• UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Visi dan MIsi
    • Kelembagaan Fakultas
    • Sejarah dan Perkembangan
    • Staff Pendidik
  • Akademik
    • Sistem Pendidikan
    • Departemen
    • Sistem Kredit Semester
    • BUKU PANDUAN AKADEMIK
  • KEMAHASISWAAN
    • KEMAHASISWAAN
    • LEM
    • PPSMB Pelestari
  • Penelitian dan Publikasi
    • Berita Penelitian dan Publikasi
    • Penelitian
    • Publikasi
    • Kekayaan Intelektual
    • Jangka Benah
  • Pengabdian Masyarakat
    • Pengabdian Dosen
    • Kerja Sama
    • WANAGAMA
    • KHDTK NGANDONG-GETAS
  • Beranda
  • hal. 5
Archive:

Tag: Bahasa Indonesia

Webinar Seri 1: Peran Agroforestry untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Kelestarian Pengelolaan Hutan

Rilis Kamis, 19 September 2024

Salah satu rangkaian dalam peringatan Dies Natalis ke-61 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada berupa kegiatan Webinar Seri 1: Peran Agroforestry Untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Kelestarian Pengelolaan Hutan telah diselenggarakan pada Kamis, 19 September 2024. Kegiatan yang berlangsung secara daring ini menghadirkan berbagai narasumber dari multipihak, meliputi pemerintah hingga pakar/guru besar guna terciptanya diskusi yang komprehensif. Sejumlah 281 peserta yang tergabung dalam Zoom dan 215 peserta pada Youtube juga turut aktif bertanya maupun memberikan saran terkait topik yang diangkat.

Pada sesi pertama, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Dr. Ir. Mahfudz, M.P., menjelaskan peranan perhutanan sosial (PS) yang dapat meningkatkan ketahanan pangan melalui 3 pilar PS, di antaranya sosial, ekologi, dan ekonomi. Sejumlah praktik pertanaman agroforestry sudah berjalan di masyarakat, seperti komoditas kopi, alpukat, dll. Tidak tertinggal, aspek hilirisasi juga menjadi perhatian karena berbagai produk akan dihasilkan dari skema perhutanan sosial. Digitalisasi melalui penjualan produk dengan platform daring juga didorong untuk mempercepat pencapaian tujuan.

Salah satu implementasi kegiatan yang menerapkan pola agroforestry ialah aktivitas rehabilitasi hutan. Dalam pemaparannya, Kepala Subdirektorat Reboisasi, Direktorat Rehabilitasi Hutan dan Lahan KLHK, Junediyono, S.Hut., M.Si., turut menyampaikan bahwasannya terdapat 3 krisis utama yang dihadapi saat ini, yaitu perubahan iklim, penurunan keanekaragaman hayati, dan degradasi lahan. Untuk itu, perananan rehabilitasi menjadi penting dalam memperbaiki, mengembalikan, dan menjaga kualitas lahan. Terdapat dua model aplikatif rehabilitasi yang digunakan yaitu agroforestry dan usaha pelestarian sumberdaya alam (UPSA). Hasil nyata kegiatan rehabilitasi dalam berkontribusi untuk ketahanan pangan ditunjukkan oleh beberapa panen sukses oleh petani, mulai dari pala (Lampung), minyak kayu putih (Jateng), dan nangka (Bangka Belitung).

Paparan berikutnya disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Budiadi, S.Hut, M.Agr.Sc., IPU. selaku guru Besar Bidang Silvikultur Agroforestri Tropika, Fakultas Kehutanan UGM. Beliau menjabarkan lebih luas dari istilah pangan yang selama ini hanya terbatas pada tanaman pokok sejenis padi dan jagung. Pangan dari hutan bervariasi, dapat mencakup bahan obat, bahan non-konsumsi, dan produk pangan konsumsi. Kembali lagi pada peranan agroforestry yang dapat menyediakan beragam jenis pangan. Adapun keberhasilan agroforestry dari segi adaptabilitas menjadi hal yang penting dari pada 2 indikator lain (produktivitas dan sustainability). Pasalnya, antara suatu lahan dengan lahan lainnya tentu memiliki karakteristik yang berbeda.

Dalam dinamika agroforestry untuk mendukung ketahanan pangan dan pelestarian hutan, di dalamnya terdapat kontribusi genetik unggul melalui pemuliaan pohon untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Guru Besar Bidang Pemuliaan Pohon, Fakultas Kehutanan UGM, Prof. Dr. Ir. Mohammad Na`iem, M.Agr.Sc., menjelaskan adanya era baru dalam pemanfaatan lahan hutan. orientasi pemanfaatan kini tertuju pada kesejahteraan rakyat (forest for people). Pemanfaatan benih unggul dapat berkontribusi dalam mencapai tujuan tersebut. Salah satu bentuk aktualnya ialah pada jenis jati (Tectona grandis) yang kini telah dimuliakan. Meski demikian, peranan multisector tetap diperlukan dalam kaitannya pengelolaan kolaboratif multistake holder guna mencapai pengelolaan hutan jawa yang prospektif dan lestari.

Bahwasannya topik ketahanan pangan dan pelestarian hutan tidaklah jarang menimbulkan hal yang kontradiktif. Akan tetapi, bukan berarti tidak ada peluang dalam mencapai solusi yang dapat mengakomodir kedua belah pihak. Pengkombinasian antara tanaman kehutanan dan non-kehutanan atau yang dikenal dengan istilah agroforestry mampu menjawab tantangan global terkini yang tengah dalam bayang-bayang perubahan iklim. Adanya webinar yang melibatkan multipihak ini menjadi forum diskusi berbagai pandangan dan latar belakang. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan poin-poin penting yang turut menjadi pertimbangan baik pada level tapak hingga perumusan kebijakan. Tidak hanya itu, pelaksanaan Webinar Seri 1: Peran Agroforestry Untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Kelestarian Pengelolaan Hutan ini juga berkontribusi dalam pencapaian Suistainable Development Goals (SDGs) nomor 2, 5, dan 17.

Materi Webinar seri 1 bisa di download melalui link dibawah ini:
  Download Materi

Webinar Seri 1: Peran Agroforestry Untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Kelestarian Pengelolaan Hutan

AgendaAgenda Penelitian dan LiterasiEvent Rabu, 11 September 2024

Dalam rangka Dies Natalis ke-61 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, akan diselenggarakan Webinar Seri 1 dengan tema :

PERAN AGROFORESTRY UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DAN KELESTARIAN PENGELOLAAN HUTAN

Webinar dilaksanakan pada:
🗓 Kamis, 19 September 2024
🕑 Pukul: 08.00-11.00 WIB
🎥 Zoom Meeting:
Meeting ID: 979 6845 7686
Passcode: Agrofkt61

Narasumber:
👤 Dr. Ir. Mahfudz, M.P. (Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK) “Peranan Kehutanan Sosial untuk Mencapai Sustainable Development Goals (SDG’s)”
👤 Ir. Nikolas Nugroho Surjobasuindro, S.Hut., M.T. (Direktur Rehabilitasi Hutan, Direktorat Jenderal PDASRH KLHK) “Kontribusi Rehabilitasi Hutan untuk Peningkatan Ketahanan Pangan dan Kelestarian Hutan Indonesia”
👤Prof. Dr. Ir. Budiadi, M.Agr.Sc., IPU. (Guru Besar Bidang Silvikultur Agroforestri Tropika, Fakultas Kehutanan UGM) “Implementasi Agroforestry dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”
👤Prof. Dr. Ir. Moh. Na’iem, M.Agr.Sc. (Guru Besar Bidang Pemuliaan Pohon, Fakultas Kehutanan UGM) “Strategi Pemuliaan Pohon untuk Mendukung Rehabilitasi Hutan Berbasis Masyarakat”

Moderator:
👤 Prof. Ir. Widiyatno, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPM (Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM)

Pendaftaran Free melalui:
  Pendaftaran Webinar Seri 1

(dibuka s.d. 18 September 2024)

Fasilitas:
E-Sertifikat

Narahubung :
083840072421

Posbindu: Upaya Fakultas Kehutanan UGM dalam Promosi Kesehatan dan Pencegahan PTM

NewsRilis Sabtu, 7 September 2024

Sehat adalah kondisi tubuh yang bebas dari penyakit, baik fisik maupun batin. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan harus dijaga. Untuk mendukung kesehatan seluruh sivitas Fakultas Kehutanan, diselenggarakan pelatihan kader POSBINDU pada hari Rabu—Kamis, 4—5 September 2024, dengan narasumber dari tim POSBINDU Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kependidikan dalam pencegahan dan deteksi dini Penyakit Tidak Menular (PTM) melalui kegiatan POSBINDU, mengembangkan kader-kader yang dapat melaksanakan kegiatan POSBINDU secara mandiri di lingkungan kerja mereka, serta memfasilitasi pelaksanaan program POSBINDU di Fakultas Kehutanan UGM sebagai bagian dari upaya promosi kesehatan di lingkungan institusi.

     

Setelah rangkaian pelatihan selesai pada Jumat, 6 September 2024, dilaksanakan kegiatan POSBINDU untuk mendeteksi penyakit tidak menular dengan sasaran dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan untuk memeriksa tekanan darah, gula darah, kolesterol, berat badan, dan lingkar perut, serta meningkatkan kesadaran seluruh sivitas akademika mengenai kesehatan diri sendiri, dan memberikan edukasi tentang pencegahan penyakit tidak menular. Petugas pada meja 1 sampai 4 berasal dari kader POSBINDU Fakultas Kehutanan, sementara untuk meja 5 dibantu oleh tim FKKMK. Di meja 5 ini, para peserta POSBINDU diberikan edukasi terkait hasil tes dari meja 1 sampai 4. Kegiatan POSBINDU diawali dengan senam bersama yang dilanjutkan dengan sarapan bersama di halaman timur gedung IFFLC.

   

Penulis & Foto: Humas FKT

Penerjunan dan Serah Terima Mahasiswa Magang Merdeka Belajar Fakultas Kehutanan UGM di BPDAS Serayu Opak Progo

NewsRilis Kamis, 5 September 2024

Yogyakarta, 2 September 2024 – Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali melaksanakan penerjunan dan serah terima mahasiswa Magang Merdeka Belajar di Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Serayu Opak Progo. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja langsung di lapangan bagi para mahasiswa serta memperkuat kolaborasi antara dunia akademik dan praktisi di bidang kehutanan.

Sebanyak 15 mahasiswa dari Fakultas Kehutanan UGM, yang berasal dari tiga departemen yaitu Konservasi Sumberdaya Hutan, Manajemen Hutan, dan Silvikultur, serta 5 mahasiswa dari Program Studi Pengelolaan Hutan Sekolah Vokasi UGM, diterjunkan dalam program ini. Para mahasiswa ini diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan teoretis yang telah mereka pelajari di kampus ke dalam praktik nyata di lapangan. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mereka mengenai tantangan dan dinamika pengelolaan hutan dan daerah aliran sungai di Indonesia.

Penerjunan mahasiswa dilakukan oleh Dr. Daryono Prehaten, S.Hut., M.Sc., selaku Sekretaris Program Studi S1 Kehutanan, bersama dengan tim dosen lainnya. Mahasiswa diterima secara langsung oleh Kepala BPDAS Serayu Opak Progo, Arief Setiyo Utomo, S.Hut., M.For.Sc., beserta jajaran, yang menyambut baik kedatangan mahasiswa dan mengapresiasi semangat mereka untuk belajar dan berkontribusi dalam pengelolaan sumber daya alam.

Setelah acara serah terima, mahasiswa diberikan orientasi dan penjelasan mendalam mengenai tugas dan tanggung jawab di setiap seksi yang ada di BPDAS SOP. Orientasi ini mencakup penjelasan mengenai Seksi Perencanaan dan Evaluasi DAS, yang berfokus pada penyusunan rencana pengelolaan dan evaluasi kinerja DAS; Seksi Penguatan Kelembagaan DAS, yang bertugas memperkuat kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan DAS; Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan, yang menangani kegiatan rehabilitasi dan restorasi ekosistem hutan; serta Persemaian Permanen, yang berperan dalam penyediaan bibit tanaman untuk kegiatan rehabilitasi. Dengan pemahaman yang komprehensif ini, mahasiswa diharapkan dapat lebih siap menghadapi tantangan yang akan dihadapi selama program magang.

Program Magang Merdeka Belajar ini akan berlangsung selama satu semester penuh, mulai dari 2 September 2024 hingga 13 Desember 2024. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, program magang kali ini memiliki bobot 20 SKS, menunjukkan peningkatan beban akademik yang lebih besar dan penekanan pada pentingnya pengalaman kerja di lapangan. Kepala BPDAS SOP, Arief Setiyo Utomo, S.Hut., M.For.Sc., mengingatkan para mahasiswa untuk mengikuti seluruh kegiatan magang dengan penuh dedikasi dan komitmen. Beliau menekankan bahwa pengalaman praktis ini tidak hanya akan memperkaya pengetahuan mahasiswa, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan profesional di masa depan.

Dengan adanya program ini, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengalaman lapangan yang berharga, meningkatkan keterampilan praktis, serta membangun jaringan profesional yang luas. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memperkuat sinergi antara dunia akademik dan praktisi di lapangan, sehingga dapat bersama-sama berkontribusi dalam upaya pelestarian dan pengelolaan hutan serta daerah aliran sungai yang berkelanjutan.

Penulis & Foto: M. Satria Gasa

Publication: Use of a mechanistic wind damage risk model to select Eucalyptus clones resistant to stem breakage and uprooting in tropical plantations

berita penelitian dan publikasi Kamis, 5 September 2024

Abstract
Wind damage in Eucalyptus plantations are one of the main factors affecting fibre productivity losses in Sumatra, Indonesia. High levels of damage start between 1.5 and 3.5 years old, with total wind damage of between 7 % and 15 % by area in Eucalyptus plantations. The characteristics of the plantation stands are the most critical factors influencing the level of damage. In this study, the ForestGALES wind damage risk model was parameterised for Eucalyptus clones growing in the Riau Province, Indonesia. Measurements of tree morphology, wood strength (modulus of rupture and modulus of elasticity), and uprooting resistance were made on two clones with very different known vulnerability to wind damage. The uprooting resistance was linearly correlated to stem weight and was not significantly different between the two clones. The ForestGALES model was run for plantations of these clones with known levels of damage using the measured parameter values. Damage levels were set at 20 %, 27 %, and 30 % at the ages of 1.5, 2.5, and 3.5 years, respectively. The model was able to successfully discriminate between damaged and undamaged stands using the Receiver Operator Characteristic (ROC) with Area Under the Curve (AUC) values of between 0.77 and 0.95. In addition, a significant difference in calculated critical wind speed (CWS) values between the two different clones was observed, where CWS is the wind speed at which there is a nominal 50 % probability of wind damage occurrence. This indicates that the ForestGALES model can be used for predicting the probability of different levels of damage in Eucalyptus plantations growing in the tropics and as a tool for tree breeders to classify individual clone resistance and susceptibility to wind damage.

SDGs:
SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim
SDG 15: Ekosistem Daratan

Link Dokumen:
Download

Publication: The Development of Micro-zonation of Vegetation for Conservation of Plawangan Hill in Mount Merapi National Park, Indonesia

berita penelitian dan publikasi Senin, 2 September 2024

Abstract
The micro-zonation of vegetation was developed by using the criteria and sub-criteria derived from other objectives, as documented in the literature of previous studies. This study employed the K-means clustering algorithm to discern variations in the criterion. The Analytical Hierarchy Process (AHP) analytical technique was utilized to estimate the weight and score of criteria that were vital for producing the micro-zonation of vegetation. Hence, the data collection procedure entailed conducting comprehensive interviews and manually completing questionnaires with experts. A total of four experts participated, including professionals from Taman Nasional Gunung Merapi and the forestry department of Universitas Gadjah Mada. The spatial evaluation was conducted using ArcMap 10.4 software following the processing of the Analytic Hierarchy Process (AHP) utilizing an Excel sheet. The objective is to develop a geo-ecological model by creating a micro-zonation for vegetation on Plawangan Hill for conservation. The results showed that the AHP analysis of the micro-zonation of vegetation resulted in the highest weight (0.197) for the history of volcanic eruptions. Following this were the vegetation characteristics based on altitude (0.128), land cover (0.117), TNGM zone (0.096), elevation (0.092), slope (0.082), intensity of rainfall (0.073), and soil nutrients (0.056). The micro-zonation of vegetation further resulted in five clusters and five priorities. Cluster 3 became priority 1 and had an area of 33.56 hectares, or 24%, followed by Cluster 1, which became second priority and had an area of 26.55 hectares, or 19%. Cluster 5 became the third priority and had an area of 36.08 hectares, or 26%, while Cluster 4 became the fourth priority and had an area of 35.15 hectares, or 25%. The last zone was cluster 2, which became the fifth priority and had an area of 6.88 hectares, or 5%. The findings then proposed activities that could be greatly beneficial to apply to Plawangan Hill as a conservation area. The Plawangan Hill wilderness zone comprised nearly 70% of the area that was designated as a priority zone. All clusters, except for cluster 4, exhibited attributes associated with the utilization and wilderness zones of research areas. The TNGM’s managerial team shall prioritize and take significant measures to conserve the land, which is designated as a utilization zone. It is imperative to reforest and restore certain regions of Plawangan Hill with indigenous vegetation that is well-suited to the ecosystems of the Low Land Tropical Forest and the Low Mountain Tropical Forest.

SDGs:
SDG 6:Clean Water and Sanitation
SDG 11:Sustainable Cities and Communities
SDG 13: Climate Action
SDG 15: Life on Land

Link Dokumen:
Download

Publication: Mapping spatial analysis of fish disease incidence and antibiotic resistance trends in selected provinces of Indonesia

berita penelitian dan publikasi Minggu, 1 September 2024

Abstract
Monitoring and visiting farmers affected by fish mortality is imperative. It offers insights into fish disease mapping and the trend of antibiotic resistance, serving as a fundamental for future strategies for preventing and treating fish diseases. The data collection was carried out by visiting farmers who suffered from fish mortality in 2022 in East Java, South Kalimantan, and Bali provinces. A total of 128 samples of infected fish were collected and analyzed using PCR and standard microbiological methods, and the findings were analyzed using spatial analysis and visual interpretation. Based on PCR results, the prevalence of fish diseases showed 65% iridovirus cases in gourami and tilapia, 31% in tilapia was TiLV, and 4% were Francisella sp. infection in tilapia. According to the results of microbiological tests, 86% of Edwardsiella tarda samples in pangasius were resistant to Oxytetracycline. Aeromonas sp. infection was the highest case in catfish, 58% were sensitive to Sulfamethoxazole. Streptococcosis was a typical tilapia disease that was 62% susceptible to Enrofloxacine and Sulfamethoxazole. Cases of Nocardia sp. and Staphylococcus sp. infection in gourami were found to be 71% intermediate to Enrofloxacine and Oxytetracycline, respectively.

SDGs:
SDG 3: Good Health and Well-being
SDG 12:Responsible Consumption and Production
SDG 14: Life Below Water
SDG 15: Life on Land

Link Dokumen:
Download

Berbagai negara hadir dalam International Forestry Summer Course 2024

NewsRilis Minggu, 1 September 2024

Fakultas Kehutanan UGM menggelar kegiatan The VIIIth International Forestry Summer Course bertajuk ‘Tropical Forest Development Toward Carbon Neutrality and SDGs’ yang berlangsung selama 15 hari mulai tanggal 12-26 Agustus 2024. Koordinator FSC 2024 Ir. Rini Pujiarti, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPM dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan dilaksanakan secara blended dimulai tanggal 12-16 Agustus 2024 yang dilaksanakan secara full on line dan tanggal 17-26 Agustus 2024 secara blended on site dan on line. Bentuk kegiatan berupa kuliah kelas, penugasan mandiri, field study, dan cultural study.

Total peserta yang mendaftar sebanyak 134 peserta (50 peserta on site dan 84 peserta on line) dari 25 negara yaitu Afganistan, Bangladesh, India, Pakistan, Jepang, Kenya, Malaysia, Mexico, Nigeria, Gambia, Filipina, Taiwan, Indonesia, Ghana, Macedonia, Malawi, Tanzania, Uganda, Yemen, Zimbabwe, China, Irish, Nepal, Afrika Selatan, dan Spanyol.

Pembicara yang berkontribusi dalam kegiatan ini sebanyak 24 orang (13 pembicara internasional dan 11 pembicara nasional) dari Kyoto University Jepang, The University of British Columbia, Kasetsart University Thailand, Kyushu University Jepang, Universiti Malaysia Sabah, Yayasan Konservasi Alam Nusantara, Sinarmas, Utrecht University Netherland, Universiti Putera Malaysia, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, WWF, Sabah Forestry Department-Forest Research Centre Malaysia, Universiti Teknologi MARA Malaysia, Nagoya Univesrity Jepang, King Mongkut’s University of Technology Thonburi Thailand, Exeter University UK, Fakultas Geografi UGM, dan Fakultas Kehutanan UGM.

Kegiatan ini merupakan upaya UGM untuk menuju “World Class University” serta Fakultas Kehutanan UGM dalam mengembangkan kualitas dan jejaring pelaksanaan tridharma dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam pelestarian hutan dan lingkungan.

Saat ini berbagai negara berkomitmen untuk netralisasi karbon serta berupaya mendukung dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs). Dalam tema besar Summer Course 2024 ini disajikan pembelajaran mengenai pengelolaan hutan lestari dan nilai ekonomi karbon, silvikultur untuk optimasi serapan karbon, pemanfaatan hasil hutan dan jasa lingkungan, konservasi biodiversitas dan jasa ekosistem serta pengenalan dan pertukaran budaya nusantara. Keseluruhan materi pembelajaran yang disajikan sangat relevan untuk mendukung aksi mitigasi perubahan iklim dalam bentuk peningkatan cadangan karbon, pengurangan emisi CO2 dan sejalan dengan pencapaian tujuan SDGs.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM Ir. Dr. Sigit Sunarta, S.Hut, M.Sc., M.Agr., IPU dalam sambutannya menyampaikan bahwa “Hutan tropis sebagai paru-paru dunia memegang peran penting dalam menyerap karbon dioksida, melepaskan oksigen, dan menjaga keseimbangan iklim global. Namun, hutan-hutan ini menghadapi ancaman penggundulan hutan, penebangan liar, dan perubahan iklim. Hal tersebut merupakan tanggung jawab kita sebagai pengelola ekosistem yang berharga ini untuk menemukan cara-cara yang inovatif dan berkelanjutan untuk melindungi dan memulihkannya. Summer Course ini memberikan kesempatan yang sangat berharga bagi kita untuk saling belajar, berbagi pengalaman, dan mengembangkan strategi yang akan membantu kita bergerak menuju netralitas karbon dan pencapaian ‘’Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat semakin mengembangkan jejaring kerjasama bidang akademik dengan institusi luar negeri terutama dalam mendorong terciptanya program research collaborative, student exchange, joint degree, dan Double degree.

Penulis: Rini Pujiarti

Foto: Panitia Summer Course 2024

Publication: Energy storage of Indonesian community forest tree species employing allometry equations for designing the next strategies

berita penelitian dan publikasi Kamis, 29 Agustus 2024

Introduction
This study estimates community forest tree species’ energy using allometric models. Accurate tree-level energy stock estimation is needed to evaluate community forest tree species for renewable energy development. Three commercial species in community forests utilized as temporary energy sources, Falcataria moluccana, Swietenia macrophylla, and Tectona grandis were sampled by cutting 45 trees. Those tree types were investigated as co-firing materials supplied by the community while the region develops a strategy including finding the best species for continuous wood energy stock to power Java and Bali.

SDGs:
SDG 7:Affordable and Clean Energy
SDG 12: Responsible Consumption and Production
SDG 13: Climate Action
SDG 15: Life on Land

Link Dokumen:
Download

Publication: Metabolic and Biochemical Performances of Abaca (Musa textilis Née) under Intermediate and Advanced Phase Agroforestry System

berita penelitian dan publikasi Rabu, 28 Agustus 2024

Abstract
Abaca, one of the potential fiber crops with high-quality fiber and promising economic value, is mainly established under the agroforestry system, for it is considered a non-primary crop. The study aims to observe the metabolic and biochemical performance as well as the fiber quality of abaca under the agroforestry system. The experimental design used in this study was nested with two types of agroforestry systems, i.e., intermediate phase (Fase Tengah, FT) and advanced phase (Fase Lanjutan, FL) and was conducted during the rainy season. Parameters observed in this study were divided into edaphic and climatic parameters, oxidative response parameters, foliage macro- and micronutrient, and fiber quality. Despite poor soil quality compared to FL, higher relative humidity (4.35%), lower temperature (2.73%), and lower shading intensity were observed in FT. Improved soil characteristics in FL, viz. soil water content (19.64%), organic carbon (72.89%), porosity (4.29%), cation exchange capacity (13.77%), and pH (35.13%), were unable to compensate plant stress induced by the high shading intensity at 83.99%. Consequently, it contributed to higher levels of malondialdehyde, superoxide anion, hydrogen peroxide, superoxide dismutase, peroxidase, and phenol by 0.07%, 1.86%, 32.66%, 0.08%, 14.63%, and 35.08%, respectively, due to shading stress. Nevertheless, ascorbic acid content in FL was lower (18.90%) compared to FT. Higher fiber diameter (23.53%) and tensile strength (18.77%) of abaca in FT were observed compared to FL. The improved microclimatic conditions under FT promoted the high adaptability of abaca to poor soil quality. Therefore, it contributed to enhanced growth and fiber quality compared to FL. Pruning is pivotal to managing shading intensity.

SDGs:
SDG 2:Zero Hunger
SDG 12:Responsible Consumption and Production
SDG 13:Life on Land
SDG 15:Climate Action

Link Dokumen:
Download

1…34567…38
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS KEHUTANAN
Universitas Gadjah Mada
Jl. Agro No. 1 Bulaksumur Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 512102, 6491420 Fax. (0274) 550541
Email: fkt@ugm.ac.id

Informasi Publik

  • Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

© FKT - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju