Gunungkidul, 7 Februari 2025 – Sebanyak 48 siswa kelas 1 Jogja Montessori School (JMS) didampingi 6 orang guru mengadakan kunjungan edukatif ke Petak 5 Wanagama. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan anak-anak pada alam sejak dini, memperluas wawasan mereka tentang ekosistem hutan, serta menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan. Melalui aktivitas forest tracking dan sesi edukasi interaktif, siswa belajar langsung tentang berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang ada di dalam hutan serta manfaatnya bagi kehidupan manusia.
Selama forest tracking, para siswa diperkenalkan dengan dua jenis tumbuhan utama, yaitu herbaceous plants dan woody plants. Saat menjelajahi jalur hutan, pemandu menunjukkan berbagai contoh herbaceous plants, yakni tumbuhan yang memiliki batang lunak dan tidak berkayu. Anak-anak diajak untuk memahami ciri-ciri tumbuhan ini, mulai dari batang yang fleksibel, siklus hidup yang lebih pendek, hingga kemampuannya untuk tumbuh cepat. Pemandu juga memberikan contoh tumbuhan herbaceous yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari
Selain itu, siswa juga diperkenalkan dengan woody plants, yaitu tumbuhan berkayu yang memiliki batang keras dan mampu tumbuh tinggi. Mereka belajar bagaimana tanaman jenis ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, menyediakan tempat tinggal bagi berbagai spesies hewan, serta menjadi sumber oksigen bagi manusia. Contoh tanaman woody yang ditemukan selama perjalanan meliputi pohon jati, akasia, gamal dan mahoni. Pemandu menjelaskan bagaimana batang kayu yang kuat memungkinkan pohon-pohon ini bertahan dalam kondisi lingkungan yang beragam dan pemanfaatan kayu untuk berbagai keperluan seperti bahan bangunan dan perabotan.
Tak hanya belajar tentang tumbuhan, siswa juga mendapatkan wawasan tentang keanekaragaman fauna. Saat menjumpai hewan selama perjalanan, pemandu menjelaskan nama spesies tersebut, habitatnya, serta manfaatnya bagi ekosistem dan manusia. Misalnya, ketika melihat burung di pepohonan, siswa diajak memahami perannya dalam penyebaran biji dan penyerbukan tanaman. Jika bertemu dengan serangga seperti lebah atau kupu-kupu, mereka belajar bagaimana hewan ini membantu dalam proses polinasi yang mendukung pertumbuhan tanaman. Bahkan, saat menemukan jejak atau tanda keberadaan hewan seperti serangga atau mamalia kecil, siswa diajak untuk memahami bahwa hutan adalah rumah bagi berbagai makhluk hidup yang saling bergantung satu sama lain.
Sebagai penutup, anak-anak mengikuti sesi honeyeatducation, yaitu pembelajaran tentang lebah dan manfaatnya bagi kehidupan manusia. Dalam sesi ini, mereka dikenalkan pada cara lebah menghasilkan madu, bagaimana lebah berperan dalam penyerbukan tanaman, serta manfaat madu bagi kesehatan. Anak-anak juga belajar tentang pentingnya menjaga populasi lebah, mengingat peran mereka yang krusial dalam ekosistem pertanian dan ketahanan pangan global. Kegiatan diakhiri dengan pemanenan madu langsung dari stup dan mencicipi madu yang baru dipanen.
Melalui kunjungan ini, siswa Jogja Montessori School tidak hanya mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, tetapi juga membangun kesadaran ekologis yang akan membantu mereka menjadi individu yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan pendekatan pendidikan berbasis alam seperti ini, diharapkan lebih banyak anak-anak yang tumbuh dengan kesadaran untuk menjaga bumi dan segala isinya.
Penulis : Zulva Ulin Nuha
Dokumentasi:Tim Wanagama
Editor: Humas FKT