• UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Visi dan MIsi
    • Kelembagaan Fakultas
    • Sejarah dan Perkembangan
    • Staff Pendidik
  • Akademik
    • Sistem Pendidikan
    • Departemen
    • Sistem Kredit Semester
    • BUKU PANDUAN AKADEMIK
  • KEMAHASISWAAN
    • KEMAHASISWAAN
    • LEM
    • PPSMB Pelestari
  • Penelitian dan Publikasi
    • Berita Penelitian dan Publikasi
    • Penelitian
    • Publikasi
    • Kekayaan Intelektual
    • Jangka Benah
  • Pengabdian Masyarakat
    • Pengabdian Dosen
    • Kerja Sama
    • WANAGAMA
    • KHDTK NGANDONG-GETAS
  • Beranda
  • hal. 22
Archive:

Tag: Bahasa Indonesia

Tasyakuran dan Pelepasan Wisudawan/wati Periode I Tahun Akademik 2022/2023

NewsRilis Senin, 28 November 2022

Kamis, 24 November 2022, Fakultas Kehutanan UGM melepas wisudawan/wisudawati Program Sarjana, Program Studi Kehutanan (S1) sebanyak 112 orang. Dengan demikian sampai dengan periode I Tahun Akademik 2022/2023, Fakultas Kehutanan UGM telah meluluskan 7.215 Sarjana Kehutanan. Upacara pelepasan diselenggarakan secara luring di Selasar Gedung IFFLC Fakultas Kehutanan UGM.

Berdasarkan laporan kelulusan Program Sarjana Program Studi Kehutanan yang disampaikan Ketua Program Studi Kehutanan, Dr. Emma Soraya, S.Hut., M.For., wisudawan periode ini, yang lulus dengan Predikat CUMLAUDE (Dengan Pujian) sebanyak 73 wisudawan, sangat memuaskan sebanyak 33 wisudawan, memuaskan sebanyak 3 wisudawan dan tanpa predikat sebanyak 3 wisudawan. Wisudawan dengan IPK tertinggi diraih oleh Aji Firmansyah (18/427381/KT/08693) dengan IPK 3.78 dari minat Manajemen Hutan.

Acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada lulusan terbaik; Aji Firmansyah (18/427381/KT/08693) terbaik minat MH; Benedictus Reynaldo Hartanto (18/427397/KT/08709) terbaik minat THH; Nadira Choiriyani (18/424090/KT/08665) terbaik minat KSDH dan Linda Ratnasiwi (18/430143/KT/08832) terbaik minat Silvikultur oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM. Dilanjutkan dengan pemberian bibit pohon Durian dan Alpukat oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM (Sigit Sunarta, Ph.D.) mengucapkan selamat kepada para wisudawan, wisudawati, serta keluarga, atas keberhasilan menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM dengan sangat baik. Dekan juga menyampaikan bahwa Fakultas Kehutanan UGM membuka peluang bagi lulusan sarjana untuk melanjutkan program profesi Insiyur atau program S2, bahkan pada tahun 2022/2023 dan 2023/2024 Fakultas Kehutanan UGM membuka kelas double degree berbeasiswa. Tokyo University of Agriculture and Technology, Kyoto University, Yamagata University serta beberapamitra yang lain universitas di Eropa.

Sambutan perwakilan orang tua wisudawan disampaikan oleh Ibu Dwita Anja Asmara orang tua Sdr. Zahara Muharrami, S.Hut. dan sambutan wakil wisudawan oleh Retno Pertiwi, S.Hut.

Acara Tasyakuran dan Pelepasan Wisudawan/wati Periode I Tahun Akademik 2022/2023 ditutup dengan penampilan komunitas seni kehutanan dan tim Paduan suara Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Selamat dan Sukses untuk menjemput impian masa depan wahai para Rimbawan!

(Humas FKT)

Career Development Days, Ajang pembekalan bagi calon wisudawan menghadapi masa depan

NewsRilis Sabtu, 19 November 2022

Fakultas Kehutanan UGM menyelenggarakan acara Career Development Days yang dilaksanakan selama 2 hari yakni pada hari Jumat 18 November 2022 dan Sabtu 19 November 2022. Kegiatan terlaksana dengan penuh antusiasme oleh calon wisudawan/wati periode I 2022/2023 yang hadir sejumlah 85 orang, bertempat di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM. Kegiatan diselenggarakan untuk memperluas wawasan calon wisudawan/wati mengenai prospek setelah lulus menjadi Sarjana Kehutanan dan dalam menghadapi dinamika dalam dunia kerja.

Rangkaian hari pertama Career Development yang diselenggarakan pada Jumat 18 November 2022, diawali dengan sosialisasi Program Studi Profesi Insinyur Kehutanan (PSPIK) oleh Bapak Muhammad Navis Rofii, S. Hut., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Prodi PSPIK Fakultas Kehutanan UGM. Program Studi Profesi Insinyur Kehutanan (PSPIK) merupakan program studi baru yang dibuka oleh Fakultas Kehutanan UGM yang saat ini sudah meluluskan 36 mahasiswa. Program insinyur kehutanan ini memuat pendidikan profesi dengan minimal 24 SKS yang terdiri atas 70% lapangan, 30% tatap muka. Kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan Program Studi Magister Ilmu Kehutanan (PSMIK) oleh Bapak Tomy Listyanto, S.Hut., M. Env. Sc., Ph.D selaku Ketua Prodi PSMIK Fakultas Kehutanan UGM. Pada sesi ini dijelaskan bahwa PSMIK terdapat 3 program pendidikan yakni secara regular, by research, dan double degree. Syarat kelulusan pada prodi ini adalah telah menempuh 40 SKS dengan 28 SKS bersifat wajib dan tambahan matkul seperti penyuluhan kehutanan, bioteknologi, forensik kehutanan, rehabilitasi ekosistem, serta bisnis jasa lingkungan. Sesi ketiga diisi oleh Mas Devlin Hazrian Saleh, S.Hut dengan materi The Future Skills. Mas Devlin memaparkan dan memotivasi calon wisudawan/wati bahwa tujuan belajar masa kini adalah focus terhadap pengembangan potensi diri, mengejar cita-cita, tujuan hidup, dan prospek kerja. Mas Devlin juga menjelaskan bahwa ‘Rimbawan’ bukan sekedar title tetapi harus ada value yang dibawa. Pada sesi terakhir dari rangkaian acara pada hari pertama diisi oleh Ibu Sylvi Dewanjani, S.Psi yang membawakan materi How to Promote Yourself?. Pada sesi ini Bu Sylvi menjelaskan bahwa passion itu adalah something that you love to do. Ada orang yang sangat bahagia dengan apa yang dilakukannya walaupun itu sederhana tetapi ada orang yang mudah bosan dengan apa yang dikerjakannya, padahal penuh tantangan. Selain itu beliau menuturkan where there is a will, there is a way, sehingga calon wisudawan/wati diharapkan tetap berproses.

Career Development Days hari kedua yang dilaksanakan tanggal 19 November 2022, diisi oleh Dr. Ir. Suwignya Utama dengan judul ‘Teknik Wawancara dan Penulisan Resume’. Materi yang berisi bagaimana menyusun Curriculum Vitae dan resume dijelaskan secara lugas dan menarik. Sesi ini diisi dengan workshop dan kegiatan berlangsung secara interaktif, sehingga calon wisudawan/wati banyak mendapatkan insight terkait strategi lulus dari Fakultas Kehutanan UGM. Pak Wignya turut menyampaikan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang ketika melakukan wawancara adalah cekatan, berinisiatif, berpengetahuan luas, antusiasme ketika wawancara berlangsung, serta tampil sopan dan rapi. Sebelum memasuki dunia kerja, kita wajib mengembangkan diri, hal ini dapat dilakukan dengan menyusun rencana masa depan, selalu tampil aktif, dan mahir berbahasa asing khususnya Bahasa Inggris. Sesi penutup rangkaian acara Career Development Days diisi oleh Bapak Dr. Daryono Prehaten, S.Hut., M.Sc. yang membahas terkait sosialisasi wisuda yaitu Tracer Study. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengelola infomasi terkait fresh graduate yang sudah bekerja. Informasi mencakup bagaimana masa studi di fakultas kehutanan dan informasi seputar dunia kerja yang sedang dijalani seperti prestasi di tempat kerja, penghasilan, serta identitas tempat kerja.

Menilai yang Tak Ternilai: Kontribusi Sektor Kehutanan untuk Pencapaian Pembangunan Berkalanjutan dan Mitigasi Perubahan Iklim

NewsRilis Senin, 24 Oktober 2022

Yogyakarta 20 Oktober 2022, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Seminar Nasional Research Update (SNRU) sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-59 Fakultas Kehutanan UGM. SNRU diselenggarakan di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM dengan jumlah peserta luring sebanyak 100 orang dan peserta daring sekitar 200 orang. Sesi seminar nasional merupakan sesi pertama dan akan dilanjutkan research update pada sesi kedua.

Acara seminar nasional diselenggarakan secara bauran (blended) dengan menghadirkan sejumlah narasumber yakni  Ir. Dyah Murtiningsih, M.Hum. (Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan), Dr. Ir. Ayu Dewi Utari, M.Si. (Sekretaris Badan Restorasi Gambut dan Mangrove), Agus Mashud S. Asngari (Presiden Direktur Pertamina Foundation), dan Purwadi Soeprihanto, S.Hut., M.E. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia).

Pada pembukaan seminar, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, Ph.D. menuturkan bahwa latar belakang dari pemilihan tema kegiatan adalah pandangan tentang sektor kehutanan kepada negara yang dinilai cukup rendah. Hal tersebut memicu diskursus dikalangan rimbawan.

Selama acara berlangsung beberapa narasumber menyebut beberapa faktor yang menjadi sebab, antara lain kerusakan hutan hingga perbedaan ranah dan tolak ukur (sebagaimana ketika sebuah komoditas non kayu yang hasilnya masuk dalam sektor perdagangan dan industri, bukan sektor kehutanan). Sehingga yang dikategorikan hasil atau kontribusi dari sektor kehutanan hanya pada penjualan kayu. Disisi lain, tantangan yang dihadapi oleh sektor kehutanan antara lain yakni  pengarus utamaan kuantifikasi nilai ekonomi pada jasa lingkungan di sektor kehutanan. Pada akhirnya, upaya peningkatan kontribusi dari sektor kehutanan dalam rangka menuju pembangunan berkelanjutan memerlukan kolaborasi lintas sektor.

Pasca sesi seminar nasional, agenda dilanjutkan dengan sesi kelas paralel yang merupakan sesi Research Update. Pada sesi paralel tersebut terdapat sekitar 40 penyaji hasil penelitian yang terdiri dari sejumlah kalangan baik dari internal UGM maupun eksternal UGM. Para penyaji terbagi menjadi 4 topik antara lain, teknologi hasil hutan, silvikultur, konservasi sumber daya hutam, dan manajemen hutan.

Rangkaian agenda SNRU ditutup dengan pemberian penghargaan pada poster terbaik dan presenter terbaik serta sambutan penutupan agenda oleh Wakil Dekan bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama.

Sebagai tambanan, sejumlah paparan memiliki nilai manfaat yang tinggi, oleh karena itu melalui rilis berita ini kami berupaya untuk memperluas dampak manfaat dari ilmu yang telah dibagikan melalui tautan berikut: http://ugm.id/materisnru2022

SEMINAR SERIES #2 DIES NATALIS KE-59: MEMBINCANG STRATEGI MENGATASI PERUBAHAN IKLIM DARI BERAGAM SUDUT PANDANG

NewsRilis Selasa, 18 Oktober 2022

Yogyakarta, 11 Oktober 2022. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar seminar series dalam rangkaian Dies Natalis ke-59. Rangkaian kegiatan seminar dies natalis ke-59 diawali dengan seminar series #1 dengan topik “Kontribusi Pemikiran Rimbawan Bulaksumur Dalam Pemecahan Persoalan Kehutanan Nasional”. Rangkaian seminar dalam rangka dies natalis ke-59 Fakultas Kehutanan UGM dilanjutkan dengan seminar series #2 dengan topik bahasan “Strategi Pengelolaan Kawasan Hutan untuk Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim”.

Seminar series #2 kali ini bertempat di Auditorium Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Para peserta seminar dapat menghadiri seminar secara bauran (blended) dengan jumlah peserta luring 90 peserta dan 350 peserta secara daring. Acara dimulai pada pukul 08.30 WIB dan ditutup pada 12.00 WIB.

Kegiatan seminar series diawali dari pembukaan oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Sigit Sunarta. Pada sesi pembuka Dr. Sigit Sunarta menyampaikan bahwa tema ini dipilih karena saat ini manusia bukan lagi menghadapi mitos, tetapi kenyataan perubahan iklim. Terlebih lagi, sektor kehutanan cenderung dituntut pertanggung jawaban. Oleh karena itu, strategi seperti apa yang dapat dipilih untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim menjadi sangat penting.

Acara dilanjutkan dengan sesi inti yang dipandu oleh Emma Soraya, Ph.D. dari Fakultas Kehutanan UGM. Narasumber pada seminar series #2 antara lain, Ir. R.A. Belinda Arunarwati Margono, M.Sc., Ph.D. (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia); Jany Tri Raharjo,S.Hut., M.Ec.Dev., M.P.P. (Kelompok Kerja Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, BRGM); Rama Zakaria, M.Sc. (PT Tirta Investama, Danone Aqua); dan Prof. Dr. Christine Wulandari (Universitas Lampung).

Sejalan dengan apa yang telah disampaikan diawal oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Ir. R.A. Belinda Arunarwati Margono, M.Sc., Ph.D. menyebutkan bahwa adaptasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan aktivitas kolektif karena lintas disiplin, lintas sektor, dan lintas generasi. Pada saat sesi paparan, beliau menyampaikan skema FOLU Net Sink dimana diharapkan pada 2030, sektor kehutanan mampu berperan sebagai sink, melalui sejumlah usaha seperti pengurangan emisi, restorasi dan perbaikan tata air, peningkatan kapasitas hutan alam dalam penyerapan karbon, rehabilitasi hutan dan aforestasi, pengelolaan hutan lestari, optimasi lahan tidak produktif, serta mempertahankan hutan yang ada. Ketujuh sasaran kerja dirangkum dalam tiga klasifikasi, yakni aksi pengurangan emisi, aksi peningkatan serapan, dan aksi mempertahankan serapan.

Lebih lanjut, perbincangan tentang perubahan iklim tidak bisa dilepaskan dari kontribusi ekosistem mangrove dan gambut sebagai simpanan karbon biru. Jany Tri Raharjo, S.Hut., M.Ec.Dev., M.P.P. menyebutkan bahwa kondisi kerusakan tingkat sedang hingga berat ekosistem gambut di Indonesia mencapai 3 juta Ha, sedangkan pada ekosistem mangrove terdapat proyeksi deforestasi seluas 299.258 Ha yang disebabkan salah satunya oleh perubahan menjadi tambak.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa perubahan iklim memerlukan aksi kolektif. Pada seminar series #2 turut menghadirkan dari sektor swasta. Pada sesi paparan dari Rama Zakaria, M.Sc. menunjukkan bahwa sektor swasta turut berperan dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Aksi mitigasi dan adaptasi diimplementasi dalam wujud yang beragam, baik ditinjau dari bentuk program maupun pemilihan lokasi yang terbentang dari hulu ke hilir. Sektor swasta dapat berperan dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim secara langsung dalam proses bisnis yang dijalankan, misalnya dengan modifikasi bahan baku, kemasan, peralatan, dan lain-lain.

Berbicara tentang perubahan iklim adalah berbicara perubahan jangka panjang. Pada kesempatan ini, Prof. Christine Wulandari mengingatkan tentang keberlanjutan setiap program atau aksi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Hal ini penting mengingat, perubahan iklim telah menyasar lintas generasi. Sejalan dengan hal tersebut, beliau menyebut, setidaknya terdapat 3 hal yang harus dipenuhi yakni program, kebijakan, dan kelembagaan.

Pada akhir sesi seminar, Widiyatno, Ph.D. selaku wakil dekan bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama Fakultas Kehutanan UGM menyatakan bahwa secara prinsip hutan merupakan sesuatu yang perlu dipertahankan. Kontribusi antar pemangku kepentingan adalah hal yang perlu diperhatikan. Jika tidak, maka eksistensi dari hutan yang akan terancam. Tinjauan dari beragam perspektif sangat diperlukan sehingga mampu memberi dampak hulu hilir sehingga hutan lestari dapat dicapai dimasa mendatang. Adanya strategi yang tepat mampu menguatkan posisi hutan untuk terus dijaga dan terjaga sehingga nilai hutan yang sering dikatakan dengan nilai ekologi terus muncul tanpa menghilangkan nilai lainnya.

Seminar series #2 ini bukan merupakan akhir, masih terdapat rangkaian seminar yang akan diselenggarakan pada Hari Kamis, 20 Oktober 2022 dengan tajuk Seminar Nasional Research Update mengusung tema, “Menilai yang Tak Ternilai: Kontribusi Sektor Kehutanan untuk Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan dan Mitigasi Perubahan Iklim”. Dalam rangka untuk memperluas dampak dan manfaat, tautan pendaftaran Seminar Nasional Research Update dan paparan seminar yang diadakan oleh Fakultas Kehutanan UGM, melalui rilis ini kami turut melampirkan dokumen paparan masing-masing pembicara pada seminar series #2.

Salam lestari!

– – – –

Tautan pendaftaran Seminar Nasional Research Update (SNRU): ugm.id/semnasfkt2022

Tautan materi paparan seminar series #1: ugm.id/materiseminardies1

Tautan materi paparan seminar series #2: ugm.id/materiseminardies2

Delegasi Kehutanan UGM Hadiri Forest Stewardship Council General Assembly (FSC GA)

NewsRilis Senin, 17 Oktober 2022

Fakultas Kehutanan UGM mengirimkan mahasiswanya sebagai delegasi dalam kegiatan sidang 3 tahunan Forest Stewardship Council (FSC) pada tanggal 9-14 Oktober 2022 di Westin Resort, Nusa Dua, Bali. Delegasi Kehutanan UGM diwakili oleh Faiha Azka Azzahira, mahasiswa semester 5 yang saat ini berfokus pada bidang Manajemen Hutan, juga berangkat sebagai representatif dari the International Forestry Students Association Local Committee Universitas Gadjah Mada (IFSA LC UGM) Fakultas Kehutanan UGM dan IFSA Global.

Kegiatan GA melibatkan ratusan pemimpin global dan pengambil keputusan dari pemerintah, swasta, masyarakat adat, maupun pecinta lingkungan yang bertujuan untuk mendiskusikan dan menetapkan mosi-mosi terbaru terkait pengelolaan hutan dan lingkungan demi masa depan yang lebih baik. Selain kegiatan utama, acara ini juga terdiri atas berbagai rangkaian kegiatan lain, mulai dari diskursus chamber untuk memantapkan mosi (terdiri atas chamber Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial), side events, dan keynote sessions.

Pada kegiatan tersebut, Faiha bersama dengan rekannya, Wening Ila Idzatilangi dari Universitas Hassanudin, Makassar, berperan dalam mengadvokasi terkait kesetaraan gender pada bidang Kehutanan pada sesi “Mainstreaming Diversity & Gender Within FSC” dalam bentuk IFSA Open Letter yang dikemas sebagai poster IFSA dari Gender Sub-Commission. Kedua mahasiswa ditemani oleh mahasiswa representatif IFSA lainnya: Theresa Klara Loch (Denmark) dan Barbara Ollerer (Austria) secara virtual untuk memaparkan poster “Calling for Gender – Aware and Inclusive Practices in Forest Education – An Open Letter by IFSA”.

Open Letter merupakan surat terbuka dari IFSA yang menyuarakan terkait urgensi pengarusutamaan kesetaraan gender guna meningkatkan inklusivitas dan potensi-potensi solusi kritis dan esensial bagi Kehutanan. Secara singkat, terdapat 4 demand (permintaan) yang disuarakan oleh IFSA melalui Open Letter:

  1. Melawan diskriminasi struktural melalui pengintensifikasian kursus-kursus terkait kesetaraan gender dalam sektor Kehutanan,
  2. Menerapkan lingkungan belajar yang gender-aware,
  3. Memberikan kesempatan yang sama bagi mahasiswa kehutanan, baik laki-laki maupun perempuan, sebagai role model,
  4. Meningkatkan pengetahuan dan relasi untuk mendukung kesetaraan gender.

Selain itu, Faiha dan Wening turut aktif terlibat dalam diskursus bersama para pembicara dan stakeholders lainnya terkait bentuk pemberdayaan masyarakat yang dapat membantu meningkatkan pengarusutamaan gender. Melalui partisipasi kegiatan ini, kedua mahasiswa diharapkan dapat menjadi representasi dari generasi penerus yang inklusif dan profesional dalam bidangnya.(Faiha Azka Azzahira)

SATREPS Project “Strengthening Tropical Forest Resilience Based on Management and Utilization of Genetic Resources Capable of Climate Change Adaptation”

NewsRilis Kamis, 6 Oktober 2022

Fakultas Kehutanan UGM  berkerja sama dengan Japan International Research Center for Agricultural Sciences (JIRCAS), Jepang serta didukung oleh peneliti dari BRIN, KLHK, Perum Perhutani, PT Sari Bumi Kusuma, PT Kutai Timber Indonesia, Sumitomo Forestry, the University of Tsukuba, the Forestry and Forest Products Research Institute/FPPRI, the National Institute for Environmental Sciences, and Nagasaki University mendapatkan hibah penelitian dengan judul “Strengthening Tropical Forest Resilience Based on Management and Utilization of Genetic Resources Capable of Climate Change Adaptation” selama 5 tahun, yaitu tahun 2022-2026. Kegiatan ini didasarkan bahwa  hutan hujan tropis Indonesia merupakan salah satu ekosistem terestrial yang kaya akan species. Banyak diantaranya merupakan spesies endemic yang mendukung lebih dari 10% keanekaragaman hayati tumbuhan di dunia. Tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi menjadi penyokong fungsi ekosistem, yang memberikan berbagai jasa ekosistem kepada manusia (misalnya pengaturan iklim, penyediaan sumber daya genetik, dan peluang pemanfaatan ekowisata). Namun demikian, Indonesia dihadapkan pada masalah degradasi hutan yang berdampak pada penurunan keanekaragaman hayati dan keragaman genetik tanaman, sehingga berakibat pada penurunan produksi kayu dari hutan alam (terutama produk kayu dipterokarpa) dan hutan monsun (terutama produk kayu jati). Untuk itu perlu adanya upaya peningkatan kualitas hutan produksi yang terdegradasi dengan menggunakan jenis unggulan dengan mendasarkan pada keragaman genetic sebagai dasar dalam memuliakan tanaman.

Keragaman genetik sangat penting dalam kaitannya dengan adaptasi ekologi jangka pendek dan evolusi jangka panjang serta kemampuan reproduksi suatu spesies, karena  tanpa adanya keragaman genetik, suatu spesies akan menghadapi kesulitan untuk beradaptasi dengan fenomena perubahan lingkungan akut (yang direpresentasikan oleh perubahan iklim) sehingga lebih rentan terhadap kepunahan. Oleh sebab itu, menjaga keragaman genetik populasi tanaman dalam ekosistem hutan merupakan salah satu aspek terpenting untuk mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan yang lestari.

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk (1) pengembangan individual tanaman unggul yang berdasarkan seleksi genetic dan perbanyakan vegetative; (2) menguji katahanan tanaman unggul terhadap perubahan iklim dan (3) mengevaluasi dampak pertanaman unggul terhadap aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Kegiatan penelitian ini meruapakan hasil dari peta jalan pengembangan tanaman unggul antara Fakultas Kehutanan Kehutanan dan juga mitra sebelumnya diantaranya adalah Perhutani (jati unggul); PT Sari Bumi Kusuma (meranti unggul dan KLHK untuk pengembangan sengon unggul.

Materi genetik unggul hasil seleksi pada program pemuliaan projek ini nantinya  dapat meningkatkan produktivitas hutan secara signifikan. Teknologi inovatif dalam pemuliaan pohon ini diharapkan dapat diadopsi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia dan mitra strategis lainnya untuk untuk mendukung pertanaman jati dan dipterokarpa serta sengon skala besar di Indonesia.

Disisi lain, perubahan iklim dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas hutan karena adanya dampak ketidaksesuaian habitat untuk pertanaman, kehadiran serangan hama penyakit dan sebagainya. Dengan demikian, pengelolaan pertanaman komersial dengan mempertahankan keragaman genetik dan mengadopsi karakteristik genetik terhadap perubahan iklim (strategi adaptif) dan mitigasi perubahan iklim merupakan langkah yang efektif untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas hutan serta mencapai tujuan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan hutan tropis.

Beberapa kajian dan penelitian dalam proyek ini diharapkan akan menghasilkan klon-klon unggul dari beberapa spesies, yaitu Shorea leprosula, S. macrophylla, S. platyclados, Tectona grandis, dan Albizia falcataria, yang menunjukkan ketahanan terhadap perubahan lingkungan (misalnya aridifikasi dan peningkatan suhu). Upaýa penghijauan/aforestasi pada lingkungan yang sesuai di bawah proyeksi perubahan iklim diharapkan dapat menjadi panduan dalam pembangunan hutan tanaman jenis-jenis komersial di Indonesia. Hal ini akan menjadi indikator untuk lebih mempercepat kegiatan penanaman pohon, dan penyerapan gas rumah kaca, serta pemulihan keanekaragaman hayati, khususnya pada hutan alam dipterocarp Indonesia.

Keluaran utama dari proyek strategi adaptif ini adalah pemilihan individu yang memiliki ketahanan yang kuat terhadap perubahan iklim, proyeksi area penanaman yang sesuai dengan perubahan iklim, jasa ekologi adalah evaluasi mitigasi perubahan iklim akibat restorasi hutan dengan strategi adaptif terhadap perubahan iklim dan evaluasi manfaat sosial ekonomi restorasi hutan dengan strategi adaptif bagi masyarakat lokal, yang dapat diusulkan sebagai kriteria tambahan dalam sertifikasi hutan dan investasi ESG (Environment Social Governance) untuk secara finansial mendukung restorasi hutan untuk mengatasi krisis perubahan iklim.

Open Recruitment Sinar Mas Forestry

Beasiswa dan LowonganBeasiswa dan Lowongan Selasa, 13 September 2022

Lowongan PT Sulawesi Cahaya Mineral

Beasiswa dan LowonganBeasiswa dan Lowongan Senin, 12 September 2022

Dukung MBKM, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura dan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada jalin Kerjasama

NewsRilis Rabu, 31 Agustus 2022

Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) bersepakat dengan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Pontianak) untuk melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam rangka Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kesepakatan tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Ir. Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D. dan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Dr. Farah Diba, S.Hut., M.Si. pada tanggal 29 Agustus 2022 di ruang Auditorium Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.Acara penandatanganan Nota Kesepahaman dihadiri oleh jajaran wakil dekan dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada dan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura sebagai wujud dukungan atas kesepakatan melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam rangka Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka bersama-sama.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada menyampaikan bahwa Senat Fakultas Kehutanan memberikan mandat kepada Dekan untuk membangun relasi dengan Fakultas Kehutanan dari berbagai universitas baik dalam negeri maupun luar negeri. Dan ternyata Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura langsung membaca dan menyambut baik rencana kolaborasi Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada dengan beberapa Fakultas Kehutanan dari universitas lain tersebut. Acara penandatanganan Nota Kesepahaman diakhiri dengan foto bersama dan ramah tamah bersama para tamu undangan. (humas.fkt.ugm)

Penerimaan Peserta Baru dan Kuliah Perdana Program Profesi Insinyur Kehutanan Semester Gasal, Tahun Akademik 2022/2023

NewsRilis Rabu, 31 Agustus 2022

Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada kembali menerima peserta baru Program Program Profesi Insinyur Kehutanan. Pada semester gasal tahun akademik 2022/2023 ini tercatat 56 peserta baru yang terdiri dari 42 peserta laki-laki dan 14 peserta perempuan.  Para peserta baru Program Program Profesi Insinyur Kehutanan akan menempuh dua jalur yaitu jalur regular dan jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) sesuai pilihan masing-masing.

Senin, 29 Agustus 2022, Fakultas Kehutanan UGM menyelenggarakan kegiatan penyambutan peserta baru Program Program Profesi Insinyur Kehutanan sekaligus kuliah perdana. Acara dilaksanakan secara Luring di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM yang dihadiri oleh 38 peserta. Peserta yang terkendala untuk hadir dapat mengikuti kegiatan secara daring melalui streaming youtube dengan akun resmi Fakultas Kehutanan UGM.

Hadir dan membuka secara resmi, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja Sama Widiyatno, S.HUt., M.Sc., Ph.D. dilanjutkan penerimaan peserta secara simbolis yang diwakili oleh peserta atas nama Farah Diba, Sugijanto dan Taufik Nur Hidayat.

Acara dilanjutkan dengan penjelasan pembelajaran program profesi di PSPIK oleh Ir. M. Navis Rofii, Ph.D., IPM, dan pemaparan materi tentang Pengenalan Sejarah UGM dan Nilai2 ke UGMan oleh Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, M.Agr.Sc., IPU,  materi Menjadi Insinyur Kehutanan Profesional oleh Ir. Eny Faridah, Ph.D., IPM, materi Etika Profesi Insinyur oleh Dr. Ir. Budiadi, M.Agr.Sc., IPU. , Materi K3LH di Kehutanan oleh Ir. Rini Pujiarti, Ph.D., IPM.

1…2021222324…38
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS KEHUTANAN
Universitas Gadjah Mada
Jl. Agro No. 1 Bulaksumur Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 512102, 6491420 Fax. (0274) 550541
Email: fkt@ugm.ac.id

Informasi Publik

  • Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

© FKT - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju