• UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Visi dan MIsi
    • Kelembagaan Fakultas
    • Sejarah dan Perkembangan
    • Staff Pendidik
  • Akademik
    • Sistem Pendidikan
    • Departemen
    • Sistem Kredit Semester
    • BUKU PANDUAN AKADEMIK
  • KEMAHASISWAAN
    • KEMAHASISWAAN
    • LEM
    • PPSMB Pelestari
  • Penelitian dan Publikasi
    • Berita Penelitian dan Publikasi
    • Penelitian
    • Publikasi
    • Kekayaan Intelektual
    • Jangka Benah
  • Pengabdian Masyarakat
    • Pengabdian Dosen
    • Kerja Sama
    • WANAGAMA
    • KHDTK NGANDONG-GETAS
  • Beranda
  • hal. 18
Archive:

Tag: Bahasa Indonesia

Publikasi: Growth stress and wood properties of 10-year-old fast-growing teak grown in Gunungkidul, Yogyakarta

berita penelitian dan publikasi Jumat, 5 Januari 2024

Abstract
The establishment of fast-growing teak plantations in Indonesia provides opportunities for shorter harvesting periods. However, it also poses challenges on wood utilization due to juvenility and growth stress-related defects. This study investigated growth stress levels and some wood properties of 10-year-old fast-growing teak grown in Gunungkidul Regency, Yogyakarta. The strain gauge method was used to measure longitudinal surface released-strains (LRS), tangential surface released-strains (TRS), and longitudinal internal residual strains (IRS). Wood specimens were also collected near each strain measurement point for the analysis of wood properties. The results showed LRS values ranging from −1243 to 320 με, TRS values ranging from −779 to 382 με, and IRS values ranging from −589 to 786 με. Meanwhile, radial variations in fiber length, modulus of elasticity, and lignin content were observed. Significant correlations were found between IRS values and microfibril angle, fiber length, modulus of elasticity, lignin content, and hemicellulose content, while no significant correlations were observed between LRS and TRS values and wood properties. These findings suggest a moderate level of growth stress. Additionally, the results also indicate that this 10-year-old fast-growing teak is still in the juvenile stage. Therefore, its utilization should be performed with caution.

SDGs:
1. SDGs 4:Quality Education
2. SDGs 8:Decent Work and Economic Growth
3. SDGs 12:Responsible Consumption and Production
4. SDGs 13:Climate Action
5. SDGs 15:Life on Land

Link Dokumen:
Download

Penanaman Perdana Pembangunan Konservasi Kebun Plasma Nutfah Durian

NewsRilis Jumat, 22 Desember 2023

Fakultas Kehutanan UGM dengan Perum Perhutani melakukan kerja sama penelitian dan Pembangunan Konservasi Ex-situ Durian yang berlokasi di Petak 106, RPH Katerban, BKPH Purworejo, KPH Kedu Selatan yang terletak di Desa Tlogoguwo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.

Pembangunan kebun konservasi ex situ durian juga merupakan salah satu bentuk  dukungan Fakultas Kehutanan UGM dan KPH Kedu Selatan, dimana Kawasan hutan Purworejo merupakan salah satu wilayah yang termasuk dalam cakupan pengelolaannya terhadap program pemerintah yakni pengembangan Zona Otorita Badan Otorita Borobudur (BoB).

Kegiatan tersebut dimimpin oleh Prof. Dr. Ir. Mohammad Na’iem, M.Agr.Sc. beliau merupakan guru besar di bidang Pemuliaan Pohon yang terus berupaya untuk mengkoservasi keragaman durian di Indonesia. Kegiatan ini akan mendukung pengelolaan hutan di Indonesia lebih produktif dan dengan penanaman durian akan memberikan nilai ekonomi dari hasil hutan bukan kayu dan juga penyimpanan karbon untuk mitigasi perubahan iklim.

Selasa, 19 Desember 2023 telah dilakukan penanaman perdana oleh tim Fakultas Kehutanan UGM dan Perum Perhutani di lokasi penelitian. Dalam agenda Penanaman Perdana ini turut hadir Bapak Endung Trihartaka selaku Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perhutani, Bapak Moch, Farid Januardi selaku Kepala Perhutani Forestry Institute, Bapak R Ratmanto  selaku Kepala Devisi Regional Jawa Tengah, Bapak Usep Rustandi sekalu Kepala KPH Kedu Selatan. Turut hadir pula Bapak Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPU. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan beserta Tim Konservasi Ex-situ Durian Fakultas Kehutanan UGM.

Dalam kesempatan ini Prof. Dr. Ir. Mohammad Na’iem, M.Agr.Sc menyampaikan bahwa konservasi durian selain berkontribusi untuk kelestarian lingkungan, durian yang terpilih dan berkualitas dapat digunakan untuk mendorong percepatan perhutanan sosial agar lebih produktif. Program konservasi durian tersebut sejalan dengan program Universitas Gadjah Mada untuk mencapai SDGs poin 1 No poverty, 13 climate action dan land (biodiversitas).

Upaya koleksi durian lokal melalui kegiatan eksplorasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan bahan tanaman dari berbagai jenis durian lokal unggul dari seluruh Indonesia, dan selanjutnya memapankannya dalam sebuah unit konservasi ex situ (uji progeny, kebun plasma nutfah, dan bank klon). Untuk menambah nilai jual kawasan, pembangunan konservasi ex situ durian didukung dengan pembangunan landscape guna memberi keamanan, kenyamanan, serta nilai estetika kawasan, sehingga secara langsung maupun tidak langsung berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan.

KONTRIBUSI REHABILITASI HUTAN DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENCAPAIN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

NewsRilis Senin, 18 Desember 2023

Conference of the Parties (COP) adalah pertemuan pengambil keputusan tertinggi dari United Nations Framework Convention on Climate Change sebagai tidak lanjut KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brazil. Pada COP 28 yang diselenggarakan di Dubai, pada 30 November s.d 12 Desember 2023.

Pada kesempatan ini, Prof. Ir. Widiyatno, S.Hut., M.Sc., Ph.D, IPM sebagai Profesor termuda di Fakultas Kehutanan UGM ini mengikuti acara COP 28 sebagai salah satu panelis yang juga tergabung dalam tim Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (Ditjen PDASRH) KLHK pada tanggal 8 Desember 2023.

Prof. Widiyatno menjadi salah satu panelis dalam Talkshow “Watershed Management Improvement Through Biodiversity Conservation and Forest Rehabilitation: yang merupakan salah satu kegiatan COP28 UAE-United National Climate Change Conference yang diselenggarakan oleh pavilion Indonesia. Dalam sesi ini diawali dengan keynote speech oleh Ir. Dyah Murtiningsih, M.Hum. (Dirjen PDASHL) tentang The Role of Forest Rehabilitation Activities in Enhancing Watershed Management. Diskusi tersebut  dipandu oleh Dr. M. Zainal Arifin (Direktur Konservasi Tanah dan Air, Pelaksana Program Hutan II KLHK RI).

Pada diskusi tersebut, Prof. Widiyatno menyampaikan topik “The Contribution of Tropical Forest Rehabilitation to Achieving Indonesia’s NDC and SDGs”. Dalam paparannya disampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai keragaman hayati yang tinggi dan harus dijaga kelestariannya karena hutan merupakan paru-paru dunia dan sumber jasa lingkungan diantaranya pengatur regulasi iklim, sumber air bersih, sumber makanan, obat obatan dan lain-lain. Untuk itu kegiatan rehabilitasi hutan terdegradasi di Indonesia harus dilakukan untuk mendukung ketercapaian Nationally Determined Contributions (NDC) dan Sustainable Development Goals (SDGs). Upaya rehabilitasi hutan juga harus memperhatikan kepentingan sosial dan ekonomi Masyarakat sekitar hutan sehingga keberadaan hutan yang terehabilitasi dapat berkontribusi dalam pencapain SDGs khususnya SDG :No poverty; SDG 2: Zero hunger; SDG 3: Good health and well-being; SDG 6 :Clean water and sanitation; SDG 13:Climate action;  dan SDG 15: Life on land. Beberapa capain rehabilitasi yang dilakukan terbukti mampu meningkatkan percepetan ketertututupan lahan, serapan karbon, dan meningkatkan pendpatan Masyarakat sekitar hutan. Sebagai ilustrai pemanfaatan materi jati unggul dapat meningkatkan serapan karbon sebesar 205.04 Ton C/ha. Disamping itu pemanfaatan jenis asli (native species) Dipterocarp dalam penanaman pengkayaan pada hutan alam sekunder dapat menambahakn serapan karbon karbon sebesar 139.52 ton C/ha pada hutan alam sekunder selain menjaga jenis asli baik hewan atau tumbuhan agar tidak punah dimasa mendatang. Disamping itu kegiatan rehabilitasi hutan juga mampu menghadirkan mata air dalam Kawasan hutan. Dari sisi social ekonomi, pendekatan rehabilitasi hutan yang dilakukan dengan pendekatan agroforestry dapat memberikan peningkatan pendapatan bagi Masyarakat sekitar hutan khususnya dengan pemanfaatan jenis-jenis tanaman penghasil hasil nutan bukan kayu (HHBK). Untuk itu kegiatan rehabilitasi hutan perlu terus ditingkatkan luasan dan Tingkat keberhasilannya sehingga dapat berkontribusi dalam penurunan emisi hutan Indonesia yang merupakan salah satu program unggulan pemerintah Indonesia melalui program Forest and Other Land Use Net Sink 2030 (FOLU Net Sink 2030) untuk menurunkan emisi sebesar 31,89% dengan usaha sendiri atau   43,20% dengan dukungan internasional.

Peran Hutan Mangrove dalam Mitigasi Perubahan Iklim dan kesejahteraan masyarakat

NewsRilis Senin, 18 Desember 2023

Tahun 2023 pelaksanaan Conference of the Parties 28 (COP28) dilaksanakan di Dubai pada 30 November -12 Desember 2023. Konferensi ini merupakan kegiatan tahunan dari para pemimpin dunia untuk membahas tentang cara membatasi dan mempersiapkan diri untuk perubahan iklim di masa depan. Pada COP 28, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Ir. Sigit Sunarta, S,Hut. M.Sc., Ph.D, IPU tergabung dengan kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan serangkaian kegiatan diplomasi tentang kegiatan capaian Indonesia dalam melakukan upaya penurunan emisi serta peniningkatan serapan karbon sebagai upaya mitigasi perubahan iklim dan pencapaian sustainable development goals (SDGs). Pada kesempatan tersebut Dekan Fakultas Kehutanan UGM Ir. Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., Ph.D., IPU. menjadi pembicara dalam Talkshow “Protecting and Rehabilitating Mangrove with Community Empowerment.

Dalam pemaparannya beliau menyampaikan perihal “Weighing the economic value of mangrove forests: is it worth rehabilitation?”. Topik utama yang disampaikan dalam paparannya dianaranya adalah  1. Peran Karbon; 2. Perikanan; 3. Kayu dan Kayu Bakar; 4. Perlindungan Pesisir. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ekonomi dari ekosistem mangrove diantaranya adalah perikanan (silvofishery), ekowisata dan karbon. Dari sisi simpanan karbon, simpanan karbon di hutan mangrove 5 kali lebih besar dibandingkan hutan terrestrial.  Berkenaan hal tersebut Upaya rehabilitasi hutan perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian hutan di masa mendatang. Beberapa studi Valuasi Ekonomi Rehabilitasi Mangrove ini menghasilkan beberapa temuan diantaranya adalah:

  1. Kriteria efisiensi ekonomi untuk rehabilitasi mangrove menghasilkan NPV (rata-rata untuk 5 lokasi) sebesar Rp108.755.292 per hektar, BCR sebesar 1,72, dan EIRR sebesar 10,27%. Berdasarkan kriteria tersebut, rehabilitasi mangrove dianggap layak secara ekonomi karena memberikan nilai NPV ≥ 0, BCR ≥ 1, dan EIRR ≥ OCC (5,19%). Simulasi dilakukan dalam periode analisis 30 tahun.
  2. Berdasarkan hasil penelitian ini, nilai ekonomi dari total manfaat ekosistem mangrove yang tercakup dalam penelitian ini (meliputi penyediaan madu, perikanan tangkap, pencegahan abrasi, pencegahan intrusi, dan penyimpanan karbon) cukup besar, yaitu pada kisaran nilai Rp 24.902.764,-/ha/tahun hingga Rp 44.030.033,-/ha/tahun, 033,-/ha/tahun sedangkan biaya rehabilitasi termasuk nilai lahan selama siklus analisis 30 tahun mencapai Rp. 258.104.480,- atau Rp. 8.603.483,-/ha/tahun, sehingga upaya perlindungan ekosistem mangrove saat ini, pemanfaatan berbasis lahan seperti pemanenan kayu dan alih fungsi lahan mangrove untuk peruntukan lain masih menjadi pilihan yang paling rasional.

Beberapa implikasi kebijakan yang diperlukan antara lain:

  1. Perlunya komitmen yang kuat dalam bentuk kebijakan politik dan anggaran dalam pelaksanaan rehabilitasi mangrove, upaya-upaya untuk menjamin keberhasilannya, dan perlindungan berkelanjutan terhadap ekosistem mangrove yang ada.
  2. Koordinasi dan sinergi antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam upaya rehabilitasi dan perlindungan mangrove, dengan menggunakan kajian biaya-manfaat ekonomi mangrove sebagai dasar argumentasi.
  3. Penyiapan mekanisme kelembagaan untuk percepatan dan pengaturan aliran fiskal dari potensi transformasi nilai simpanan karbon menjadi nilai nyata yang dapat dinikmati oleh masyarakat lokal sebagai insentif.

Papararan tersebut menunjukkan bagaimana komitmen Bangsa Indonesia dalam upaya melestarian hutan khususnya mangrove untuk mencapai SGDs khususnya dalam bidang No poverty (SDG 1), Zero hunger (SDG 2),  Climate action (SDG 13), Life below water (SDG 14),  dan Life on land (SDG 15).

Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM Meraih Prestasi di Kompetisi Nasional Abdidaya Ormawa 2023

NewsRilis Kamis, 14 Desember 2023

Jember, 9 Desember 2023 – Rayhan Rajoalam Putra Paliamanda, mahasiswa Fakultas Kehutanan angkatan 2020 yang tergabung dalam tim PPK Ormawa  Komunitas Program Hibah Bina Desa (PHBD UGM), berhasil mengukir prestasi gemilang di Final Abdidaya Ormawa 2023.

Dalam malam penganugerahan Abdidaya Ormawa yang diselenggarakan di Jember pada tanggal 6-9 Desember, tim PHBD Center dengan judul “Among Tani: Pemberdayaan Masyarakat Tani Melalui Pembentukan Sekolah Tani Nonformal guna Mendorong Regenerasi dan Peningkatan Kapasitas Sektor Pertanian Desa Banjararum” meraih predikat terbaik 2 dan terbaik tiga dalam dua kategori yang berbeda untuk Universitas Gadjah Mada. Adapun rincian kategori tersebut adalah Terbaik 2 Kategori Video Terlengkap dan Terbaik 3 Kategori Ormawa Terkolaborasi. Kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat di Desa Banjararum dan sekitarnya.

Keberhasilan ini menegaskan komitmen dan kualitas mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM dalam berpartisipasi serta berprestasi dalam kompetisi tingkat nasional. Ia berharap dengan hasil yang diraih bisa menginspirasi tim/mahasiswa Fakultas kehutanan UGM lainnya untuk terus berprestasi.

Seleksi Co Ass Praktik PIK PWG 2024

Beasiswa dan Lowongan Senin, 4 Desember 2023

[ Seleksi Co Ass Praktik PIK PWG 2024 ]

Persyaratan:
1. IPK minimal 3.25
2. Nilai Praktik PIK: A
3. Sehat jasmani dan rohani
Periode Pendaftaran mulai tanggal 4 s.d 8 Desember 2023 melalui tautan: https://bit.ly/PendaftaranCoassPIK-PWG

Pelaksanaan Praktik mulai tanggal 5 s.d 11 Februari 2024.

Narahubung:
1. M. Abdul Rahman Subrata, S.Hut., M.Sc. (0839 b4178 0082)
2. Dr. Rizki Arisandi, S.Hut. (0813 2680 9928)

#praktikpikpwg #fktugm #rimbawanfktugm #wanagama #seleksicoass

Forester in Action Bakti Himaba dalam Silviculture in Sustainability

NewsRilis Senin, 27 November 2023

Pada hari Minggu tanggal 26 November 2023, HIMABA atau Himpunan Mahasiswa Budidaya (HIMABA) Fakultas Kehutanan UGM melakukan kegiatan penanaman 1.700 pohon Cemara Udang dan Cemara Belitung di Pantai Wuni Melodi, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan yang bertajuk Forester in Action (FIA) ini merupakan merupakan salah satu program kerja dari Himpunan Mahasiswa Budidaya (HIMABA) Fakultas Kehutanan UGM yang dikemas sedemikian rupa dalam bentuk kegiatan penanaman. Nama HIMABA berasal dari nama minat studi Budidaya Hutan yang saat ini telah berganti menjadi Departemen Silfikultur di Fakultas Kehutanan UGM.

Tema Forester in Action (FIA) yang diusung pada tahun ke-6 ini adalah Silviculture in Sustainability. Tema ini dipilih atas dasar upaya HIMABA dalam menjaga dan mewujudkan hutan yang lestari secara keberlanjutan seiring dengan misi memadukan jiwa penelitian dan semangat pengabdian kepada masyarakat. Integrasi peran mahasiswa dan masyarakat dalam membangun hutan menjadi fokus perhatian dalam kegiatan kali ini.

Forester in Action (FIA) #6 dilakukan dengan dalam serangkaian kegiatan dari tahap sosialisasi penanaman, sarasehan, dan penanaman pohon sebanyak 1.700 bibit secara langsung di lapangan bersama dengan masyarakat. Tidak sebatas menanam, kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkelanjutan. Artinya, tidak hanya selesai pada saat penanaman, tetapi juga meliputi perawatan tanaman di bulan pertama serta monitoring untuk mengetahui tingkat keberhasilan penanaman yang telah dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui persentase keberhasilan tanaman hidup.

Dukungan senantiasa diberikan oleh Dr. Dra. Ir. Winastuti Dwi Atmanto, M. P., IPU selaku Dosen Pembimbing dari Fakultas Kehutanan UGM untuk kelancaran dan keberhasilan kegiatan penanaman tersebut. Total bibit tertanam sebanyak kurang lebih 1700 bibit yang akan terus dipantau pertumbuhannya melalui kegiatan monitoring yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Budidaya Hutan. Diharapkan kegiatan Forester in Action (FIA) #6 mampu memberikan manfaat yang nyata serta berkelanjutan, sesuai dengan tema yang diusung.

 

Press Release International Forestry Students’ Association Local Committee Universitas Gadjah Mada Delegation for the 51st International Forestry Students’ Symposium “Transforming Forestry – Getting Ahead of Current and Future Challenges” Author: Nilo Wijaya and Clara Citra Arundati

NewsRilis Jumat, 17 November 2023

Figure 1. Prof. Dr. Peter Spathelf Lecture Session “And keep being uncomfortable!” uttered by Prof. Dr. Peter Spathelf as a resounding call to embrace discomfort, ignited the spirit of curiosity among the attendees at the atmosphere of the 51st International Forestry Students’ Symposium (IFSS) first lecture.

[Indonesia, 17/11/2023] – The International Forestry Students’ Association Local Committee at Universitas Gadjah Mada (IFSA LC UGM) proudly announces its participation in the 51st International Forestry Students’ Symposium (IFSS). The event, held From August 16th until September 1st, 2023 in Germany, was a space for knowledge and cultural exchange that enabled the students to participate in various forestry activities, exchange ideas, and network. IFSA LC UGM managed to have two delegates, namely Nilo Wijaya (Forestry Education Commissioner IFSA LC UGM) and Clara Citra Arundati (Head of Human Resource Development Commission IFSA LC UGM), to represent IFSA LC UGM in the 51st IFSS. The primary emphasis of the symposium revolves around professional development, encompassing essential aspects such as understanding the fundamental characteristics of German forests and forestry, the enduring concept of sustainable forests, and addressing the impacts of climate change, including strategies for both adaptation and mitigation.

Figure 2. Hiking group in Mount Lusen, Bavaria

As promised, the 51st IFSS served as a platform to cultivate interactions and engagement among more than 100 international students. It facilitated an invaluable learning experience by exploring local forestry practices through lectures, excursions, and panel discussions led by industry pioneers. Additionally, the symposium provided a vibrant space for cultural exchange among students from diverse global backgrounds. The activities included workshops, poster presentations, and various engagements to foster cross-cultural interactions. The itinerary was set for the participants to experience a range of topics. These include exploring the German forestry structure, its historical and traditional uses, the nuances of various forest types, the dynamics of climate change, and strategies for both mitigation and adaptation. To ensure the fulfillment of this diverse program, a comprehensive trip spanning two weeks covered multiple regions across Germany, specifically Eberswalde, Dresden, Erfurt, Bavaria, Freiburg, Cologne, Bonn, and Göttingen.

Figure 3. IFSA LC UGM delegates presenting their research poster

IFSA LC UGM delegates enthusiastically participated in the program arranged by the 51st IFSS Organizing Committee (OC). Throughout the event, IFSA LC UGM delegates actively contributed to various discussions, sharing their research findings, perspectives, and experiences in forestry, while also learning from the wide spectrum of knowledge presented by other participants from different corners of the globe. Delegates from IFSA LC UGM had the privilege of showcasing their research poster titled Analysis of Financial Feasibility of Sukobubuk Rejo Forest Farmer Group (KTH) in the Social Forestry Area in Pati District at the event. The presentation received positive responses, with enthusiastic feedback from participants worldwide.

Figure 4. World Café session with IFSA Partners

IFSS provided an unparalleled opportunity for the IFSA LC UGM delegates to network, collaborate, and foster relationships with peers, experts, and professionals in the field of forestry. Regarding networking, the IFSA LC UGM delegates, along with other attendees, seized the opportunity to interact and engage with esteemed IFSA partners actively. Among these were notable organizations such as Forest Europe (FE), European Forest Institute (EFI), Forest Stewardship Council (FSC), Schutzgemeinschaft Deutscher Wald (SDW), Arbeitsgemeinschaft Naturgemäße Waldwirtschaft (ANW), and Global Landscapes Forum (GLF). This interaction provided a valuable platform for meaningful connections and discussions with key stakeholders in the field of forestry and environmental sustainability, especially in terms of forest policy and youth participation in policymaking.

Figure 5. In-person attendees of previous and current Board of IFSA

The 51st IFSS unfolded over several eventful days filled with lectures, workshops, forest excursions, and enriching discussions. The event’s inaugural day set the stage with lectures on German forests, their management, and their crucial role in combating the climate crisis. Participants were also immersed in a workshop, emphasizing sustainability within the IFSA, underscoring the importance of environmentally conscious forestry practices. The symposium encapsulated diverse experiences, including a forest walk, a and sponsor marketplace. Furthermore, excursions to various sites, including Technische Universität Dresden and the Forstbotanischer Garten Tharandt, provided a hands-on understanding of German forest dynamics, ecological systems, and forestry practices. The subsequent days were packed with the IFSA General Assembly sessions, marking significant transitions in the organizational structure, financial planning, and the establishment of sub-commissions. The assembly also witnessed engaging workshops on climate justice, global forestry, and innovative forestry strategies. Insightful lectures and industry perspectives from Egger illuminated the future of timber resources in Germany, sparking valuable discussions about industry sustainability and challenges in the forestry sector.

Figure 6. Bark beetle damaged forest in the Harz National Park

Excursions to Bavarian National Park and Freiburg delved into topics like mixed species forestry, alternative tree species, and selective reforestation strategies to tackle climate change. The Lower Saxony Forestry Office Lauterberg excursion emphasized forest protection of bark beetle, structured reorganization, and the establishment of new forest areas for hunting purposes. The symposium concluded with panel discussions on global forestry practices, climate change, and future challenges, highlighting the applicability of solutions in both temperate and tropical regions. Additionally, a review workshop on the 51st IFSS offered a comprehensive evaluation of the event, showcasing the enriching experiences and insights gained throughout the symposium. The event concluded with a vibrant closing ceremony, celebrating the collective experience with anticipation for the next agenda.

The experience garnered at the 51st IFSS has undoubtedly fortified the commitment of IFSA LC UGM to further initiatives that promote sustainable forestry practices, environmental conservation, and the global exchange of knowledge in the field. IFSA LC UGM looks forward to maintaining its active engagement and eagerly continues to participate in upcoming IFSA events, notably the highly anticipated 52nd IFSS 2024 in Romania. As the delegates return to Universitas Gadjah Mada, they are enthusiastic about sharing the insights and experiences gained at the symposium with their local community.

IFSA LC UGM delegates for the 51st IFSS would like to extend our sincere gratitude to the following:

  • Universitas Gadjah Mada (UGM), with a special mention of appreciation to the Directorate of Student Affairs;
  • the Faculty of Forestry at UGM, with honorable recognition for the Social Economy of Forestry Laboratory within the faculty;
  • the International Forestry Students’ Association (IFSA) and IFSA LC UGM, specifically acknowledging the Board of Directors, Consulting Members, and the IFSA LC UGM Family;
  • the Organizing Committee of the 51st IFSS, the Germany Federal Ministry of Agriculture, and the sponsors who contributed to the success of the event;
  • Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI);
  • the Embassy of the Republic of Indonesia in Berlin, Germany;
  • IFSA SAN;
  • the Sukobubuk Rejo research team.

 

Moreover, we express our heartfelt appreciation to all other supporting entities whose contributions and assistance were invaluable in ensuring the success of our participation in the IFSA LC UGM delegation for the 51st IFSS. This unwavering support has played a pivotal role in delegation accomplishments, and the delegates deeply value the involvement and dedication to the delegation’s success.

Madu Klanceng di Lereng Merapi

NewsRilis Rabu, 15 November 2023

Yogyakarta – 15 November 2023

Tiga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), yaitu Dr. Rini Pujiarti dan Dr. Muhammad Navis Rofii (Fakultas Kehutanan), serta Dr. Najmu Tsaqib Akhda (Fakultas Pertanian) melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada Tahun 2023 dengan skema Penerapan Teknologi Tepat Guna. Program berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Konservasi dan Teknologi Tepat Guna untuk Madu” menyasar pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lereng gunung Merapi, tepatnya di Dusun Kaliurang Timur, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sasaran spesifiknya adalah Kelompok Tani Hutan (KTH) Sedyo Makmur dan para pemuda desa pengelola Tankaman Natural Park (TNP).

Komoditas madu yang dikenalkan untuk dibudidayakan oleh masyarakat dalam program ini adalah jenis madu dari lebah klanceng Tetragonula sp. Sedikitnya terdapat lima alasan mengapa dipilih lebah klanceng dan madunya: (1) lebah yang mudah ditemukan di Indonesia, tidak menyengat, dan mudah dibudidayakan dibandingkan dengan spesies lebah lain; (2) madu bersifat antibakteri, antioksidan, antikanker dan antiinflamasi; (3) harga produknya cukup mahal; (4) memiliki fungsi konservasi lewat penyerbukan tanaman oleh lebah; (5) menghasilkan madu dalam waktu tiga bulan; dan (6) madu alami tidak bisa kadaluarsa.

Produk madu dapat menjadi komoditas andalan masyarakat Kaliurang Timur karena kawasan yang digarap KTH Sedyo Makmur berada di dekat lokasi wisata ‘Tankaman Natural Park’ (TNP). Baik KTH Sedyo Makmur maupun TNP adalah aset Padukuhan Kaliurang Timur, di mana KTH Sedyo Makmur diisi oleh petani senior, sedangkan TNP dikelola oleh para pemuda. Hadirnya TNP merupakan hasil inisiasi dari kelompok pemuda untuk memanfaatkan tebing yang menjadi gardu pandang alami ke arah puncak gunung Merapi. ‘Tankaman’, yang merupakan akronim dari ‘wetan pemakaman’ atau ‘sebelah timurnya pemakaman’, saat ini dikunjungi wisatawan yang ingin melihat panorama Gunung Merapi.

Gambar 1. Beberapa tahap penyerahan kotak lebah kepada KTH Sedyo Makmur (28 Agustus dan 17 Oktober 2023)

Total 60-an kotak lebah diserahkan kepada KTH Sedyo Makmur untuk dipelihara dan dipanen lebahnya secara kolektif. Kotak lebah diletakkan di rumah anggota KTH Sedyo Makmur yang di sekitarnya terdapat banyak tanaman bunga dan buah, serta sebagian yang lain ditempatkan di dekat pintu masuk TNP sebagai atraksi wisata edukasi. Keuntungan yang diperoleh akan dikelola secara kolektif oleh pengurus KTH Sedyo Makmur yang setiap bulannya memiliki agenda rutin pertemuan kelompok dan arisan.

“Saya sudah lama ingin mencoba memelihara lebah madu, tetapi takut tersengat. Ini kesempatan bagus karena lebahnya jenis yang tidak menyengat. Saya semangat sekali untuk mencobanya,” kata Sri Hartati, anggota KTH Sedyo Makmur antusias mengomentari datangnya kotak lebah.

Setelah memelihara lebah selama beberapa bulan, pada 31 Oktober 2023 diselenggarakan pelatihan sekaligus pendampingan untuk memindah koloni lebah dan memanen madu. Memindah koloni dimaksudkan agar masyarakat mampu menambah jumlah kotak lebah secara mandiri sehingga madu yang dihasilkan dapat bertambah banyak secara natural.

Gambar 2. Pelatihan-pendampingan memindah koloni

Sebelum mencapai target sebagai produk khas Kaliurang Timur yang akan dijual sebagai oleh-oleh di TNP, madu klanceng akan menjadi konsumsi sendiri terlebih dahulu oleh petani dan dijual kepada Hayate Farm Jogja sebagai mitra pengabdian. UGM bersama Hayate Farm Jogja juga berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat meskipun secara formal program telah berakhir pertengahan November 2023.

 

Oleh : Tim pengabdian kepada masyarakat

‘Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Konservasi dan Teknologi Tepat Guna untuk Madu’

Meriahnya Konser Gigi dan Tradisi keakraban alumni

NewsRilis Senin, 23 Oktober 2023

Menjelang tengah malam, Jumat 20 Oktober 2023 semarak temu kangen alumni Fakultas Kehutanan UGM diakhiri dengan lagu pamungkas dari Band Gigi. Tradisi keakraban alumni kali ini diisi dengan ragam tampilan seni tari baik klasik maupun modern dan pentas musik dengan sajian utama group band Gigi yang digelar di Parkir utara Fakultas Kehutanan UGM. Gelaran ini menandai puncak acara Dies Natalisnya Fakultas Kehutanan UGM sekaligus menjadi penutup dari rangkaian perayaan Dies Natalis ke-60 Fakultas Kehutanan UGM. Puncak acara ini dibuka pada pukul 14.30 wib dan berakhir pada pukul 23.00 wib.

 

Tampil dalam acara tersebut Tari Sekar Pudyastuti, Tari Reog, Tari Topeng Losari, Tari Badui, Flash mop, dan line dance yang menghangatkan suasana temu alumni. Disusul oleh tampilan berbagai band pembuka seperti Paksi band, Hail John, Nabila Maharani, Jasmine Akustik, Jogjarockmantic, dan Nuance. Sorotan utama dari acara ini adalah penampilan Group Band GIGI, satu group band yang tenar di tahun 1990-an dan bertahan hingga kini dan mampu menghibur penonton dan menghadirkan suasana nostalgia yang meriah.

 

Selain diberi hiburan musik, para tamu diberi sajian berbagai hidangan lezat penuh kenangan dari stand makanan, seperti angkringan, jajan pasar, batagor, bakmi jawa, sate klatak, tengkleng, dan makanan khas Jogja lainnya.

Acara malam keakraban dan temu alumni ini terselenggaran dengan melibatkan berbagai elemen dari dosen, tenaga akademik, mahasiswa, hingga para alumni dari berbagai generasi. Fakultas Kehutanan UGM secara khusus mengundang para alumni untuk turut serta meramaikan acara ini, menciptakan kesempatan untuk mengenang masa-masa belajar mereka di Fakultas kehutanan UGM.

Hadir dan memberikan sambutan, Dekan Fakultas Kehutanan, Ir. Sigit Sunarta, S.Hut., M.P. M.Sc., Ph.D., IPU., menyampaikan rasa bangga terhadap partisipasi para alumni dalam acara ini. Beliau juga berharap bahwa acara semacam ini dapat menjadi wahana untuk memperkuat solidaritas dalam Keluarga Alumni Gadjah Mada Fakultas Kehutanan (KAGAMAHUT). Dukungan dan partisipasi aktif KAGAMAHUT dalam acara ini, menunjukkan kesatuan dan semangat positif diantara para alumni dan civitas Fakultas Kehutanan UGM. Dies Natalis ke-60 Fakultas Kehutanan UGM tidak hanya merupakan peringatan penting dari sejarah fakultas, tetapi juga menjadi momen penting untuk merayakan hubungan yang berkelanjutan antara fakultas, mahasiswa, dan para alumni.

1…1617181920…38
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS KEHUTANAN
Universitas Gadjah Mada
Jl. Agro No. 1 Bulaksumur Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 512102, 6491420 Fax. (0274) 550541
Email: fkt@ugm.ac.id

Informasi Publik

  • Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

© FKT - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju