• UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Visi dan MIsi
    • Kelembagaan Fakultas
    • Sejarah dan Perkembangan
    • Staff Pendidik
  • Akademik
    • Sistem Pendidikan
    • Departemen
    • Sistem Kredit Semester
    • BUKU PANDUAN AKADEMIK
  • KEMAHASISWAAN
    • KEMAHASISWAAN
    • LEM
    • PPSMB Pelestari
  • Penelitian dan Publikasi
    • Berita Penelitian dan Publikasi
    • Penelitian
    • Publikasi
    • Kekayaan Intelektual
    • Jangka Benah
  • Pengabdian Masyarakat
    • Pengabdian Dosen
    • Kerja Sama
    • WANAGAMA
    • KHDTK NGANDONG-GETAS
  • Beranda
  • hal. 14
Archive:

Tag: Bahasa Indonesia

Peran Konservasi Sumber Daya Genetik dalam Pengelolaan Hutan di Indonesia

NewsRilis Senin, 18 Maret 2024

Konservasi sumber daya genetik memegang peran penting baik dalam pengelolaan hutan produksi maupun hutan konservasi seperti cagar alam. Dalam sistem TPTI di hutan produksi dimana Teknik Silvikultur Intensif (Silin) diterapkan, konservasi genetik menjadi penopang upaya pengayaan. Penanaman pengayaan pasca tebang pilih yang dilakukan secara sistematik mengikuti teknik silin akan meningkatkan potensi tegakan untuk keperluan komersial pada rotasi tebangan berikutnya. Di samping itu, penanaman pengayaan juga terbukti dapat meningkatkan keragaman genetik tegakan secara signifikan misalnya pada S. parvifolia, terutama jika dibandingkan dengan tegakan tinggal pasca tebang pilih dengan batas minimum diameter batang pohon (DBH) 40 cm. Penanaman pengayaan yang ideal adalah dengan memanfatkan materi genetik terpilih hasil pemuliaan sehingga dapat meningkatkan produktivitas tegakan. Demikian disampaikan oleh Dr. Sapto Indrioko pada internasional workshop yang bertema “Development of Advanced Mountain Science Research and Education to Establish a Vast Genetic Diversity Database” telah dilaksanakan pada tanggal 4 s.d 10 Maret 2024 di Sugadaira Research Station

Lebih lanjut, Dr. Sapto Indrioko menyampaikan bahwa hutan alam dapat dimaksimalkan fungsinya untuk keperluan konservasi sumber daya genetik terutama untuk jenis yang sudah dikategorikan terancam punah (status: endangered). Sebagai contoh adalah jenis  Dipterocarpaceae yang terancam punah (status: vulnerable) yang tumbuh secara alami di Cagar Alam Kecubung Ulo Lanang, Jawa Tengah, dengan jumlah individu yang relatif sedikit dan luas tegakan yang terbatas, yaitu Dipterocarpus gracilis. Hasil penelitian menunjukkan sempitnya keragaman genetik anakan (wildling) dan rendahnya tingkat keberhasilan permudaan alam. Restorasi diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan regenerasi dan mendukung konservasi sumber daya genetik jenis ini dalam.

Sebagai penutup, Dr. Sapto Indrioko menegaskan kembali perlunya konservasi sumber daya genetik baik untuk jenis komersial seperti S. parvifolia maupun jenis yang dilindungi seperti Dipterocarpus gracilis. Pendekatannya yang perlu disesuaikan dengan kebijakan yang berlaku. Untuk hutan produksi, teknis Silin menjadi pilihan sedangkan di hutan konservasi seperti cagar alam, kaidah restorasi yang dilaksanakan.

Peranan Genome Wide Association Study (GWAS) dan Genomic Selection (GS) dalam Program Pemuliaan Tanaman Hutan di Indonesia

NewsRilis Senin, 18 Maret 2024

Dr. Sawitri salah satu peneliti Pemuliaan Pohon di Fakultas Kehutanan, UGM berkesempatan untuk mengikuti kegiatan internasional workshop yang bertema “Development of Advanced Mountain Science Research and Education to Establish a Vast Genetic Diversity Database” telah dilaksanakan pada tanggal 4 s.d 10 Maret 2024 di Sugadaira Research Station. Menurut Dr. Sawitri, program pemuliaan di Indonesia masih sangat bergantung pada pemuliaan konvensional dimana klon unggul dihasilkan berdasarkan pada seleksi karakter fenotipe saja, dengan beberapa kekurangan yaitu: waktu lama, kurang presisi, dan biaya besar. Genome Wide Association Study (GWAS) dan Genomic Selection (GS) merupakan suatu pendekatan genetic berbasis teknologi yang dapat mengidentifikasi kandidat gen yang berasosiasi terhadap suatu karakter fenotip dan melakukan prediksi terhadap performa fenotip pada generasi yang akan datang tanpa perlu melakukan pengukuran fenotip kembali, sehingga program pemuliaan untuk mendapatkan klon unggul dapat tercapai dengan lebih cepat dan akurat. GWAS dan GS telah diaplikasikan pada beberapa spesies yaitu Shorea spp., dan Tectona grandis. 

Selanjutnya sebagai penutup dalam paparannya disampaikan bahwa program pemuliaan Pinus merkusii dan sengon dengan metode GWAS dan GS patut untuk dikembangkan agar dapat mendukung peningkatan produktivitas hutan tanaman dan hutan rakyat di Jawa maupun luar Jawa. Hal ini sejalan dengan tercapainya tujuan yang berkelanjutan (SDGs) pada poin Zero Hunger dan Life on Land. (Humas/FKT)

Kontribusi Biodiversitas Flora dan Fauna untuk Harmonisasi Alam dan Masyarakat

NewsRilis Senin, 18 Maret 2024

Dalam internasional workshop yang bertema “Development of Advanced Mountain Science Research and Education to Establish a Vast Genetic Diversity Database” telah dilaksanakan pada tanggal 4 s.d 10 Maret 2024 di Sugadaira Research Station, Tsukuba University, salah satu tim peneliti Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Kaharudin menyampaikan bahwa upaya penyelamatan biodiversitas flora dan fauna tropis menjadi penting sebagai aksi nyata dalam pencapaian Pembangunan berkelanjutan (SDGs) terutama tentang Zero hunger, Climate action,  dan Life on land.

Salah satu tipe ekosistem yang perlu menjadi perhatian adalah hutan pegunungan karena mempunyai peran strategis dalam menjaga tata air sebagai sumber utama kehidupan. Hutan pegunungan yang ada di sekitar Yogyakarta adalah Gunung Merapi. Hutan ini mempunyai fungsi sebagai ekowisata serta mempunyai komposisi vegetasi masih asli didalamnya. Salah satu jenis tanaman menjadi penciri hutan dataran tinggi adalah Lithocarpus spp. yang sering ditemui pada jalur pendakian Gunung Merapi. Dalam paparan yang disampaikan oleh mahasiswa S3 FKT UGM,  Ridla Arifiana, M.Sc., menyampaikan bahwa beberapa anggota tanamn dari Lithocarpus spp. sudah masuk ke dalam daftar merah IUCN. Berkenaan dengan hal tersebut Ridla Arifiana, S.Hut., M.Sc. melakukan kajian tentang kesesuaian habitat, kepastian taksonomi, serta variasi genetik, sehingga dapat diketahui distribusi dan kelimpahan serta kerentanannya dari tanaman Lithocarpus spp. Dalam kaitannya untuk mencegah kepunahan di masa mendatang. Hal ini juga dalam rangka untuk mempertahankan vegetasi dan tutupan lahan pada hutan pegunungan sebagai aksi pencapaian SGDs terutama terkait dengan life and land (Humas/FKT).

Publication: Strategi Pengelolaan Hutan Lindung oleh Masyarakat Adat Berbasis Soa (Kasus: Negeri Hutumuri, Kota Ambon, Provinsi Maluku)

berita penelitian dan publikasi Minggu, 17 Maret 2024

Abstract
Negeri Hutumuri sebagai salah satu negeri adat mengelola hutan lindungdalam bentuk soa. Soasebagai bentuk kepemilikan lahan berdasarkan kelompok marga. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi pengetahuan tradisional masyarakat adat NegeriHutumuriberbasis Soaterkait dengan hutan lindung, termasuk praktik-praktik keberlanjutan dan kearifan lokal; 2. Merumuskan strategi untuk pengembangan pengelolaan hutan lindung berbasis Soayang dapat diterapkan di Negeri Hutumuri. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed method. Pengumpulan data dengan cara wawancara, Focus Group Discuss (FGD), observasi dan dokumentasi. Analisis data secara deskriptif kualitatifuntuk mendeskripsikan pengetahuan tradisional masyarakat adat berbasis soa.Analisis SWOT untuk merumuskan strategi pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat adat berbasis soa. Masyarakat adat Negeri Hutumuri mengelola hutan lindung berdasarkan soayang telah dibagi menurut kelompok marga. Soadipimpin oleh kepala soayang membawahi beberapa marga. Soadi Negeri Hutumuri ada 5 Soayaitu SoaMokihutung, SoaPuasel, SoaTutupasar, SoaLapaut dan SoaPattihutung. Walaupun kepemilikan lahan berdasarkan soamerupakan otoritas dari masing-masing soa, namun masyarakat Negeri Hutumuri menjunjung aturan-aturan maupun lembaga yang berwenang mengontrol pengelolaan sumberdaya alam yaitu kewang dan sasi.strategi pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat adat berbasis soasebagai berikut: 1).Menggandeng kelompok soadan masyarakat adat dalam pengembangan program ekowisata yang tidak hanya meningkatkan pendapatan lokal tetapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan dan pelestarian budaya; 2). Mendorong kolaborasi antara masyarakat adat, peneliti, dan akademisi dalam menggabungkan pengetahuan tradisional dengan ilmu dan teknologi modern yang dapat mendukung inovasi dalam pengelolaan hutan yang berbasis pada kearifan lokal; 3). Mengimplementasikan konsep pengelolaan hutan berbasis soasebagai model untuk melibatkan masyarakat adat secara langsung dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan proyek-proyek keberlanjutan; 4). Menyusun program pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi anggota masyarakat adat, khususnya kelompok soa, untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan hutan dan memperluas sumber penghasilan

SDGs:
1. SDGs 1:No Poverty
2. SDGs 10:Reduced Inequalities
3. SDGs 11:Sustainable Cities and Communities
4. SDGs 13:Climate Action
5. SDGs 15:Life on Land

Link Dokumen:
Download

Publication: Reviewing regulations and stakeholder perceptions of ridesharing technical requirements in Indonesia

berita penelitian dan publikasi Jumat, 15 Maret 2024

Abstract
In Indonesia, the Application-Based Taxis (ABT) operators argue that they are not required to undergo periodic testing, unlike in other countries. This research aims to address this issue by conducting a qualitative study using three approaches: regulatory review, comparison of policies from other countries, and in-depth interviews with ABT company officials and 100 drivers. The study found that 41% of drivers refused to follow the regulation, citing financial burdens. The study proposes that ABT vehicles undergo periodical testing for four years, repeated annually, similar to other countries. Random inspections of ABT vehicles on the road are also recommended to increase awareness of vehicle maintenance, with a focus on tire and brake condition. This study aims to improve the roadworthiness of ABT vehicles in Indonesia.

SDGs:
1. SDGs 8:Decent Work and Economic Growth
2. SDGs 9:Industry, Innovation, and Infrastructure
3. SDGs 11:Sustainable Cities and Communities
4. SDGs 13:Climate Action

Link Dokumen:
Download

Kontribusi Program Pemuliaan Pohon untuk Meningkatan Produktivitas Hutan dalam Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)

NewsRilis Jumat, 15 Maret 2024

Dalam meningkatkan kolaborasi dan kerja sama internasional, Tim Fakultas Kehutanan UGM (FKT UGM) menghadiri internasional workshop yang dilaksanakan di Sugadaira Research Station pada tanggal 4 s.d 10 Maret 2024. Pada kesempatan tersebut, salah satu tim Fakultas Kehutanan UGM Prof. Dr. Mohammad Na’iem (Guru Besar Fakultas Kehutanan) menyampaikan topik yang berjudul Contribution Tree Improvement Program to Increase Forest Productivity and to Achieve Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam paparannya beliau menyampaikan bahwa Indonesia selagai salah satu negara tropis yang berada di Asia Tenggara yang memiliki hutan dengan keanekaragaman/biodiversitas flora maupun fauna yang sangat tinggi. Namun demikian, luas dan kualitas hutan kian menurun dari masa ke masa yang sebagian besar disebakan oleh kerusakan antropogenik. Guna memulihkan penutupan luas lahan hutan dan peningkatan produktivitas hutan maka diperlukan program percepatan rehabilitasi hutan dengan penerapan system silvikultur intensif. Hal ini juga diharapkan dapat mempercepat penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Penggunaan benih unggul hasil pemuliaan merupakan salah satu pilar penting untuk mewujudkan tujuan tersebut. Penggunaan klon unggul pada jati terbukti mampu meningkatkkan produktivitas hutan tanaman dengan volume standing stock mencapai 300 m3/ha pada umur 20 tahun dan pada saat yang bersamaan karbon yang mampu tersimpan mencapai 2055,04 Ton C/ha. Pada hutan alam sekunder meranti, penyerapan karbon yang semula hanya sebesar 81,59 ton C/ha, namun penanaman pengayaan (enrichment planting) dengan menggunakan beberapa jenis Dipterocarpaceae  dari genus Shorea spp. yang terbukti cepat tumbuh (fast growing), seperti S. macrophylla, S. parvifolia, dan S. leprosula, dapat meningkatkan penyerapan karbon hingga 139,52 Ton C/ha. Sehingga total penyerapan karbon pada hutan alam setelah 20 tahun dapat mencapai angka 221,11 ton C/ha. Pendekatan program pemuliaan pohon tersebut dapat berkontribusi dalam pencapaian SGDs dan sebagai salah satu aksi nyata mitigasi perubahan iklim khusunya dalam peningkatan peran hutan sebagai penyimpan karbon. (Humas/ FKT)

Tingkatkan kerjasama bidang Konservasi Genetika Hutan, Fakultas Kehutanan kirim Tim Peneliti untuk mengikuti Internasional Workshop di Sugadaira Research Station, Jepang

NewsRilis Jumat, 15 Maret 2024

Fakultas Kehutanan UGM terus meningkatkan kerja sama dan jaringan internasional khususnya dalam bidang kelestarian hutan. Berkenaan dengan hal tersebut, Fakultas Kehutanan UGM ikut berperan dalam workshop internasional dengan topik “Development of Advanced Mountain Science Research and Education to Establish a Vast Genetic Diversity Database”. Workshop ini dilaksanakan di Sugadaira Research Station, Mountain Science Center, University of Tsukuba, pada tanggal 4 s.d 10 Maret 2024. Workshop ini merupakan kerja sama yang dipimpin oleh Prof Yoshiaki Tsuda dari Tsukuba University dengan beberapa universitas, dan salah satunya dari Fakultas Kehutanan UGM yang diketuai oleh Prof. Dr. Widiyatno, S.Hut., M.Sc.

Dalam workshop tersebut, Fakultas Kehutanan UGM mengirimkan peneliti-peneliti  khususnya dari bidang genetika hutan dan konservasi hutan serta mahasiswa  Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM. Delegasi Fakultas Kehutanan dipimpin oleh Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan Sumber Daya Manusia Dr. Kaharuddin, S.Hut., M.Si., beserta beberapa anggota rombongan lainnya yaitu, Prof. Dr. Ir. Mohammad Na’iem, M.Agr.Sc., Dr. Sapto Indrioko, S.Hut., M.P., Dr. Sawitri, S.Hut., M.Sc., dan Ridla Arifriana, M.Sc. Workshop ini diikuti oleh 40 peserta yang berasal dari Indonesia, India, Philippina, Thailand, China, dan Jepang. Selain diskusi tentang genetika hutan dan konservasi hutan, kegiatan ini melakukan field trip untuk mengamati landscape gunung, arsitektur kayu tua, hutan beriklim hangat, maupun hutan kota. Dengan kegiatan ini diharapkan Fakultas Kehutanan dapat berkontribusi untuk mengurangi efek dari pemanasan global. Hal ini sejalan dengan tercapainya tujuan yang berkelanjutan (SDGs) pada poin Zero Hunger dan Life on Land.(Humas/FKT).

Publikasi Buku: Silvikultur: Ilmu Seni dan Teknologi Membangun Hutan

berita penelitian dan publikasi Rabu, 13 Maret 2024

SDGs:
1. SDGs 6:Clean Water and Sanitation
2. SDGs 12:Responsible Consumption and Production
3. SDGs 13:Climate Action
4. SDGs 15:Life on Land

Publication: Utilization of Expired Urea-Formaldehyde with the Addition of Wood Vinegar for Plywood and Particleboard Manufacturing

berita penelitian dan publikasi Rabu, 13 Maret 2024

Abstract
Expired glue is one of the wastes generated from the adhesive and wood processing industries. Non-optimal management of expired glue can cause financial loss and environmental danger. This research tries to utilize the expired urea-formaldehyde (UF) glue with the addition of wood vinegar for producing composite products, i.e., for plywood and recycled particleboard. The materials used in this research were urea-formaldehyde glue past ±6 months from its shelf life/expiration date, wood vinegar from mixed wood, mangium wood veneer, and rubberwood particleboard waste. The manufacture of plywood was done using a glue spread of 170 g/cm², a cold press for 10 min followed by a hot press for 3 min with specific pressure of 12 kg/cm². The particleboard was fabricated using the following conditions: 10 wt% adhesive content, press temperature of 120°C for 10 min, and specific pressure of 25 kg/cm². The addition of wood vinegar decreases solid content and adhesive acidity. Meanwhile, adding wood vinegar tends to increase both composite products’ properties. The best properties of plywood and particleboard are obtained at 30% wood vinegar composition. Acacia plywood bonded with expired UF-30% wood vinegar has a dry shear strength of 16.48 kg/cm², wet shear strength of 14.89 kg/cm², and formaldehyde emission of 0.49 mg/L. Recycled rubberwood particleboard bonded with expired UF-30% wood vinegar has an internal bond strength of 3.65 kg/cm², modulus of rupture of 187.28 kg/cm², modulus of elasticity of 25149.2 kg/cm², screw-holding strength of 61.60 kg, and formaldehyde emission of 3.12 mg/L. The expired UF that has not fully hardened yet was still able to produce composite products with adequate quality, as shown by all properties of plywood and particleboard produced in this research can meet the SNI requirements.

SDGs:
1. SDGs 3:Good Health and Well-being
2. SDGs 9:Industry, Innovation, and Infrastructure
3. SDGs 12:Responsible Consumption and Production
4. SDGs 15:Life on Land

Link Dokumen:
Download

Publication: Asian herbal medicine for atopic dermatitis: a systematic review

berita penelitian dan publikasi Selasa, 12 Maret 2024

Abstract
Asian herbal medicines have been known for decades, and some have been used to treat atopic dermatitis (AD). This chronic and persistent inflammatory skin condition causes severe morbidity and negatively impacts the quality of life. In numerous trials, traditional Chinese medicines have demonstrated clinical efficacy for AD. However, there is no well-documented summary of the wide variety of Asian herbal medicines used in treating AD. We aimed to systematically summarize the use of Asian herbal medicine in AD. An English-language literature search was performed in three electronic medical databases: PubMed, Cochrane Library, and EBSCOhost using keywords [(“atopic dermatitis” OR “atopic eczema”) AND (“traditional” OR “herbal”)] and limited to references published between January 2015 and December 2022. The literature included newborns, infants, children, adolescents, and adults. The review was conducted using the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses extension to determine the main criteria. The content and inclusiveness of the search were filtered using relevant terms (MeSH/Emtree), keywords, titles, and abstracts. Thirteen articles (12 randomized clinical trial + 1 clinical trial) reported a variety of herbal medicine compounds to treat AD with various efficacy. Most studies reported significant improvement when comparing the herbal medicine with a placebo, but only 1 study reported substantial improvement of SCORAD compared to corticosteroids. Asian herbal medicines have been studied and may be used as an alternative treatment in treating AD with fewer adverse effects. However, its role did not change the position of standard treatment in treating atopic dermatitis.

SDGs:
1. SDGs 3:Good Health and Well-being
2. SDGs 12:Responsible Consumption and Production
3. SDGs 15:Life on Land

Link Dokumen:
Download

1…1213141516…38
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS KEHUTANAN
Universitas Gadjah Mada
Jl. Agro No. 1 Bulaksumur Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 512102, 6491420 Fax. (0274) 550541
Email: fkt@ugm.ac.id

Informasi Publik

  • Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

© FKT - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju