Gunungkidul-Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Wanagama I di Gunungkidul pada Kamis, 2 Oktober 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari workshop yang diadakan untuk memperkuat sinergi antara Universitas Gadjah Mada (UGM) dan BRIN dalam mengelola keanekaragaman hayati dan hak kekayaan intelektual (HKI).
Wanagama dipilih sebagai lokasi kunjungan karena dikenal sebagai contoh sukses rehabilitasi lahan kritis. Dari lahan tandus dan gersang, kawasan ini telah bertransformasi menjadi hutan tropis yang lebat dan kaya akan keanekaragaman hayati. Keberhasilan ini menjadikan Wanagama laboratorium alam yang relevan dengan tema keberlanjutan.

Kunjungan ini juga menjadi momen nostalgia bagi Megawati Soekarnoputri. Menurut Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Ir. Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D., IPU, Megawati kembali ke Wanagama setelah 20 tahun. Pada kunjungan sebelumnya, Megawati memberikan bantuan berupa sumur bor untuk pemuliaan jati unggul.
Agenda kunjungan dimulai dengan sambutan oleh Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, dan jajaran pimpinan lainnya. Megawati kemudian menerima penjelasan mengenai sejarah Wanagama dari Direktur KHDTK Wanagama I, Ir. Rini Pujiarti, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPM. Secara khusus, Megawati menandatangani poster infografis yang menampilkan foto dirinya saat berkunjung pada tahun 2005.

Salah satu poin penting dari kunjungan ini adalah pohon Jati Mega. Sigit Sunarta menjelaskan bahwa pohon jati unggul ini dinamai “Jati Mega” karena pengembangannya dibiayai oleh Megawati. Jati Mega memiliki keunggulan tumbuh lebih cepat, yakni hanya membutuhkan sekitar 20 tahun untuk mencapai masa panen, jauh lebih singkat dibanding jati konvensional yang memerlukan 60 tahun. Selain itu, Jati Mega juga memiliki bentuk batang yang silindris dengan batang bebas cabang yang cukup tinggi dibanding jati konvensional.

Pohon-pohon Jati Mega ditanam di petak 13 seluas 5 hektar di Wanagama serta di petak-petak lainnya. Selain di Wanagama, Jati Mega juga ditanam di beberapa lokasi lain seperti Ngawi dan Blora. Mengakhiri kunjungan, Sigit Sunarta secara simbolis menyerahkan bibit Jati Mega kepada Megawati Soekarnoputri.
Dalam pesannya, Megawati berpesan agar kawasan Wanagama terus dilestarikan dan tidak ada penebangan pohon, sejalan dengan mandatnya sebagai kawasan hutan dengan tujuan khusus. Sebagai hutan edukasi, Wanagama difokuskan untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, pelatihan, dan ekowisata.

Kunjungan ini menunjukkan komitmen kuat dari berbagai pihak, dengan kehadiran pimpinan tinggi dari UGM, BRIN, serta para pimpinan daerah dan anggota legislatif. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan melalui pengelolaan biodiversitas yang efektif.
Penulis: Zulva