
Yogyakarta, 12 November 2025 – Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada kembali menghadirkan praktisi berpengalaman dalam dunia konservasi untuk memperkuat pembelajaran mahasiswa di bidang pengelolaan sumber daya alam. Kali ini, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu Opak Progo (BPDAS SOP), Ir. Rochimah Nugrahini, S.Hut., M.Si., IPU., diundang sebagai narasumber dalam kuliah umum mata kuliah Konservasi Tanah dan Air yang berlangsung di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM.

Acara yang dipandu oleh Dr.Agr.Sc. Ir. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si., IPU., ASEAN Eng. ini diikuti oleh 312 mahasiswa yang tengah menempuh mata kuliah Konservasi Tanah dan Air. Antusiasme peserta terlihat sejak awal kegiatan, di mana mahasiswa tidak hanya hadir untuk menyimak paparan, tetapi juga untuk memahami lebih dalam bagaimana teori konservasi diterapkan dalam konteks nyata di lapangan.

Dalam paparannya, Kepala BPDAS SOP menjelaskan secara konseptual tentang pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) dan strategi konservasi tanah dan air (KTA) yang menjadi bagian penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan sumber daya air. Beliau juga membagikan berbagai contoh nyata program konservasi yang telah dilaksanakan oleh BPDAS SOP di wilayah kerja mereka, termasuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, serta pembangunan bangunan konservasi air.
Lebih dari sekadar transfer pengetahuan, kuliah ini menjadi ruang inspiratif bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana kebijakan pemerintah diterjemahkan menjadi tindakan nyata di lapangan. Narasumber juga menekankan pentingnya kolaborasi multipihak antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan implementasi praktek konservasi tanah dan air yang berkelanjutan.

Sesi diskusi berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Beberapa mahasiswa mengajukan pertanyaan kritis terkait dengan dasar peraturan konservasi tanah dan air serta kendala pengesahan kebijakan KTA, termasuk stakeholder mana yang sering menjadi tantangan dalam proses tersebut. Pertanyaan lain menyoroti isu pengambilan air tanah oleh perusahaan air mineral dan bagaimana BPDAS SOP menanggapi praktik eksploitasi sumber daya air secara komersial yang berpotensi mengganggu keseimbangan hidrologi. Selain itu, mahasiswa juga menanyakan tentang strategi pembangunan yang ramah lingkungan dan sejalan dengan prinsip konservasi DAS, khususnya bagaimana penerapan teknik konservasi dapat diintegrasikan dalam proyek pembangunan di daerah hulu maupun hilir.
Menanggapi berbagai pertanyaan tersebut, Kepala BPDAS SOP menekankan pentingnya sinergi antara regulasi, penegakan kebijakan, dan kesadaran publik. Ia juga mengajak mahasiswa untuk turut berperan aktif melalui penelitian, magang, dan kegiatan pengabdian masyarakat di wilayah kerja BPDAS SOP guna mendukung konservasi berbasis ilmu dan kolaborasi.
Kegiatan ini tidak hanya memperluas wawasan mahasiswa tentang teori dan praktik konservasi tanah dan air, tetapi juga memperkuat hubungan antara dunia akademik dan lembaga pengelola DAS sebagai mitra strategis dalam upaya menjaga keberlanjutan sumber daya alam di Indonesia.
Penulis & Dokumentasi: Satriagasa
Editor: Humas FKT