• UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Visi dan MIsi
    • Kelembagaan Fakultas
    • Sejarah dan Perkembangan
    • Staff Pendidik
  • Akademik
    • Sistem Pendidikan
    • Departemen
    • Sistem Kredit Semester
    • BUKU PANDUAN AKADEMIK
  • KEMAHASISWAAN
    • KEMAHASISWAAN
    • LEM
    • PPSMB Pelestari
  • Penelitian dan Publikasi
    • Berita Penelitian dan Publikasi
    • Penelitian
    • Publikasi
    • Kekayaan Intelektual
    • Jangka Benah
  • Pengabdian Masyarakat
    • Pengabdian Dosen
    • Kerja Sama
    • WANAGAMA
    • KHDTK NGANDONG-GETAS
  • Beranda
  • hal. 6
Archive:

Tag: Bahasa Indonesia

Wanagama Nusantara: Wujud Komitmen Fakultas Kehutanan UGM untuk Ketahanan Pangan, Energi dan Air

NewsRilis Rabu, 21 Agustus 2024

Depok (17/8) – UGM dipercaya untuk mengelola lahan seluas 621 hektar di Ibu Kota Nusantara. Lahan yang kemudian dinamakan Wanagama Nusantara ini akan menjadi pusat pendidikan yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Mengulang sukses Fakultas Kehutanan membangun Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Wanagama dari lahan kritis di Kabupaten Gunungkidul menjadi hutan pendidikan saat ini, Wanagama Nusantara akan menjadi wahana komitmen Fakultas Kehutanan UGM untuk menjaga kelestarian hutan Indonesia.

Dekan Fakultas Kehutanan, Dr. Sigit Sunarta, menyampaikan bahwa sebagai tahap awal, Wanagama Nusantara akan memulai kiprahnya dengan mengelola area seluas 28 hektar yang akan dikelola pada tahun pertama. Ia berharap ada kolaborasi dari seluruh pihak untuk mengelola Wanagama Nusantara, yang diamanahkan kepada UGM, dengan Fakultas Kehutanan sebagai penggerak utamanya. Selain itu, Wanagama Nusantara juga akan menjadi pusat pendidikan lingkungan bagi masyarakat sekitar. Berbagai program edukasi akan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari, Fakultas Kehutanan UGM berkomitmen untuk mengembalikan fungsi hutan Indonesia sebagai penyedia pangan, energi, dan air bersih. Melalui Wanagama Nusantara, kami berharap dapat berkontribusi dalam mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) yang berkaitan dengan lingkungan Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan dalam mengelola Hutan Wanagama di Gunung Kidul, dari lahan kritis menjadi hutan yang bermanfaat bagi kehidupan. “Hutan adalah sistem penyangga kehidupan yang harus dijaga dari waktu ke waktu,” ujar Dr. Sigit Sunarta dalam sambutannya pada Kick Off Dies Natalis ke-61.

Ketua Panitia Dies Natalis ke-61, Dr. Daryono Prehaten, menyampaikan bahwa puncak acara akan dilaksanakan pada 18 Oktober 2024. Selain itu, rangkaian Dies Natalis juga diisi dengan webinar, kegiatan olahraga, kegiatan mahasiswa, dan sosial budaya.

Prof. Dr. Suryo Hardiwinoto menambahkan bahwa Silvikultur Intensif didasarkan pada perkembangan ilmu seleksi dan pemuliaan pohon. Dengan pendekatan Silin, Fakultas Kehutanan mencoba memilih jenis unggulan dengan bibit terbaik dan menempatkannya di lokasi yang optimal, sehingga hama dan penyakit dapat dikendalikan. Ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, baik dalam sistem monokultur maupun mix culture. Beliau juga menyampaikan bahwa Fakultas Kehutanan UGM telah mencapai visinya untuk menjadi institusi perguruan tinggi berkelas dunia, yang dibuktikan dengan akreditasi unggul.

Prof. San Afri Awang, Ketua Senat Fakultas Kehutanan, menekankan pentingnya tata ruang sebagai faktor utama. Namun, jika tidak dikontrol dengan baik, dan semua usulan pemerintah daerah diakomodasi tanpa tanggung jawab, hal itu sama saja dengan menghancurkan masa depan Indonesia. “Tanah, siklus air hujan, energi, dan pelestarian sumber daya air adalah kunci, karena tanah hutan dapat menjadi sumber cadangan pangan untuk bertahan hidup,” ujar Prof. San Afri Awang.

Acara kick-off Dies Natalis ke-61 Fakultas Kehutanan UGM bukan hanya perayaan sejarah, tetapi juga komitmen untuk masa depan yang berkelanjutan. Dengan membangun dan menjaga hutan Indonesia, fakultas bertujuan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya global dalam mencapai ketahanan pangan, air bersih, dan pembangunan berkelanjutan.

Penulis & Dokumentasi: Humas FKT

Publication: Revealing the Multilevel Actors Power Network in Mangrove Forest Governance – Insights from the Sundarbans, Bangladesh

berita penelitian dan publikasi Selasa, 20 Agustus 2024

Abstract
Having diversified ecological and socio-economic function of the Sundarbans Mangrove Forests (SMF), its governance significantly relies on the power relations among multidisciplinary actors present at the multiple level of jurisdictions from national to local level. The analysis elicits the identification of actors and the extraction of their interrelationships based on different power resources, which frame power interaction of the multilevel mangrove governance for the SMF of Bangladesh. Actors were identified by snowball approach and then qualitative interviews to them were carried out. A web-based mapping tool was used for extracting social network analysis of multilevel power relations for the Sundarbans’ governance. The revealed power network indicated that the national level state actors (e.g., actors from government and administration category) were driving all sorts of power sources; coercion, dominant information and (dis-)incentives over the actors at local level emphasizing cross-cutting policy issues and multifunction of the mangroves. The local level non-state actors’ (mostly NGOs) proactive and participatory approaches delineated as bridging role in mangrove governance between national level state actors and local level user actors based on coercive, (dis-)incentives and dominant information power elements. The actors at the local level user category didn’t show any substantial effects on policy decisions. To analyse the effects of policy implementation and growing
competitiveness on the ground, in regard of subsidies amongst the different actor groups further research is needed.

SDGs:
SDG 13: Climate Action
SDG 14: Life Below Water
SDG 15: Life on Land
SDG 16: Peace, Justice, and Strong Institutions

Link Dokumen:
Download

ISTI: Solusi Digital untuk Edukasi dan Konservasi Pohon di Daerah Istimewa Yogyakarta

NewsRilis Selasa, 20 Agustus 2024

Di tengah pesatnya pembangunan, kelestarian pohon-pohon bersejarah dan langka di Yogyakarta terancam. Padahal, pepohonan ini tidak hanya memiliki nilai ekologis, tetapi juga menyimpan nilai budaya dan sejarah yang tinggi. Untuk mengatasi tantangan ini, tim PKM Karya Inovatif (KI) UGM yang diketuai oleh Safiera Anindya Syaafiyana dari Prodi Kehutanan dengan anggota Muhammad Hisyam dari Prodi Teknik Elektro, Perwira Akhdan Zumarsyah dari Prodi Teknologi Informasi, Septia Maharani Sinaga dari Prodi Kehutanan, dan Zaini Silvia Aryani dari Prodi Kehutanan dengan dosen pendamping Bapak Moch. Gunawan Wibisono, S.Hut., M.Sc., mengembangkan sebuah sistem terintegrasi yang bertujuan untuk melindungi dan melestarikan pohon langka dan bersejarah di Yogyakarta.

Tim PKM KI UGM merancang integrated system of tree information (ISTI). ISTI merupakan rangkaian dari software dan hardware yang dibentuk dengan dua tujuan utama yaitu menjadi media informasi pohon budaya serta pohon langka di DIY dan menjadi alat pemantauan pohon tersebut secara jarak jauh. ISTI memiliki website yang dapat diakses melalui url app.isti.online. Dalam website tersebut dapat ditemukan identitas pohon budaya dan pohon langka yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta seperti mentaok atau sawo kecik. Artikel-artikel pohon kebudayaan juga dapat diakses melalui website tersebut. Selain identitas pohon dan artikel, website ini memberikan informasi mengenai persebaran spesies di DIY dengan menunjukkan titik-titik lokasi di peta digital.

Hardware dari ISTI ini adalah alat detektor penebangan untuk memantau pohon budaya dan pohon langka secara jarak jauh. Alat ini mendeteksi adanya gangguan pada pohon menggunakan dua sensor yaitu sensor sura dan sensor getaran. Beberapa komponen yang digunakan dalam alat ini antara lain mikrokontroler ESP32, vibration sensor SW-420, sound sensor KY-037, buzzer, dan LoRa RFM95W. Alat detektor ini juga memiliki alat penerima sinyal yang akan disimpan oleh masyarakat yang tinggal paling dekat dengan pohon. Kemudian, alat penerima sinyal juga akan langsung mengirimkan informasi kepada website sehingga penebangan tersebut dilaporkan secara real time dalam website.

Pengembangan ISTI ini dilakukan dengan bantuan pendanaan dari Belmawa Kemendikbudristek melalui skema PKM Karya Inovatif. Seluruh anggota tim berkontribusi dengan bekal keilmuan berdasarkan latar belakang studi masing-masing. Hal ini sejalan dengan tujuan PKM untuk mendorong kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat. PKM KI ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh selama perkuliahan dalam bentuk nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.

Inovasi ISTI diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi pelestarian lingkungan dan budaya di DIY. Dengan adanya deteksi dini penebangan liar, upaya pelestarian pohon-pohon berharga dapat dilakukan dengan lebih efektif. Kemudian, website edukasi ISTI dapat menjadi referensi penting bagi masyarakat dan peneliti yang tertarik dengan kekayaan hayati dan budaya DIY. Implementasi ISTI juga akan mendukung program SDGs pada poin nomor 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, poin nomor 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, serta poin nomor 15: Menjaga Ekosistem Darat.

Kontributor & Foto: Tim PKM KI ISTI

Summer Course Berbaur dalam Semangat Kemerdekaan, Wujudkan SDGs!

NewsRilis Minggu, 18 Agustus 2024

Pada hari Sabtu, 17 Agustus, Fakultas Kehutanan mengadakan fun games yang meriah untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia sekaligus kick off Dies Natalis ke 61 Fakultas Kehutanan. Acara ini diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa dan peserta dari program summer course. Para peserta terlibat dalam berbagai permainan yaitu lomba pindah kelereng, pesan gerak berantai, memindah gelas dan rally bola. Setiap permainan dirancang untuk mendorong kerja sama, kekompakan dan kolaborasi, mencerminkan semangat persatuan yang sangat penting bagi masyarakat yang beragam. Suasana dipenuhi dengan tawa dan sorakan, saat tim bersaing tidak hanya untuk hadiah tetapi juga untuk kegembiraan berpartisipasi dalam pengalaman budaya bersama.

Keterlibatan peserta summer course menambah nuansa internasional pada acara ini. Banyak dari mereka mengungkapkan kegembiraan mereka untuk mengalami budaya Indonesia secara langsung. “Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk belajar tentang tradisi lokal dan terhubung dengan komunitas,” kata salah satu peserta summer course. Kehadiran mereka menyoroti pentingnya pertukaran budaya dan perannya dalam membangun pemahaman global.

“Fun Games” tersebut lebih dari sekadar kompetisi; ini adalah perayaan keberagaman budaya dan pengingat akan nilai-nilai yang menyatukan bangsa. Acara seperti ini memainkan peran penting dalam mempromosikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama yang terkait dengan pengurangan ketidaksetaraan dan pengembangan masyarakat yang inklusif serta kemitraan yang berkelanjutan.

Penulis & Foto: Humas FKT

400 Mahasiswa Hadiri Orasi Budaya Bersama Ir. KRT Darori Wongsodipuro di UGM

NewsRilis Senin, 12 Agustus 2024

Senin, 12 Agustus 2024 Fakultas Kehutanan UGM menyelenggarakan orasi budaya sekaligus kuliah perdana semester 2024/2025 dengan tema orasi tahun ini adalah ” Politik Kehutanan Indonesia untuk Pembangunan Nasional Berkelanjutan’’ yang disampaikan oleh Ir. KRT Darori Wongsodipuro, MM., IPU. Kegiatan ini merupakan tradisi tahunan untuk menyambut tahun akademik baru yang telah dimulai sejak tahun 2016. Beberapa tokoh budayawan, agamawan dan seniman yang pernah diundang adalah Dr. (H.C.) K. H. Ahmad Mustofa Bisri, Gus Baha, Dr. H. M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum., Sabrang Mowo Damar Panuluh “Noe Letto”, Garin Nugroho Riyanto, S.Sn., M.H, dan lain-lain.

Sesi orasi budaya dan kuliah perdana tahun ini disampaikan oleh seorang alumni sekaligus anggota DPR RI, Ir. KRT. H. Darori Wonodipuro, MM., IPU., ASEAN Eng., yang dimoderatori oleh Dr. Ir. Tri Atmojo, S.Hut, M.T. Beliau dikenal sebagai birokrat yang berani, cerdas dan lugas dalam mengambil keputusan untuk kemanfaatan sosial maupun konservasi alam, sehingga digelari dengan nama Wonodipuro (penjaga hutan).

Dalam orasinya, Darori menekankan tiga fungsi utama hutan; hutan konservasi yang melindungi satwa dan tumbuhan; hutan lindung yang berfungsi untuk menjaga sumber daya air; hutan produksi adalah hutan yang menghasilkan kayu dan kegiatan lainnya. ”banyak belajar, bersilaturahmi, menjadi mahasiswa yang bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang dan selalu bersyukur dan berikhtiar dalam menggapai tujuan hidupnya” pesannya kepada mahasiswa baru.

Dalam sambutanya mewakili Dekan Fakutlas Kehtuanan UGM, Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPU., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan menjelaskan tema”politik” dalam konteks ini merujuk pada high politic, bukan politik praktis yang terkait dengan pembagian kekuasaab dan jabatan sementara. Sebaliknya ini adalah tentang mencapai tujuan konstitusi, terutama perlindungan sumber daya hutan, keanekaragaman hayati, serta pendidikan dan kesejahteraan bangsa yang memahami manfaat dan fungsi hutan.

Orasi budaya ini tidak hanya berfungsi sebagai pembuka kuliah perdana bagi Fakultas Kehutanan UGM tetapi juga memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan hutan dan linkungan, dan menanamkan kepada generasi muda pemahaman bahwa hutan identik dengan Indonesia, yang menjadikan negara ini sebagai salah satu penjaga hutan tropis terbesar ketiga di dunia.

Tercatat peserta dari kegiatan ini lebih dari 400 orang, terdiri dari civitas akademika Fakultas Kehutanan UGM, dan tamu undangan dari instansi kementerian LHK, seperti pejabat Sekdit Peneggakan Hukum, Dr. Dwi Januanto, dan para pejabat eselon 3 UPT KLHK di Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Pada akhir acara, para peserta disajikan menu angkringan sebagai indikator UGM sebagai kampus kerakyatan yang menghidupi ekonomi lokal.

 

Penulis & Foto: Humas FKT

Parade Bratadikara Bayanaka Buka Pionir Pelestari FKT UGM

NewsRilis Kamis, 1 Agustus 2024

Yogyakarta, 1 Agustus 2024 – Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menunjukkan komitmennya dalam melahirkan generasi penerus yang peduli terhadap lingkungan. Pada penerimaan mahasiswa baru tahun ini, Fakultas Kehutanan kembali melaksanakan kegiatan “Pionir Pelestari” yang bertujuan untuk menginspirasi dan mendidik calon mahasiswa tentang pentingnya pelestarian hutan dan lingkungan. Acara ini dibuka dengan parade “Bratadikara Bayanaka” pada Rabu, 31 Juli 2024.

Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan Sumber Daya Manusia, Dr. Ir. Kaharuddin, S.Hut., M.Si. menyampaikan bahwa program ini merupakan langkah awal bagi mahasiswa mengenal pendidikan dan aspek kehutanan. Mahasiswa baru harus yakin bahwa fakultas kehutanan pilihan tepat dimana posisi hutan dan kehutanan sebagai penyangga kehidupan yang harus dilestarikan. Dibutuhkan SDM RImbawan yang tangguh dan Unggul untuk mengembang amanah tersebut dan kalian mahasiswa baru 2024 menjadi salah satu generasi harapan tersebut. ”Selamat berproses di FKT menuju Rimbawan Tangguh dan Unggul”, ujarnya.

Program Pionir Pelestari mencakup serangkaian kegiatan yang melibatkan mahasiswa baru dalam berbagai talkshow, pengenalan lingkungan fakultas, program studi dan juga organisasi kemahasiswaan. Pada hari kedua mahasiswa baru diajak berdialog bersama Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc. tentang aksi Rimbawan Wujudkan FOLU Net Sink 2030. selain itu para rimbawan muda juga diajak untuk membersihkan Arboretum sebagai salah satu langkah untuk mengurangi sampah. Untuk tahun ini konsumsi tidak lagi menggunakan kkardus tapi sudah menggunakan kotak makan yang akan diambil lagi oleh rekanan. Kegiatan ini sejalan dengan komitmen Universitas Gadjah Mada untuk mengurangi limbah dalam penyajian makanan dan minuman.

Salah satu mahasiswa baru, Raditya, dari Blitar menyampaikan alasanya untuk kenapa memilih Fakultas Kehutanan. ”Kebetulan orang tua kerja di PT Korindo Inhutani Kalimantan, oleh karena itu saya ingin mengikuti jejak ayah saya dan melestarikan hutan di Indonesia” ujar Radit. Pionir Lestari 2024 sangat luar biasa.

Dalam upacara penerimaan mahasiswa baru yang berlangsung kemarin, Dr. Rizki Arisandi, S.Hut. selaku ketua kegiatan Pionir Pelestari menyampaikan bahwa “Rimbawan Muda yang diterima di Padepokan Bulaksumur Fakultas Kehutanan UGM tahun 2024 sebanyak 322 mahasiswa, di mana 205 adalah Perempuan, sedangkan 117 adalah laki-laki. Kemudian, Provinsi di Jawa dan DIY masih mendominasi asal dari Rimbawan Muda, meskipun beberapa dari mereka ada yang dari Kabupaten Mimika (Papua Tengah), Tarakan (Kalimantan Utara), Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Tapanuli (Sumatera Utara), Bandar Lampung (Lampung), Pekanbaru (Riau), Lombok Barat dan Mataram (NTB), dan lain sebagaianya. Terakhir untuk Rimbawan Muda, saya ucapkan selamat datang di Kampus kebanggaan Bulaksumur, Fakultas Kehutanan UGM, selamat berproses semoga kalian sukses”.

 

Penulis: Humas FKT

Dokumentasi: Panitia Pionir Pelestari

Publication: Physical and Mechanical Properties of Laminated Board from Betung Bamboo (Dendrocalamus asper)

berita penelitian dan publikasi Rabu, 31 Juli 2024

Abstract
Laminated bamboo is an engineered bamboo technology to maintain its mechanical durability for both construction and furniture materials. This study was conducted to assess the properties of laminated bamboo made from Betung bamboo at different culm positions and laminate orientations. The materials used in this study were 4-year Betung bamboo (Dendrocalamus asper) obtained from a community forest in Yogyakarta and polyvinyl acetate resin as adhesive. Two factors were applied for this study, i.e., culm position (lower, middle, and upper) and laminate orientations (vertical and horizontal direction). To examine the mechanical properties, a static bending test and the hardness test were performed in accordance with ASTM D1037-99. Moisture content and density were determined in accordance with BS 373-1957. The results indicated that there was no interaction between the culm position and laminate orientation on the moisture content, density, static bending properties and hardness. The culm position affected the static bending and hardness, with the higher position of the culm resulting a greater strength. The laminate orientation also affected the strength of laminated bamboo, with the vertical direction resulting in higher strength than the horizontal.

SDGs:
SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
SDG 15: Ekosistem Daratan

Link Dokumen:
Download

Publication: Improving the Calorific Value of Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) Seed Shell Pellets by Torrefaction Treatment for Their Use as a Renewable Energy Resource

berita penelitian dan publikasi Rabu, 31 Juli 2024

Abstract
Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) seeds, which account for 40% of the fruit, have been used as a raw material for biofuels, and the seed shells remaining after their extraction are wasted. In this study, we investigated the potential of waste Nyamplung seed shells in the form of pellets as a biomass energy resource. A completely randomized research design was implemented to evaluate the effects of torrefaction and heat treatment on the quality of produced pellets. Two observed treatments, namely, particle size (0.18-0.25, 0.25-0.43, and 0.43-0.84 mm) and torrefaction temperature (200℃, 225℃, and 250℃), were investigated. Our results showed that the calorific value of torrefied Nyamplung seed-shell pellets ranged from 4,245.60 to 4,528.00 cal/g, fulfilling the Indonesia Nasional Standard (≥ 4,000 cal/g). The quality of pellets were the best when produced from raw materials with a particle size of 0.18-0.25 mm and torrefaction temperature of 225℃. Thus, we concluded that waste Nyamplung seed shells are a good raw material for the production of pellets.

SDGs:
SDG 7 : Energi Bersih dan Terjangkau
SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim

Link Dokumen:
Download

Publication: The Performance of Legume and Non-legume Trees under Dry Karst Areas

berita penelitian dan publikasi Rabu, 31 Juli 2024

Abstract
Karst areas in Indonesia are arid landscapes with water-use limitations because of dissolved carbonates. Long-term water scarcity stunts plant growth and often kills them. For tropical karst forestry-greening, the three best legume and three best non-legume species from a previous trial comprising 20 species were compared. Since October 2011, seedlings of the top three non-legume, species Aleurites mollucana, Sterculia foetida, and Alstonia scholaris, and three legume species, Acacia auriculiformis, Cassea seamea, and Acacia mangium, have been grown for four months. In January 2012, field trials were established at two dry karst locations, i.e., Pracimantoro, Central Java, and Bunder, Gunung Kidul Yogyakarta. A randomized block design was used to raise 1.764 seedlings at the two sites with 7×7 plots, 3×3 spacing between trees, and three blocks. After 10 months, legumes and non-legumes differed greatly in all growth parameters. These disparities lasted up to 30 months, when trees should have adapted to their new surroundings. After seven years of planting, legume trees raised the soil’s organic matter concentration from low to medium, making it more fertile, similar to soil from intensive agricultural regions. Thus, early or mixed legume plantings on tropical karst sites may aid in better re-greening than the establishment of non-legumes.

SDGs:
SDG 2:Zero Hunger
SDG 12:Responsible Consumption and Production
SDG 13:Climate Action
SDG 15:Life on Land

Link Dokumen:
Download

Publication: Zoonotic pathogens in wild Asian primates: a Systematic review highlighting research gaps

berita penelitian dan publikasi Sabtu, 27 Juli 2024

Abstract
Ongoing global changes, including natural land conversion for agriculture and urbanization, modify the dynamics of human–primate contacts, resulting in increased zoonotic risks. Although Asia shelters high primate diversity and experiences rapid expansion of human–primate contact zones, there remains little documentation regarding zoonotic surveillance in the primates of this region.

SDGs:
SDG 3 : Kehidupan Sehat dan Sejahtera
SDG 6 : Air Bersih dan Sanitasi Layak
SDG 13 : Penanganan Perubahan Iklim
SDG 15 : Ekosistem Daratan

Link Dokumen:
Download

1…45678…38
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS KEHUTANAN
Universitas Gadjah Mada
Jl. Agro No. 1 Bulaksumur Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 512102, 6491420 Fax. (0274) 550541
Email: fkt@ugm.ac.id

Informasi Publik

  • Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

© FKT - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju