Yogyakarta (1/2/2025), bertempat di Sisi Utara Gedung IFFLC, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada pukul 07.00 WIB sejumlah 300 mahasiswa/i berkumpul. Bukan tanpa alasan, para mahasiswa berkumpul untuk apel pembukaan praktik PIK-PWG (Pengantar Ilmu Kehutanan-Pembelajaran Wanagama) yang menjadi wajib bagi mahasiswa semester pertama. Apel pagi dalam rangka pelepasan dibuka oleh Kepala Program Studi S1 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Ir. Emma Soraya, S.Hut., M.For., IPU. Pada kesempatan kali ini, Dr. Emma Soraya menyampaikan pesan bahwa, “Praktik ini dapat menjadi sarana untuk saling mengenal dalam satu angkatan karena ketika berada di perkuliahan tidak semua bisa bertemu. Lebih lanjut, ketua pelaksana dari PIK-PWG turut menyampaikan bahwa, “momentum PIK-PWG merupakan praktik pertama untuk mengenal lebih dalam terkait kehutanan. Diharapkan mahasiswa dapat menikmati jalannya PIK-PWG”.
Lokasi Praktik PIK-PWG berada di KHDTK Wanagama yang terletak tidak jauh dari pusat kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. KHDTK Wanagama merupakan areal seluas 612 Hektar (Ha) yang menjadi legacy para tokoh Fakultas Kehutanan UGM di masa lalu yang merupakan wujud keberhasilan dalam rehabilitasi lahan dan masih terus dikembangkan hingga saat ini.
Kegiatan Praktik PIK-PWG merupakan praktik lapangan pertama yang harus diikuti oleh mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM. Praktik ini merupakan dasar dalam mengenali seluk-beluk dunia kehutanan. Rangkaian Pratik PIK-PWG ini mencakup beragam hal antara lain teori klasikal, materi inspirasi dari alumni, tracking, implementasi materi survival, hingga live-in desa. Amel, salah satu mahasiswa Fakultas Kehutanan angkatan 2024, mengaku cukup gugup dalam mengikuti Praktik PIK-PWG. Berbeda hal dengan Narendra, ia mengungkapkan bahwa ada rasa haru karena untuk pertama kalinya akan mengunjungi KHDTK Wanagama.
Kita mengetahui bersama, bahwa sektor kehutanan berada dalam sorotan publik. Hutan dengan spektrum manfaat yang sangat lebar mulai dari manfaat langsung komoditas hingga non-komoditas seperti jasa lingkungan. Peranan hutan sangat krusial dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Peran strategis hutan baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki sejumlah relevansi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) antara menghapus kemiskinan, mengakhiri kelaparan, kesehatan dan kesejahteraan, akses air bersih, energi terbarukan, mengurangi ketimpangan, kota dan komunitas yang berkelanjutan, perubahan iklim, hingga menjaga ekosistem laut dan darat.
Penulis dan Dokumentasi: Panitia PIK-PWG
Editor: Humas FKT