
Yogyakarta, 6 Mei 2025
Langkah strategis dalam memperkuat kemitraan internasional di bidang pendidikan tinggi terwujud melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Universiti Malaysia Sabah (UMS) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Penandatanganan tersebut dilaksanakan pada Selasa pagi, 5 Mei 2025, di Ruang Sidang Pimpinan, Lantai 2 Sayap Utara, Gedung Pusat UGM.
Acara ini turut dihadiri oleh Vice Chancellor UMS, Profesor Datuk Dr. Kasim Hj. Mansor, yang dalam sambutannya menyampaikan komitmen untuk mempererat sinergi di bidang akademik, riset, dan pengabdian kepada masyarakat. Ia menegaskan bahwa MoU ini bukan hanya sekadar dokumen formal, tetapi mencerminkan tekad bersama, harapan kolektif, serta semangat kolaboratif untuk mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi lintas negara. Dalam pidatonya, Profesor Datuk Dr. Kasim menyatakan bahwa MoU ini bukan sekadar dokumen formal, tetapi merupakan simbol dari visi bersama, harapan kolektif, dan komitmen kuat untuk memajukan pengetahuan serta inovasi lintas negara.
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., menyambut positif inisiatif ini sebagai bagian dari strategi internasionalisasi UGM dalam membangun jejaring global. Turut hadir dalam acara ini adalah Direktur Direktorat Kemitraan dan Hubungan Internasional UGM, Prof. Dr. Puji Astuti, serta Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Ir. Sigit Sunarta.
Dr. Danang menyampaikan bahwa kolaborasi ini berakar dari kesamaan karakteristik antara UGM dan UMS sebagai perguruan tinggi yang berada di negara dengan wilayah hutan tropis. Ia menuturkan bahwa Fakultas Kehutanan UGM telah memiliki rekam jejak panjang dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, termasuk pengelolaan hutan pendidikan seluas lebih dari 10.000 hektar di wilayah Jawa Tengah. Dr. Danang juga menyoroti keberhasilan UGM sejak tahun 1960 dalam merehabilitasi lahan kritis di Gunung Kidul menjadi kawasan hutan Wanagama, yang kini dikenal luas sebagai simbol konservasi dan pusat pembelajaran. Ia mengungkapkan bahwa UGM tengah mengembangkan area riset baru seluas 600 hektar di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan. Kawasan ini dirancang untuk dilengkapi dengan berbagai infrastruktur pendukung. Dr. Danang juga menekankan pentingnya kerja sama lintas negara dalam menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan perlunya pendekatan pengelolaan berbasis ekosistem.
MoU ini memperkuat kolaborasi yang telah berjalan sebelumnya antara Fakultas Kehutanan UGM dan Fakultas Kehutanan Tropika UMS. Dalam tiga tahun terakhir, UGM secara konsisten mengundang dosen dari UMS sebagai pengajar tamu dalam kegiatan Forestry Summer Course, serta melibatkan mahasiswa S1 dan pascasarjana dari UMS. Kunjungan akademik pertama UGM ke UMS juga telah dilaksanakan pada Maret 2024, menunjukkan komitmen berkelanjutan dari kedua pihak.
Penandatanganan MoU ini diharapkan akan membuka lebih banyak peluang pertukaran mahasiswa dan staf, pengembangan kurikulum bersama, penelitian kolaboratif, dan inisiatif pengabdian masyarakat lintas negara.
Acara ini ditutup dengan harapan agar kemitraan antara UMS dan UGM dapat menghasilkan dampak nyata, melahirkan lulusan berintegritas, dan memperkuat peran pendidikan tinggi dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan kemajuan teknologi.
Penulis: Nesty
Dokumentasi: Humas UGM
Editor: Humas FKT