• UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Visi dan MIsi
    • Kelembagaan Fakultas
    • Sejarah dan Perkembangan
    • Staff Pendidik
  • Akademik
    • Sistem Pendidikan
    • Departemen
    • Sistem Kredit Semester
    • BUKU PANDUAN AKADEMIK
  • KEMAHASISWAAN
    • KEMAHASISWAAN
    • LEM
    • PPSMB Pelestari
  • Penelitian dan Publikasi
    • Berita Penelitian dan Publikasi
    • Penelitian
    • Publikasi
    • Kekayaan Intelektual
    • Jangka Benah
  • Pengabdian Masyarakat
    • Pengabdian Dosen
    • Kerja Sama
    • WANAGAMA
    • KHDTK NGANDONG-GETAS
  • Beranda
Archive:

Tag: Bahasa Indonesia

Membangun Ekosistem Akademik yang Kondusif Melalui Buku Pegangan “Relasi Sehat”

NewsRilis Selasa, 16 September 2025

Di lingkungan akademik yang ideal, hubungan antara dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa seharusnya dilandasi oleh rasa saling menghargai, kepercayaan, dan tanggung jawab. Namun, dalam praktiknya, dinamika hubungan tersebut tidak jarang menghadapi tantangan—mulai dari ketimpangan kuasa, miskomunikasi, hingga ketidaknyamanan yang dapat mengganggu proses belajar-mengajar maupun pengembangan diri.

Untuk menjawab kebutuhan ini, Wening Udasmoro dkk. menghadirkan buku pegangan “Relasi Sehat”, sebuah panduan praktis yang dirancang sebagai rujukan bersama dalam membangun interaksi yang etis, inklusif, dan profesional di lingkungan kampus.

Buku Relasi Sehat menggarisbawahi pentingnya etika dalam berinteraksi, termasuk kesadaran akan batas-batas profesional antara mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Hal ini menjadi langkah awal untuk menciptakan atmosfer yang aman, suportif, dan bebas dari kekerasan atau diskriminasi. Buku ini menegaskan bahwa menciptakan relasi sehat bukan hanya tugas satu pihak. Seluruh elemen kampus—dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa—memegang peran penting dalam menjaga iklim akademik yang kondusif dan bermartabat. Buku ini juga berfungsi sebagai alat edukatif untuk mencegah terjadinya pelanggaran etika dan perilaku tidak pantas. Dengan memperkuat pemahaman sejak dini, potensi konflik atau penyalahgunaan wewenang dapat diminimalisir.

Fakultas Kehutanan UGM berkomitmen untuk menjadi ruang belajar yang aman, adil, dan berintegritas. Dengan disebarluaskannya buku Relasi Sehat kepada seluruh sivitas akademika, fakultas berharap tercipta kesamaan pemahaman dan kesadaran bersama dalam membangun relasi yang sehat dan setara.

Silakan untuk mengunduh softfile buku pada tautan di bawah ini.

Buku Pegangan Relasi Sehat Universitas Gadjah Mada

Relasi Sehat

Fakultas Kehutanan UGM dan WGII Selenggarakan Seminar Nasional: Merajut Pengetahuan Lokal dan Modern untuk Konservasi Berkelanjutan

NewsRilis Kamis, 11 September 2025

Yogyakarta, 11 September 2025 — Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-62, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Working Group ICCAs Indonesia (WGII) menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Merajut Pengetahuan Lokal dan Modern untuk Konservasi Berkelanjutan dalam Pencapaian Target IBSAP 2025–2045”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 11 September 2025, bertempat di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM, mulai pukul 08.00 WIB.

Hadir sebagai pembicara kunci (keynote speaker) adalah Sapto Aji Prabowo, S.Hut., M.Si., Direktur Konservasi Kawasan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain itu, sejumlah narasumber lain turut berbagi perspektif dan pengalaman dalam sesi diskusi panel, antara lain:

  • Ir. Inge Retnowati, M.E. (Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup)
  • Putu Ardana (Perwakilan Masyarakat Adat Dalem Tamblingan, Catur Desa – Bali)
  • Dr.rer.nat. Nurhadi, S.Ant., M.Hum. (Dosen Pendidikan Sosiologi Antropologi, Universitas Sebelas Maret)
  • Cindy Julianty, S.H. (Koordinator Eksekutif WGII)
  • Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPU. (Dosen Fakultas Kehutanan UGM)

Seminar ini dipandu oleh Dr. Ir. Much. Taufik Tri Hermawan, S.Hut., M.Si., IPU., dosen Fakultas Kehutanan UGM, sebagai moderator. Adapun sesi penutupan dan closing remarks disampaikan oleh Dr. Ir. Kaharuddin, S.Hut., M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, Fakultas Kehutanan UGM. Kegiatan ini diketuai oleh Daris Fahmaa Sutata, S.Hut., M.Sc.

Seminar ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari kementerian dan lembaga terkait, antara lain Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH), Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari, Kementerian Lingkungan Hidup, Tenaga pendidik dan kependidikan Fakultas Kehutanan UGM, Mahasiswa program Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3).

Seminar ini menyoroti pentingnya integrasi pengetahuan lokal dan ilmiah dalam menghadapi tantangan konservasi di tengah krisis global lingkungan. Indonesia sebagai negara megabiodiversitas memiliki kekayaan hayati dan budaya yang menjadikannya pusat strategis dalam agenda konservasi dunia. Namun, tantangan serius seperti alih fungsi lahan, eksploitasi sumber daya yang tidak berkelanjutan, dan triple planetary crisis (perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi) terus mengancam ekosistem dan kehidupan masyarakat.

Seminar ini bertujuan memperkuat pemahaman civitas akademika terhadap arah kebijakan IBSAP 2025–2045, serta mengidentifikasi peran strategis perguruan tinggi dalam riset, aksi konservasi, dan pengembangan inovasi berbasis pengetahuan tradisional dan modern.

Dalam diskusi, para narasumber menyoroti kurangnya sinergi antar pemangku kepentingan dan masih maraknya pemisahan antara masyarakat dan kawasan hutan. Pengetahuan tradisional masih sering dianggap bertentangan dengan pendekatan modern, padahal keduanya seharusnya saling melengkapi dalam upaya pelestarian lingkungan.

Meski menghadapi berbagai tantangan, Indonesia memiliki banyak potensi: dua dari 36 hotspot keanekaragaman hayati dunia berada di wilayahnya. Peluang pemanfaatan sumber daya genetik untuk produk berkelanjutan, skema pendanaan nasional dan internasional, serta praktik konservasi lokal seperti yang dilakukan oleh Masyarakat Adat Dalem Tamblingan di Bali menjadi contoh sukses yang bisa direplikasi.

Namun, hambatan besar masih mengintai. Setiap tahun Indonesia memerlukan dana Rp70–75 triliun untuk pengelolaan keanekaragaman hayati, namun yang tersedia baru sekitar Rp10 triliun. Selain itu, lemahnya koordinasi antar pemangku kepentingan dan konflik pandangan antara negara dan masyarakat menjadi tantangan tersendiri.

Sebagai langkah ke depan, seminar ini merekomendasikan:

  • Penguatan kolaborasi multipihak
  • Integrasi pengetahuan tradisional dan modern secara setara
  • Pendokumentasian praktik konservasi berbasis lokal
  • Pemberian insentif dan rekognisi bagi masyarakat penjaga kearifan lokal
  • Advokasi kebijakan berbasis hak (right-based approach)

Penutup seminar menegaskan bahwa keberhasilan IBSAP hanya dapat tercapai melalui kolaborasi aktif seluruh elemen bangsa. Konservasi harus menjadi gerakan bersama—bukan hanya tanggung jawab negara, tetapi juga masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan mitra pembangunan. Seminar ini diharapkan memberi kontribusi konkret bagi perumusan kebijakan, penguatan kapasitas, serta praktik konservasi yang inklusif dan kontekstual di Indonesia.

Penulis: Dani Listyowati

Workshop WAVES Dorong Integrasi Kesetaraan Gender dalam Pengelolaan Kehutanan dan Iklim

NewsRilis Sabtu, 6 September 2025

Dr. Dwi Laraswati, dosen dan peneliti di Laboratorium Sosial Ekonomi Kehutanan, Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, terpilih sebagai salah satu dari 21 peserta muda dari Asia dan Pasifik yang mengikuti Start-up Workshop “Weaving Leadership for Gender Equality in Forestry-Climate Change”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh RECOFTC (Regional Community Forestry Training Center for Asia and the Pacific) dengan dukungan Pemerintah Swedia, dan berlangsung pada 1–5 September 2025 di Bangkok, Thailand.

Workshop ini merupakan bagian dari program pelatihan internasional yang dirancang untuk membangun kapasitas kepemimpinan generasi muda dalam mengarusutamakan kesetaraan gender pada sektor kehutanan dan perubahan iklim. Selama lima hari, peserta mengikuti rangkaian sesi intensif yang mencakup pengenalan konsep gender dan inklusi sosial, keterkaitan gender dengan isu kehutanan dan perubahan iklim, serta pelatihan komunikasi kepemimpinan. Peserta juga dilibatkan dalam latihan analisis Gender Equality and Social Inclusion (GESI) dalam aksi iklim, pembahasan kerangka kebijakan dan kelembagaan terkait gender dan iklim, hingga strategi mengatasi kekerasan berbasis gender di sektor lingkungan

Selama lima hari, workshop diisi dengan sesi penguatan kapasitas yang beragam, mulai dari pengenalan konsep gender dan peran sosial dalam kehidupan sehari-hari, analisis GESI (Gender Equality and Social Inclusion) dalam aksi iklim, hingga pembahasan dampak perubahan iklim yang berbeda terhadap perempuan dan laki-laki. Peserta juga mengikuti pelatihan komunikasi kepemimpinan, melakukan analisis risiko berbasis gender, mendalami kerangka kebijakan dan kelembagaan terkait isu gender dan iklim, serta memetakan tantangan kepemimpinan di konteks masing-masing. Di akhir kegiatan, mereka mulai merancang “Change Project” yang akan dikembangkan selama enam bulan ke depan dengan pendampingan para ahli dan alumni WAVES, sebagai langkah nyata untuk mengintegrasikan kesetaraan gender ke dalam pengelolaan kehutanan dan upaya adaptasi perubahan iklim di negara masing-masing.

Partisipasi Dr. Dwi Laraswati dalam kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam penanganan perubahan iklim (SDG 13) dan memperkuat kemitraan untuk mencapai tujuan global (SDG 17). Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan WAVES dapat diakses melalui laman resmi RECOFTC di tautan berikut.

Penulis dan Dokumentasi: Laraswati
Editor: Humas FKT

Kehutanan UGM Gelar Orasi Budaya: Akal Budi Jadi Benteng Bangsa di Era Post-Truth

NewsRilis Jumat, 29 Agustus 2025

Yogyakarta, 28 Agustus 2025 – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-62, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Orasi Budaya bertajuk “Menumbuhkan Akal Budi Bangsa di Era Post-Truth” pada Kamis (28/8) di Selasar Gedung IFFLC. Kegiatan ini sekaligus menjadi agenda rutin tahunan dalam rangka membuka tahun akademik baru 2025/2026.

Orasi budaya ini menghadirkan Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, Dr. H. Fahrudin Faiz, S.Ag., M.Ag. sebagai pembicara dan Israr Ardiansyah, M.Sc. sebagai moderator. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 300 peserta terdiri dari para dosen, mahasiswa, para tamu undangan dari instnasi pemerintah dan mitra-mitra fakultas. Bagi mahasiswa baru Fakultas Kehutanan Tahun 2025 diwajibkan untuk mengikuti orasi budaya ini.

Dalam orasinya, Fahrudin mengingatkan pentingnya akal budi sebagai penuntun kolektif bangsa agar tidak hanyut dalam arus kepalsuan dan kebohongan massal di era post-truth. “Akal menuntun manusia untuk memfilter dengan nalar, kritis, dan rasional, sedangkan budi menuntun dimensi moral, etika, kebijaksanaan, serta rasa kemanusiaan,” ungkapnya.

Era post-truth digambarkan sebagai kondisi sosial-politik ketika fakta objektif dan data kebenaran tidak lagi menjadi dasar utama dalam membentuk opini publik. Dunia digital kemudian menjadi instrumen yang menggemakan “kebenaran versi sendiri”, di mana algoritma memperkuat persepsi yang dianggap benar, bukan fakta objektif.

Fahrudin mengidentikkan fenomena ini dengan perilaku masyarakat pada era jahiliyah yang sarat prasangka. Untuk menghadapinya, ia mengutip tips dari Socrates yang mengajarkan agar setiap kabar diuji dengan tiga pertanyaan: (1) Apakah informasi tersebut benar? (2) Apakah informasi itu penting? (3) Apakah informasi itu bermanfaat?

Lebih jauh, ia menekankan pentingnya keseimbangan antara akal, budi, dan spiritualitas. Menurutnya, hidup dengan hanya mengandalkan akal (IQ) akan terasa kering, sementara terlalu menekankan budi (etika) tanpa dasar kuat hanya akan menghasilkan kepalsuan. Di sisi lain, fokus berlebihan pada spiritualitas semata membuat manusia cenderung fatalistik.

Dimensi spiritual dan logika mistik, lanjut Fahrudin, memang berakar kuat dalam tradisi masyarakat Indonesia, sehingga nalar mistik kerap lebih mudah diterima. Ia menyinggung pemikiran Tan Malaka yang prihatin dengan dominasi logika mistik di bangsa ini hingga menulis buku Madilog untuk mendorong penggunaan rasio nalar yang objektif.

Melalui orasi budaya ini, Fahrudin mengajak seluruh sivitas akademika untuk meneguhkan kembali peran akal budi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dengan akal budi yang seimbang, diharapkan bangsa Indonesia mampu menghadapi tantangan era post-truth dengan bijak, kritis, dan berlandaskan nilai kemanusiaan.

Upacara Penutupan International Forestry Summer Course IX 2025 Soroti Inovasi dan Kolaborasi Global

NewsRilis Rabu, 27 Agustus 2025

Yogyakarta, 26 Agustus 2025 — International Forestry Summer Course (FSC) IX 2025 dengan tema “The Forest Nexus: Innovation in Food, Energy, and Water Sustainability” resmi ditutup melalui sebuah upacara penutupan yang dipimpin oleh Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPU, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kehutanan.

Program yang berlangsung pada 11–26 Agustus 2025 ini menghadirkan 36 peserta dari 11 negara. Selama dua minggu, peserta mengikuti rangkaian kegiatan akademik, budaya, dan praktik lapangan yang mencerminkan pentingnya peran kehutanan dalam menjawab tantangan global terkait keberlanjutan pangan, energi, dan air. Minggu pertama (11–17 Agustus) dilaksanakan secara daring, berisi kuliah akademik, lokakarya, dan sesi berbagi. Selanjutnya, pada 18–26 Agustus, para peserta berkumpul langsung di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk presentasi proyek kelompok, kunjungan lapangan ke Hutan Wanagama, serta wisata budaya ke Desa Wisata Topeng Bobung dan Kampung Coklat.

Dalam sambutan penutupnya, Ananto Triyogo, Ph.D., selaku Ketua FSC 2025 menyampaikan apresiasi mendalam atas antusiasme dan dedikasi para peserta:
“Program ini tidak hanya memperluas perspektif akademik tetapi juga mempererat kolaborasi lintas bangsa dan budaya. Kami berharap koneksi ini dapat melahirkan penelitian dan inisiatif yang berdampak nyata di masa depan.”

Sepanjang program, peserta berhasil mencapai sejumlah capaian penting, di antaranya:

  • Meningkatkan pemahaman akademik terkait keterkaitan hutan–pangan–energi–air.

  • Memperkuat jejaring internasional antar peserta untuk mendorong kolaborasi akademik dan profesional jangka panjang.

  • Meningkatkan pemahaman lintas budaya dan kerja sama, membangun jembatan antar komunitas yang beragam.

  • Melahirkan ide kolaboratif untuk penelitian bersama dan proyek di masa depan.


Dalam kesempatan yang sama, Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPU menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada seluruh dosen, fasilitator, dan peserta atas dukungan serta partisipasinya. Di akhir pidatonya, beliau menegaskan bahwa “ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru; bersama kita bisa berinovasi dan mewujudkan ide menjadi dampak nyata bagi manusia dan bumi.”

Momen ini juga diwarnai refleksi dari perwakilan peserta, yakni Mr. Sainey Janneh (Gambia) dan Ms. Madiha Qadiri (India). Mereka menyampaikan rasa terima kasih kepada Fakultas Kehutanan UGM yang telah menyelenggarakan program ini. Mereka juga mengapresiasi panitia penyelenggara yang mengangkat tema universal dan multidisipliner, yang bisa dilihat dari berbagai perspektif, serta mencerminkan keragaman peserta dari berbagai negara, benua, dan bidang studi. “Program ini bukan sekadar latihan akademik, tetapi sebuah perjalanan untuk menyadari bahwa pohon adalah tulang punggung keberlanjutan,” ungkap salah satu perwakilan peserta.

Upacara penutupan ini bukan hanya merayakan berakhirnya program, tetapi juga menandai lahirnya persahabatan dan kemitraan yang akan terus terjalin. Forestry Summer Course kembali meneguhkan komitmen UGM dalam mendorong dialog global dan solusi nyata di bidang kehutanan dan keberlanjutan.

Penulis: Rhomy
Editor: Humas FKT

Wisuda Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode IV Tahun Akademik 2024/2025 Fakultas Kehutanan UGM

NewsRilis Selasa, 26 Agustus 2025

Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) meluluskan sebanyak 96 mahasiswa pada Wisuda Periode IV Tahun Akademik 2024/2025 yang dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2025. Para lulusan dinyatakan telah memenuhi seluruh persyaratan akademik dan administratif untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan (S.Hut.).

Wisudawan berasal dari berbagai bidang minat studi di lingkungan Fakultas Kehutanan dan telah melalui proses pendidikan dengan dedikasi tinggi. Berikut daftar lengkap wisudawan Fakultas Kehutanan UGM pada Wisuda Periode IV Tahun Akademik 2024/2025:

No Nama NIM
1 Abimanyu Lantip Wicaksono 19/445465/KT/09063
2 Adelia Shafa Salsabilla 21/474476/KT/09485
3 Aditio Rama Pangestu 20/459068/KT/09233
4 ‘Aisya Assrafy 19/439062/KT/08872
5 Ajeng Fira Madani 21/477479/KT/09538
6 Alfigo Meysta Ciptaperdana Talubun 21/474108/KT/09477
7 Aliyya Hastuti 21/479271/KT/09611
8 Alya Jhosy Ramadhani 21/474582/KT/09490
9 Amalia Permata Yusa Putri 21/474963/KT/09515
10 Amelia Amru Najah 21/474913/KT/09511
11 Amrin Hakim Pane 21/474989/KT/09518
12 Anggoro Wibisono 21/477281/KT/09535
13 Anggun Aufiyah Adlah 21/473836/KT/09474
14 Anjani Ulya Salma 21/481819/KT/09678
15 Annida Hasna Amalia 21/474292/KT/09481
16 Aqil Alif Andisya 21/477020/KT/09531
17 Aqila Zaina 21/474991/KT/09519
18 Arifah Nur Afifi 20/459079/KT/09244
19 Ashim 21/479974/KT/09623
20 Astriwisessa Indahsari Bhanuwati 21/477590/KT/09543
21 Aulia Mei Ardani 21/480294/KT/09627
22 Azka Rusyda Farsya Kusmayadi 21/482652/KT/09718
23 Bagus Riyadi 21/482418/KT/09711
24 Binar Cahaya Pelangi 21/482453/KT/09714
25 Binta Mu’tia Rizky 21/477570/KT/09541
26 Bobby Hendrawan 21/474499/KT/09486
27 Bryan Muhammad Joufendy 21/476887/KT/09530
28 Chintya Luthfiana Martinova 21/478571/KT/09585
29 Clara Citra Arundati 21/473465/KT/09457
30 Devi Fitri Ana 21/481309/KT/09659
31 Devin Puji Dewantara 19/445485/KT/09083
32 Dhimas Ardi Putro Utomo 21/473063/KT/09453
33 Dika Kurniawan 21/477921/KT/09554
34 Dito Akbar 21/475385/KT/09525
35 Ego Hermawan Saputro 19/445491/KT/09089
36 Elly Saputri 21/473815/KT/09471
37 Eva Hanafia Azzahro 21/474679/KT/09495
38 Fadila Rachma Susanti 21/483117/KT/09729
39 Faiqoh Khaerunnisa Isnaini 21/478439/KT/09575
40 Fanny Roesmalla Yusnaini 21/477753/KT/09547
41 Fathur Khoirul Arifin 21/483036/KT/09727
42 Fatin Kasturi Maas 21/474681/KT/09496
43 Felina Aulia Putri 20/459101/KT/09266
44 Ferdiansyah Zulki Haryanto 21/481263/KT/09658
45 Fitriasari Hidayati 21/482148/KT/09704
46 Gabe Perdana Simangunsong 21/473578/KT/09463
47 Gathan Bhadra Adiyatma 21/479070/KT/09601
48 Gavrila Claudia Nerissa Arviana 21/479727/KT/09619
49 Georgiana Kinaya Yovinta 20/459104/KT/09269
50 Habib Arya Adinata 20/459107/KT/09272
51 I Gde Putu Girindra Wardhana 21/482134/KT/09702
52 I Gusti Ayu Putri Husadi 18/427422/KT/08734
53 Ida Fitrianah 21/478625/KT/09587
54 Ilham Tri Aji 20/459112/KT/09277
55 Kharisma Regina Aulia 21/480915/KT/09647
56 Khonsa’ Hanifah 21/477835/KT/09551
57 Kristina Anastasia Ayomi 21/474873/KT/09510
58 Lintang Chahyaning Ratri 21/480181/KT/09624
59 Muhamad Alfian Suherli 21/482775/KT/09722
60 Muhammad Naufal Ubaidillah 21/482048/KT/09695
61 Muhammad Naylun Naja 19/445522/KT/09120
62 Mukhlis Ar-Rijal 20/459134/KT/09299
63 Mutiah Putri Nurrindra 21/478283/KT/09572
64 Muttaqin Mukti Wibowo 21/481073/KT/09651
65 Nasywa Hani Atmaja 21/482021/KT/09691
66 Naufal Zaki Azhari 20/459137/KT/09302
67 Nilo Wijaya 21/478441/KT/09577
68 Nindi Aulia Az Zahra 21/479444/KT/09615
69 Oura Berliana Putri Irwanto 21/474578/KT/09489
70 Pramudya Bumishambara 21/478513/KT/09583
71 Rahma Zulfa Latifah 21/480369/KT/09629
72 Raihan Fauzie 21/478213/KT/09568
73 Raihan Pramdini Budiharsi 21/473790/KT/09469
74 Renata Buntoro 21/477982/KT/09557
75 Reymon Putra Adita Pradana 21/473770/KT/09467
76 Rifda Inaayah 19/442338/KT/09036
77 Risla Zahra Iszaini 21/481931/KT/09686
78 Rizal Sandro Valentino 21/479803/KT/09620
79 Rizky Lanang Rangga Kumara 21/480577/KT/09636
80 Rury Septyanda Putri 21/481879/KT/09680
81 Safiera Anindya Syaafiyana 21/474988/KT/09517
82 Salma Salsabila 21/477763/KT/09548
83 Salsabila Firdaus Zahro 21/474865/KT/09509
84 Satitining Nurani 21/478237/KT/09569
85 Septia Maharani Sinaga 21/473121/KT/09454
86 Sitti Aminah Muslimah 21/478091/KT/09564
87 Stefanie Vitasya Feriadhisty 20/459152/KT/09317
88 Stephanie Verina Kusuma 21/479362/KT/09612
89 Suci Kusumaningrum 21/480868/KT/09645
90 Suci Salsabila 21/474071/KT/09476
91 Syifa Nabila 21/481602/KT/09668
92 Taruna Pandu Baskara Syarif 20/455369/KT/09217
93 Tian Nabila Ayuningtyas 21/474302/KT/09482
94 Vanessa Atikah Zahra 21/482105/KT/09699
95 Yesa Hanifatul Azla 21/482383/KT/09710
96 Yulfia Endah Hapsari 21/482677/KT/09720

 

Kami ucapkan selamat kepada seluruh wisudawan dan keluarga atas pencapaian ini. Semoga langkah ke depan penuh berkah dan kesuksesan dalam mengabdi untuk negeri serta menjaga kelestarian hutan Indonesia.

Penulis : Irma

Fakultas Kehutanan UGM Luluskan 96 Sarjana dalam Wisuda Periode IV 2024/2025

NewsRilis Selasa, 26 Agustus 2025

Yogyakarta – Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan prosesi Wisuda Program Sarjana dan Diploma Periode IV Tahun Akademik 2024/2025 pada Selasa (26/8) di Grha Sabha Pramana (GSP), UGM Yogyakarta. Acara berlangsung khidmat dan tertib, dihadiri oleh Rektor UGM, jajaran pimpinan universitas, para dekan fakultas, dosen, orang tua wisudawan, serta sivitas akademika UGM.

Pada periode ini, Fakultas Kehutanan UGM secara resmi meluluskan sebanyak 96 mahasiswa program Sarjana (S1). Capaian ini menjadi bagian dari kontribusi fakultas dalam mencetak sumber daya manusia unggul di bidang kehutanan yang diharapkan mampu berperan aktif di berbagai sektor, baik di pemerintahan, swasta, lembaga penelitian, maupun di tengah masyarakat.

Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan Fakultas Kehutanan UGM tercatat sebesar 3,56, dengan masa studi rata-rata 4 tahun 1 bulan. Sebanyak 64 mahasiswa meraih predikat cum laude, sementara lima wisudawan berhasil menyelesaikan studi tercepat dalam waktu 3 tahun 9 bulan. Mereka adalah Ajeng Fira Madani, Astriwisessa Indahsari Bhanuwati, Amalia Permata Yusa Putri, Bobby Hendrawan, dan Pramudya Bumishambara—sebuah pencapaian yang mencerminkan komitmen dan kedisiplinan tinggi selama menempuh pendidikan.

Dalam prosesi wisuda, Fakultas Kehutanan juga memberikan penghargaan kepada para lulusan berprestasi. Clara Citra Arundati dari Departemen Manajemen Hutan dinobatkan sebagai lulusan terbaik fakultas dengan IPK 3,95, dan berkesempatan menerima ijazah langsung dari Rektor UGM sebagai perwakilan wisudawan fakultas.

Lulusan terbaik tingkat departemen diraih oleh Dhimas Ardi Putro Utomo (Departemen Teknologi Hasil Hutan, IPK 3,93), Anggoro Wibisono (Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, IPK 3,87), dan Salma Salsabila (Departemen Silvikultur, IPK 3,86). Para lulusan berprestasi ini tidak hanya menunjukkan keunggulan akademik, tetapi juga aktif berkontribusi dalam kegiatan penelitian, organisasi kemahasiswaan, serta pengabdian kepada masyarakat.

Usai mengikuti prosesi utama di GSP, para wisudawan dan wisudawati Fakultas Kehutanan mengikuti acara pelepasan yang diinisiasi oleh organisasi Kapak Rimba. Bertempat di selasar Gedung IFFLC, kegiatan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh keakraban, diwarnai dengan nyanyian bersama dan iringan musik yang meriah.

Dengan berakhirnya seluruh rangkaian prosesi wisuda dan pelepasan, Fakultas Kehutanan UGM secara resmi melepas para lulusan untuk melangkah ke fase kehidupan berikutnya. Diharapkan, ilmu, pengalaman, dan nilai-nilai yang telah ditanamkan selama berkuliah dapat menjadi bekal berharga bagi para lulusan dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, bangsa, dan keberlanjutan lingkungan.

Penulis : Irma

 

 

Workshop Internasional Metabarkoding COXI, Dukung Riset Kolaboratif Bidang Genomik Konservasi

NewsRilis Selasa, 26 Agustus 2025

Yogyakarta – Laboratorium Satwa Liar, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Senin (25/8/2025) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “From Raw Reads to Species NGS Metabarcoding: Practical COX1 analysis with mBRAVE”. Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama Jacob Wu, Global Business Manager dari Genomics Biosci & Tech (Taiwan).

Acara ini merupakan bagian dari program kerja sama penelitian antara Fakultas Kehutanan UGM, Auror Biosains Nusantara (Jakarta), serta Genomics Biosci & Tech (Taiwan). Kegiatan berlangsung di Ruang Sidang Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan (KSDH), Fakultas Kehutanan UGM, dan diikuti sekitar 20 peserta.

Peserta yang hadir berasal dari berbagai institusi, antara lain Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), serta Yayasan Kanopi. Selama kegiatan, peserta mendapatkan penjelasan mengenai analisis praktis gen COX1 menggunakan platform mBRAVE (Multiplex Barcode Research and Visualization Environment).

Kegiatan tersebut antara lain:

  • Pengenalan konsep NGS (Next Generation Sequencing) metabarcoding untuk identifikasi spesies.
  • Praktik analisis data COX1 dengan perangkat bioinformatika.
  • Diskusi interaktif terkait potensi riset kolaboratif dalam bidang genomik konservasi dan keanekaragaman hayati.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pemahaman teknis mengenai analisis data molekuler, namun juga membuka peluang kolaborasi riset lintas negara dalam bidang konservasi satwa liar dan ekologi molekuler.

“Metabarcoding berbasis COX1 menjadi salah satu metode penting untuk mengidentifikasi spesies dengan lebih cepat dan akurat. Melalui kerja sama ini, kami berharap akan lahir penelitian bersama yang bermanfaat bagi pengelolaan biodiversitas di kawasan tropis.

Dengan terselenggaranya workshop ini, Fakultas Kehutanan UGM melalui Laboratorium Satwa Liar semakin memperkuat jejaring internasional dalam pengembangan ilmu genomik, khususnya dalam konteks konservasi keanekaragaman hayati.

 

Penulis: Dani Listyowati
Dokumentasi: Jacob Wu

Fakultas Kehutanan UGM dan EcoPesantren Gadingmangu Tandatangani Nota Kesepakatan Penguatan SDM dan Pengelolaan Lingkungan

NewsRilis Kamis, 21 Agustus 2025

Yogyakarta, (20/8) — Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalin kerja sama strategis dengan EcoPesantren Pondok Pesantren Gadingmangu melalui penandatanganan Nota Kesepakatan tentang Pendidikan, Pelatihan, Pengabdian kepada Masyarakat, serta Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Lingkungan.

Nota kesepakatan tersebut merupakan wujud komitmen bersama dalam memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan lembaga pendidikan berbasis pesantren untuk membangun kesadaran serta kapasitas masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Ir. Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D., IPU. dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerja sama ini diharapkan mampu memperluas cakrawala pendidikan lingkungan, khususnya melalui integrasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai religius yang dimiliki pesantren. “Pesantren adalah pusat pembentukan karakter luhur generasi muda. Dengan kolaborasi ini, kami ingin menghadirkan program pendidikan, pelatihan, dan pengabdian masyarakat yang berorientasi pada peningkatan kualitas SDM dalam pengelolaan lingkungan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Ecopesantren Pondok Pesantren Gadingmangu, Nurul Firdaus, S.Pd., M.M. menegaskan bahwa konsep EcoPesantren yang selama ini dijalankan akan semakin kuat melalui sinergi dengan akademisi dan praktisi dari Fakultas Kehutanan UGM. “Kami percaya, kolaborasi ini akan membawa manfaat nyata bagi santri, masyarakat sekitar, dan lingkungan yang kita kelola bersama,” ungkapnya.

Ruang lingkup nota kesepakatan ini mencakup kegiatan pendidikan dan pelatihan lingkungan, penelitian bersama, program pengabdian kepada masyarakat, hingga penguatan kapasitas SDM dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Di dalamnya  termasuk pula pengembangan kurikulum atau materi ajar terkait pengelolaan lingkungan bagi santri dan ustadz-ustadzah di Pondok Pesantren Gadingmangu dan kesempatan bagi mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM untuk melakukan magang, penelitian, atau Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pondok Pesantren Gadingmangu.

Dengan terjalinnya kerja sama ini, Fakultas Kehutanan UGM dan EcoPesantren Pondok Pesantren Gadingmangu berharap dapat menjadi pionir dalam pengembangan model kemitraan akademisi dan pesantren untuk mewujudkan masyarakat yang lebih peduli, adaptif, dan berdaya dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Penulis: Dian
Dokumentasi & Editor: Humas FKT

Pelepasan Jelajah Konservasi 2025: 39 Mahasiswa Siap Eksplorasi Baluran dan Bangsring Underwater

NewsRilis Kamis, 21 Agustus 2025

Yogyakarta, 20 Agustus 2025 – Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada melalui Family of Forest Resource Conservation (Forestation) resmi melepas 39 mahasiswa untuk mengikuti kegiatan Jelajah Konservasi 2025. Acara pelepasan yang berlangsung di Joglo Fakultas Kehutanan UGM ini dihadiri perwakilan dosen dari berbagai laboratorium serta jajaran pimpinan departemen Konservasi Sumber Daya Hutan.

Dengan mengusung tema “Jejak Alam Ufuk Timur Pulau Jawa: Eksplorasi Konservasi di Afrika van Java dan Dunia Bawah Laut Bangsring Underwater”, kegiatan ini akan dilaksanakan pada 21–25 Agustus 2025 di Taman Nasional Baluran, yang dikenal luas sebagai Afrika van Java, serta di kawasan wisata bahari Bangsring Underwater di Banyuwangi. Sebanyak 39 mahasiswa dari angkatan 2022 dan 2023 akan terlibat langsung, dengan tujuan memperluas pengalaman lapangan, meningkatkan keterampilan observasi, serta menumbuhkan kepedulian terhadap pengelolaan kawasan konservasi darat maupun laut.

Dalam sambutannya, Kepala Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Dr.rer.nat. Sena Adi Subrata, S.Hut., M.Sc., menekankan bahwa Jelajah Konservasi 2025 bukan hanya menjadi ajang pembelajaran di lapangan, tetapi juga wujud kontribusi nyata mahasiswa dalam mendukung misi konservasi nasional. Ia berharap kegiatan ini dapat memperkaya pengalaman akademik mahasiswa sekaligus menanamkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam.

Dengan dukungan penuh dari sivitas akademika dan semangat konservasi yang dibawa oleh para mahasiswa, Jelajah Konservasi 2025 diharapkan menjadi sarana pembelajaran kontekstual yang memperkuat wawasan, keterampilan, sekaligus kepedulian generasi muda terhadap pelestarian lingkungan Indonesia.

Penulis : Satria Gasa

1…38
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS KEHUTANAN
Universitas Gadjah Mada
Jl. Agro No. 1 Bulaksumur Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 512102, 6491420 Fax. (0274) 550541
Email: fkt@ugm.ac.id

Informasi Publik

  • Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

© FKT - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju