau ‘sebelah timurnya pemakaman’, saat ini dikunjungi wisatawan yang ingin melihat panorama Gunung Merapi.
Total 60-an kotak lebah diserahkan kepada KTH Sedyo Makmur untuk dipelihara dan dipanen lebahnya secara kolektif. Kotak lebah diletakkan di rumah anggota KTH Sedyo Makmur yang di sekitarnya terdapat banyak tanaman bunga dan buah, serta sebagian yang lain ditempatkan di dekat pintu masuk TNP sebagai atraksi wisata edukasi. Keuntungan yang diperoleh akan dikelola secara kolektif oleh pengurus KTH Sedyo Makmur yang setiap bulannya memiliki agenda rutin pertemuan kelompok dan arisan.
“Saya sudah lama ingin mencoba memelihara lebah madu, tetapi takut tersengat. Ini kesempatan bagus karena lebahnya jenis yang tidak menyengat. Saya semangat sekali untuk mencobanya,” kata Sri Hartati, anggota KTH Sedyo Makmur antusias mengomentari datangnya kotak lebah.
Setelah memelihara lebah selama beberapa bulan, pada 31 Oktober 2023 diselenggarakan pelatihan sekaligus pendampingan untuk memindah koloni lebah dan memanen madu. Memindah koloni dimaksudkan agar masyarakat mampu menambah jumlah kotak lebah secara mandiri sehingga madu yang dihasilkan dapat bertambah banyak secara natural.
Sebelum mencapai target sebagai produk khas Kaliurang Timur yang akan dijual sebagai oleh-oleh di TNP, madu klanceng akan menjadi konsumsi sendiri terlebih dahulu oleh petani dan dijual kepada Hayate Farm Jogja sebagai mitra pengabdian. UGM bersama Hayate Farm Jogja juga berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat meskipun secara formal program telah berakhir pertengahan November 2023.
Oleh : Tim pengabdian kepada masyarakat
‘Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Konservasi dan Teknologi Tepat Guna untuk Madu’