
Yogyakarta, 10 April 2025 — Suasana hangat penuh kekeluargaan terasa kental dalam acara Syawalan Keluarga Besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang digelar di Selasar Gedung IFFLC pada Kamis, 10 April 2025. Acara ini dihadiri oleh para dosen, tenaga kependidikan, purna karya, serta pegawai yang telah dimutasi ke instansi lain.
Acara diawali dengan khidmat melalui menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh mahasiswa Mohammad Syamsudin. Rangkaian kegiatan ini menjadi simbol pembuka yang sakral untuk merajut silaturahmi pasca-Ramadhan.
Dekan Fakultas Kehutanan, Ir. Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D., IPU., dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaannya atas momentum ini. “Momen ini sangat membahagiakan karena setelah sebulan penuh kita beribadah dan berpuasa, kini saatnya kita saling bersilaturahmi dan memaafkan. Yang lebih penting adalah mempererat kebersamaan di antara kita semua. Syawalan ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan ruang untuk memperkuat rasa kekeluargaan. Atas nama pribadi dan institusi, kami mengucapkan Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin. Taqabbalallahu minna wa minkum. Semoga amal ibadah kita semua diterima oleh Allah SWT,” ujar beliau.
Acara dilanjutkan dengan tausyiah dan doa yang disampaikan oleh Prof. drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D. Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan bahwa barokah adalah bertambahnya nikmat dunia dan akhirat, dan barokah hanya akan muncul jika kita mengikuti perintah Allah SWT. “Tujuan akhir dari semua aktivitas kita, baik bekerja di fakultas maupun di instansi lain, adalah menuju Ahlul Jannah, menjadi penghuni surga. Kebersamaan itu ada di sana,” ungkapannya.
Beliau juga menekankan pentingnya kembali kepada fitrah, yakni menyadari bahwa kita bukan siapa-siapa. “Tidak mungkin bisa bersama kalau di hati kita merasa lebih baik dari orang lain. Mari kita berjalan di muka bumi ini dengan tawaduk. Ketika Allah memberikan tawaduk, semuanya akan terasa nyaman. Contohnya, banyaknya korupsi di negeri ini karena kita terlalu meninggalkan nilai-nilai akhirat,” tambahnya.
Acara Syawalan ditutup dengan momen saling bersalaman antar hadirin sebagai simbol saling memaafkan dan mempererat ikatan persaudaraan.
Dengan penuh kehangatan dan makna, Syawalan ini menjadi refleksi bersama untuk terus menjaga nilai-nilai kebersamaan, ketulusan, dan kesederhanaan dalam keluarga besar Fakultas Kehutanan UGM.
Penulis : Lutfi Roal Barkah