Sleman, 18 November 2025 — Dalam upaya memperkuat pemahaman mengenai pengelolaan sampah yang baik, berkelanjutan, dan berorientasi pada inovasi, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada melakukan kunjungan ke Pusat Inovasi dan Agroteknologi (PIAT) UGM pada Selasa (18/11). Kegiatan ini diikuti oleh Tim Green Building, Tim Sustainable, serta Tenaga Kebersihan Fakultas Kehutanan UGM.
Kunjungan dimulai pada pukul 10.00 WIB, di mana para peserta disambut oleh tim PIAT dan diberikan pengarahan mengenai agenda pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam sambutannya, pihak PIAT menekankan bahwa pusat ini menjadi salah satu unit unggulan UGM dalam inovasi pertanian, pengelolaan sampah terpadu, dan penerapan teknologi ramah lingkungan.

Setelah sesi pembukaan, peserta diajak menuju RINDU (Rumah Inovasi dan Daur Ulang), salah satu fasilitas utama PIAT yang menjadi laboratorium pengolahan sampah terpadu. Di lokasi ini, peserta melihat dari dekat proses pengolahan sampah sambil mendapatkan penjelasan langsung dari pendamping PIAT terkait alur, teknologi, serta prinsip keberlanjutan yang diterapkan.

Beberapa sistem pengolahan sampah yang diamati antara lain:
- Pemilahan sampah menggunakan mesin conveyor, yang memisahkan sampah secara mekanis berdasarkan kategori material.
- Pengolahan sampah organik bekas makanan menggunakan maggot (larva Black Soldier Fly), yang efektif mengurangi volume sampah organik.
- Pengolahan sampah plastik menggunakan mesin pencacah, yang memotong plastik menjadi bentuk serpihan.
- Pembuatan pupuk kompos dari sampah daun dan bahan organik lainnya, sebagai bagian dari pengolahan limbah alami.

Pihak PIAT menjelaskan bahwa saat ini mereka belum dapat mengolah sampah plastik secara penuh. Sampah plastik hanya dicacah untuk kemudian dikirimkan ke rekanan pengolah di Klaten yang memiliki kapasitas pengolahan lanjutan. Meskipun demikian, sistem yang dikembangkan PIAT telah menjadi model pembelajaran penting untuk unit-unit kerja lain di UGM.

Perjalanan berlanjut ke Kebun Anggrek PIAT, di mana peserta melihat koleksi anggrek yang dikembangkan melalui teknik budidaya dan konservasi. Tim pendamping menjelaskan berbagai jenis anggrek, teknik perawatan, pembibitan, hingga strategi pelestarian anggrek lokal yang menjadi bagian dari program konservasi tanaman UGM.

Peserta menunjukkan antusiasme tinggi saat diajak menyusuri area budidaya. Penjelasan tentang perbedaan karakteristik masing-masing jenis anggrek memberikan wawasan baru bagi peserta, khususnya terkait pemeliharaan tanaman hias dan konservasi flora.

Menjelang tengah hari, peserta diarahkan ke area kebun jeruk dan sayur. Meski cuaca cukup terik, peserta tetap semangat mengikuti penjelasan dari tim PIAT mengenai pengembangan varietas jeruk, teknik pemeliharaan, pengendalian hama, serta pengelolaan kebun sayur yang produktif dan sehat.
Area ini juga menunjukkan bagaimana PIAT menerapkan prinsip pertanian terpadu dan berkelanjutan, selaras dengan visi UGM dalam menjaga lingkungan dan menciptakan inovasi berbasis agroekologi.

Kunjungan ini tidak hanya memberikan pengalaman lapangan langsung, tetapi juga memperkuat komitmen Fakultas Kehutanan UGM dalam menerapkan konsep green campus, pengurangan sampah, dan sustainable practices di lingkungan kerja. Melalui pembelajaran di PIAT, para peserta diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh ke dalam pengelolaan fasilitas fakultas secara lebih ramah lingkungan, terintegrasi, dan berkelanjutan.
Penulis: Raden Mashakim Zakaria Harahab
Dokumentasi & Editor: Humas FKT