Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian hutan Indonesia ditengah berbagai isu kehutanan terkait deforestasi, perubahan iklim, hingga eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Hal ini disampaikan Haryo Ajie Dewanto, S.Hut., M.Sc., seorang praktisi kehutanan sekaligus Direktur Teknis dan Pengembangan Bisnis di Dassa Corp pada acara sharing session alumni dalam rangkaian kegiatan PIK-PWG (Pengantar Ilmu Kehutanan-Pembelajaran Wanagama). Acara yang berlangsung pada tanggal 3 Februari 2025 yang bertempat di Hutan Pendidikan Wanagama I ini menarik perhatian para rimbawan muda yang ingin memahami lebih dalam bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam bidang kehutanan di era digital.
Dalam pemaparannya, lulusan Master of Science in Natural Resources , University of Missouri, Columbia, Amerika Serikat yang juga alumni dari Fakultas Kehutanan UGM ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi sektor kehutanan Indonesia. Data dari Global Forest Watch menunjukkan bahwa Indonesia telah kehilangan 30,8 juta hektar tutupan hutan dari tahun 2001 hingga 2023, atau setara dengan penurunan 19% sejak tahun 2000. Namun, menurut Ajie, Generasi Z memiliki keunggulan tersendiri yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan tersebut. Ajie mengajak peserta agar memanfaatkan kecanggihan teknologi di bidang Geographic Information System (GIS) dan machine learning untuk dapat meningkatkan keterampilan sehingga mereka memiliki daya saing yang tinggi dalam menghadapi era Industri 4.0. Pria yang juga pernah menjadi garda depan penyelamat hutan bersama Rimbaraya Conservation ini juga memberikan pesan kepada para rimbawan muda. “Jadilah orang-orang yang mempunyai nilai luhur rimbawan sebagai dasar”, ujarnya. Dalam sesi tersebut, Ajie menambahkan hal-hal lain yang perlu dipersiapkan oleh generasi Z sebagai langkah konkrit untuk membangun karir di bidang kehutanan, seperti memperbanyak pengalaman sebagai volunteer, memperbanyak networking, mengikuti beragam kompetisi. Sedangkan soft skill yang menentukan bagi para rimbawan adalah sikap (attitude), pantang menyerah, kemampuan berkomunikasi yang baik, dan kemampuan berbahasa asing.
Kegiatan berbagi pengalaman dengan alumni diakhiri dengan pemberian cinderamata sebagai ucapan terima kasih dari Fakultas Kehutanan UGM yang diberikan oleh Ketua Program Studi Kehutanan, Ir. Emma Soraya, S.Hut., M.For., Ph.D., IPU. diiringi oleh tepuk tangan meriah dari peserta. Agenda rutin Praktik PIK PWG yang menghadirkan alumni-alumni berprestasi ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi para rimbawan muda agar lebih semangat dalam belajar dan berjuang untuk menjadi rimbawan sejati.
Penulis & Dokumentasi: Tim PIK PWG 2025
Editor: Humas FKT